Disela-sela kunjungan tersebut, Billy juga mengucapkan terimakasih kepada pihak kampus yang telah menerima dan mendidik adik-adik Papua yang berkuliah di kampus ini.
Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh. Agenda pertama di Aceh Billy Mambrasar mendatangi Kampus tertua di provinsi ini, Universitas Syiah Kuala, bertemu dengan Pihak Rektorat, perwakilan Mahasiswa, dan Pengurus HKTI Provinsi Aceh.
Tujuan diadakanya pertemuan tersebut adalah untuk mendiskusikan terkait rencana kolaborasi dan kerja bersama meluncurkan program Petani Milenial, yakni program di bawah Kementerian Pertanian, untuk menciptakan 2.5 Juta Petani di usia muda dan produktif, yang dapat mendorong peningkatan ketahanan Pangan Indonesia, sesuai dengan visi dan misi Presiden RI.
Untuk mencapai hal tersebut, Staf Khusus Presiden RI dipanggil bertemu dengan Menteri Pertanian pada akhir tahun 2020, dan merancang sebuah program dukungan, menciptakan 100,000 Petani muda, yang akan menjadi bagian dari data talenta 2.5 Juta petani tersebut.
“Pak Yasin Limpo bersama-sama dengan jajaran dibawahnya begitu bersemangat, dan antusias u
“Sebagai Staf Khusus Presiden yang membidangi Inovasi, Milenial, Pendidikan dan Entrepreneurship saya akan terus berupaya mendorong kampus agar terus melahirkan generasi muda yang progresif dan inovatif untuk membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045”. Kata Billy yang juga ada seorang duta SDG’s.
Dalam kunjungan ke Universitas Syiah Kuala, Billy di jamu oleh Wakil Rektor bidang umum dan keuangan Dr. Ir. Agussabti, M.Si. dan Wakil Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. Hadir juga dalam kunjungan tersebut ketua Pemuda Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Aceh, Nurul Fazri.
Poin-poin kesepakatan yang akan disepakati antara Stafsus Billy Mambrasar, Pemuda HKTI dan Universitas Syiah Kuala adalah berbagai bentuk kerjasama dan kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan, untuk mendukung terlaksananya program ini.
“Saya berasal dari Papua, dan Papua Aceh merupakan 2 provinsi terujung di Indonesia, yang harus menjadi bagian dari Program ini. Di Provinsi Papua dan Papua Barat, ada sebuah Gerakan anak Muda, yakni Gerakan kewirausahaan di bawah Payung Papua Muda Inspiratif, yang menjadi gerbong program ini disana.
Sementara di Aceh ini, akan ada kolaborasi lintas pemangku kepentingan, seperti kerjasama dengan HKTI dan Duta Petani Milenial ini” Jelas Staf Khusus Presiden yang berasal dari Papua ini.
Billy Mambrasar Mengatakan, dalam menjalankan mandat untuk menciptakan 100 Ribu dari 2,5 juta skala nasional, saya selalu menggandeng komunitas/pemuda lokal. Seperti untuk Papua dan Papua Barat akan di gerakan oleh teman Papua Muda Inspiratif dan di Aceh di gerakan oleh HKTI dan juga komunitas lain yang ingin terlibat. Dalam mandat ini juga kami memiliki empat kelompok, sebagai berikut:
1. Menjadikan mereka-mereka yang tidak tertarik menjadi Petani untuk terjun ke Sektor ini. 40% dari total peserta program akan jatuh dalam kategori ini
2. Menjadikan mereka yang telah terjun ke sektor ini untuk memiliki kemampuan kewirausahaan. Sekitar 30% dari peserta program ini akan jatuh dalam kategori ini.
3. Mendorong pelaku usaha tani untuk menggunakan teknologi dalam melakukan usaha mereka. Sekitar 20% akan jatuh dalam kategori ini.
4. Mendorong mereka yang telah berbisnis dalam sektor ini, untuk dapat menjadi pelaku usaha ekspor. Sekitar 10% akan jatuh dalam sektor ini
Disela-sela kunjungan tersebut, Billy juga mengucapkan terimakasih kepada pihak kampus yang telah menerima dan mendidik adik-adik Papua yang berkuliah di kampus ini.
“Mari membangun Narasi bersama, membangun Indonesia dari ujung-ujung negeri ini”, Ucap Billy Mambrasar optimis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews