Saat terlalu berharap ternyata harus "kuciwa" karena memilih kucing dalam karung...
Ijinkan saya menulis tentang politik.Bukan karena tahu dan mengerti politik, namun karena kegalauan mendalam tentang partai dan kiprahnya yang semakin tidak jelas.
Saya membaca, mengendapkan berita, merenungkan dan mencoba menganalisanya, tetap saja apa yang saya lihat ttg partai itu selalu kabur.
Untungnya berkat Jokowi saya masih percaya ada orang yang tulus bekerja buntuk negara dan bangsa. Indonesia masih punya harapan masa depan dengan kepemimpinan seperti Jokowi.
Bukan karena saya fanatik memilihnya tapi obyektif di antara pemimpin lainnya dia masih yang terburuk. Yang lainnya terutama yang terjun dalam politik praktis, haknya dalam pembelajaran rakyat terganjal aturan dan kekuasaan partai yang absolut cenderung poin plan dan suka suka.
Apalagi dengan adanya politik dinasti semakin runyamlah negeri ini oleh tarik menarik menarik kepentingan (partai).
Apa yang diharap oleh partai yang orientasi cuma uang kekuasaan dan. Sebagus apapun kadang pesimis apakah tahun 2024 benar tahun gelap politik karena kader yang tidak sesuai ekspektasi.
Semoga saya salah. Partai mempertimbangkan bibit bibit bebet dan juga semangat mengabdi yang besar bukan hanya semangat untuk melestarikan kekuasaan dengan membangun dinasti dan susah lepas dari ambisi kekuasaan.
Kali ini kepercayaan pada partai masih tipis, dan akan berat jika pada akhirnya tidak ada tokoh yang sesuai seperti halnya Jokowi.
Tapi saya harus adil sejak dalam pikiran, sehingga Indonesia tetap mempunyai pemimpin yang benar benar fokus untuk rakyat. Tapi tokoh seperti biru Khan setiap tahun lahir?
Partai politik benahi saja segala preferensi politik kalian. Jangan biarkan kami perang komentar sendiri karena tidak ada patron jelas siapa idealnya pemimpin kami.
Saat terlalu berharap ternyata harus "kuciwa" karena memilih kucing dalam karung...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews