5 Butir Penting Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai

Selasa, 26 Februari 2019 | 10:17 WIB
0
486
5 Butir Penting Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai
Pemilu Damai (dok.pribadi)

Deklarasi penulis untuk pemilu damai yang digagas oleh Pepnews perlu kita dukung.

Mengapa?

Karena ini penting untuk masa depan demokrasi Indonesia. Saat ini anak muda utamanya generasi milenial saja sudah apatis untuk berpolitik. Apalagi jika ditambah dengan fenomena perang tagar yang membuat mereka semakin malas untuk menyimak apa yang terjadi.

Jika ini dibiarkan tentu kita akan kehilangan generasi penerus masa depan. Anak muda sudah saatnya melek politik, lebih bagus lagi terjun dalam dunia politik. Menggantikan senior-senior mereka.

Langkah tersebut harus mereka lakukan jika memang selama ini mereka merasa ada yang tidak beres dalam pemerintahan. Bukan hanya ngetwit dan menyalahkan keadaan.

Mereka pun harus turun tangan, melangkah bersama, menjadi bagian yang bisa mengubah kebijakan untuk kepentingan rakyat.

Bangsa ini butuh inovasi dan kreatifitas untuk meningkatkan daya saing. Jawaban itu ada di tangan anak muda.

Kenapa?

Contoh keberadaan startup hingga bisa mencapai level unicorn inilah jawabannya. Startup atau perusahaan rintisan ini sebagai jawaban terhadap masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar.

Hadirnya startup harus kita akui semakin memudahkan kehidupan serta menjadi jawaban terhadap masalah yang selama ini tak kunjung terselesaikan.

Dulu kita tak pernah berpikir bagaimana caranya harus mencari makanan untuk tamu yang sedang berkunjung ke rumah tanpa harus meninggalkan tamu sendirian. Apalagi memesan tiket pesawat tanpa harus repot telpon atau mendatangi agen dengan harga jauh lebih murah secara transparan.

Korelasinya, jika posisi vital dalam pemerintahan dipegang oleh anak muda yang berpengalaman, tentu kinerja kementerian akan semakin kencang mencari solusi dan menyelesaikan hambatan-hambatan di lapangan.

Tapi, sayangnya kini banyak juga anak muda banyak yang takut untuk terjun dalam dunia politik.

Mereka yang masih muda dan terjun dalam dunia politik tak lain karena punya garis keturunan dari orang tuanya. Selebihnya adalah para aktivis yang dulu senang berdemo tapi gagal dalam menghadirkan solusi bagi rakyat.

Agar anak muda tak semakin menjauh dari dunia politik inilah kita perlu mewujudkan pemilu yang damai. Jangan sampai ada anggapan bahwa pemilu adalah sumber kericuhan yang menyebabkan negara ini gagal dalam menerapkan demokrasi.

Pernyataan ini sangat berbahaya dan menunjukkan rasa apatis dari kalangan muda yang sudah muak dengan pertengkaran politik.

Saya mencatat setidaknya ada 5 butir penting dalam deklarasi penulis untuk pemilu damai.

1. Kebebasan Berpendapat

Setiap anak muda harus diberikan kebebasan dalam bersuara. Termasuk seperti Achmad Zaky. Jangan lantas alergi dengan kritik dari sosok Achmad Zaky. Karena esensi yang disampaikan oleh Achmad Zaky ada benarnya meskipun cara penyampaiannya yang kurang tepat.

Masyarakat juga perlu secara fair menilai sosok yang berpendapat, bukan malah menyalahkan tempat di mana ia mencari nafkah.

Kasus seperti Achmad Zaky ini pun membuat saya teringat dengan kasus yang menimpa Zulfikar Akbar. Sebagian orang marah pada cuitan Zulfikar tetapi menebar bara pada tempat ia bekerja, hingga ia pun kehilangan pekerjaan.

Cara seperti ini tidak tepat. Karena setiap individu punya hak untuk berpendapat. Jadi, jangan serta merta dicari-cari kesalahannya dan dikaitkan dengan di mana ia bekerja.

Bisa saja ini yang membuat banyak anak muda tutup mulut karena menyangkut privasi mereka, menyangkut pekerjaan mereka, perkembangan bisnis mereka, serta karir mereka dalam bidang yang berbeda.

2. Melawan Hoaks

Berpendapat pun ada batasnya. Silakan berpendapat tapi tolong jangan menyebarkan dusta dan kebohongan, apalagi fitnah yang menyudutkan orang lain.

Cara-cara seperti ini jelas tidak dibenarkan dalam kacamata apapun.

Meski Trump sukses menggapai kursi kepresidenan tak lantas harus dijadikan contoh apalagi panutan.

Sebagai orang timur, kita harus lebih beradab. Tunjukkan marwah ketimuran kita sebagai bangsa yang menjunjung kebenaran.

Bukankan jiwa patriot pun sangat menjunjung kebenaran?

3. Menyajikan Fakta dan Data

Cara yang bisa kita lakukan untuk melawan hoaks bukan dengan hoaks lagi. Api tak mungkin dilawan dengan api.

Adu argumen data dan fakta inilah yang akan membuat kita semakin kaya. Silakan Anda berdebat sampai mengeluarkan urat leher tapi jangan pernah semata beradu retorika dalam tataran normatif saja.

Dengan data dan fakta, rakyat pun akan belajar bahwa pemimpin mereka beradu gagasan, beradu pendapat dengan cara yang tepat, bukan sekadar beradu wacana belaka.

Harapan saya, Pepnews sebagai wadah bagi para penulis, bisa dijadikan media untuk menyajikan fakta dan data dengan sudut pandang sebagai warga biasa.

4. Membela yang Tak Bersalah

Bully terhadap penulis atau orang yang punya pandangan berbeda sebaiknya dihindari. Salah satu hal yang saya pelajari di masa awal-awal berdirinya Kompasiana yang juga digagas oleh kang Pepih Nugraha, ada aturan tidak tertulis untuk melawan tulisan dengan tulisan.

Maka, saya tidak sependapat ketika ada orang yang dibully dan menyerang sisi personalnya hanya karena perbedaan gagasan semata.

Kita memang harus banyak belajar dari tokoh-tokoh bangsa yang berbeda pendapat dan keras dalam adu argumen lewat tulisan, tapi tetap menjadi sahabat kental.

Inilah yang sulit untuk kita dapatkan figur-figur seperti api perseteruan antara Hamka dan Pramoedya Ananta Toer yang akhirnya dipersatukan lewat Islam seperti cerita yang dimuat di Kompas.com.

5. Mendorong Terciptanya Pemilu Damai

Eli Salomo salah satu aktivis 98 mengungkapkan latar belakang Reformasi 1998. Saat itu kondisi politik sangat berbeda dengan saat ini di mana media dikekang dan kebebasan berpendapat menjadi sesuatu yang langka.

Maka kebebasan saat ini, semestinya dimanfaatkan dengan baik untuk menciptakan pemilu yang damai. Jangan justru diciptakan seolah-olah dalam kondisi "berperang".

Eli berpesan untuk memaknai kebebasan dengan menangkal hoaks dan fitnah. Ini juga salah satu upaya untuk menciptakan pemilu yang damai dan kondusif.

Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai

Bagi saya, Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai menjadi penting. Karena lewat penulis-penulis inilah mereka bisa menyebarkan ketenangan dan pemberitaan yang berimbang termasuk salah satu cara untuk melawan intoleransi, radikalisme, terorisme.

Kita berharap semoga Pemilu 2019 menjadi sejarah demokrasi selanjutnya. Kita rawat dan kita jaga demokrasi. Sangat mahal harganya jika pemilu 2019 dirusak dengan kepentingan-kepentingan hingga tujuan untuk membuat negara menjadi rusuh dan kisruh.

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kami Penulis Indonesia Berjanji;

Menulis dengan hati nurani Menulis dengan jiwa yang sehat Melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme

Melawan segala bentuk penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian

Kami Penulis Indonesia Berjanji;

Mengedepankan rasa aman dan nyaman melalui pilihan kata, fakta dan data

Kami penulis Indonesia Berjanji;

Mendorong terciptanya pemilu damai

Menegakkan yang benar Membela yang tak bersalah

Dengan sepenuh jiwa raga Tetap NKRI

Pemilu 2019 Damai, Damai, Damai!

***