Pernyataan Prabowo bahwa kepala parpol-parpol ke Jokowi-Maruf sementara rakyatnya ke Prabowo semua hanya omong kosong pelipur lara.
"... saudara percayalah banyak dari partai lain kepalanya di sana rakyatnya ke sini semua." Enak sekali kalimat itu meluncur dari mulut capres Prabowo Subianto dalam kampanye terbuka di Bali.
Tentu ini bukan yang pertama kali kita mendengarnya. Sudah sejak mula-mula, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan barisan tim suksesnya sesumbar dengan cara demikian. Dahulu pernyataan seperti itu digunakan untuk mengelabui rasa minder dan jerih terhadap kenyataan begitu mudah dan harmonisnya aliansi pendukung pencapresan Joko Widodo terbentuk.
Begitu banyak parpol bergabung tanpa banyak masalah, berkebalikan dengan kenyataan di koalisi Prabowo. Parpol yang itu-itu juga, masalah yang begitu-begitu saja.
Setelah waktu berlalu, entah untuk apa lagi pernyataan seperti itu masih saja dilontarkan. Apakah demi menghibur diri?
Yang jelas, pernyataan Prabowo di atas separuh benar. Demikianlah jika kita memeriksa hasil survei lembaga-lembaga bonafid. Misalnya hasil survei terbaru Litbang Kompas yang sangat disenangi kubu Prabowo sebab menemukan kondisi turunnya elektabilitas pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin ke angka di bawah 50 persen.
Berdasarkan survei itu ditemukan bahwa pada Maret 2019, jumlah pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memilih capres-cawapres Prabowo-Sandiaga justru bertambah dibandingkan kondisi Oktober 2018. Jika pada Oktober 2018, ada 18,5 persen pemilih PKB yang akan memilih Prabowo-Sandiaga, pada Maret 2019 jumlahnya meningkat menjadi 30,1 persen. Sementara pemilih Golkar yang menyatakan akan memilih Prabowo-Sandiaga bergeming di angka 41,7 persen.
Tetapi bukan cuma kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang mengalami kondisi ini. Kubu Prabowo-Sandiaga pun menderita hal serupa. Jumlah pemilih PAN yang akan memilih Jokowi-Maruf meningkat dari 31,8 persen pada Oktober 2018 menjadi 35,1 persen pada Maret 2019. Demikian pula pemilih Partai Demokrat pendukung Jokowi-Maruf naik dari 27,3 persen jadi 31,5 persen.
Dengan demikian, pernyataan Prabowo bahwa kepala parpol-parpol ke Jokowi-Maruf sementara rakyatnya ke Prabowo semua hanyalah omong kosong pelipur lara.
Andai saya pendukung Prabowo yang ikut berdesak-desakan dalam kampanye terbuka di Bali, 26 Maret kemarin, tentu saya akan kecewa bukan main. Maksud hati mendengarkan langsung penjelasan utuh tentang apa yang akan Prabowo lakukan jika sejarah memilihnya jadi presiden berikut. Eh, yang diperoleh malah omong kosong narasi bandwagon effect.
Yaaa, mungkin Prabowo memang yakin, para pendukungnya bukan pembaca berita yang punya cukup kecerdasan.
***
Sumber:
Detik.com (26/03/2019) "Prabowo: Banyak dari Partai Lain Kepalanya di Sana, Rakyatnya Ke Sini."
Kompas.com (20/03/2019) "Survei "Kompas", Pemilih Partai Memilih Capres-Cawapres Lawan"
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews