"The New Prabowo", Kejutan Pilpres 2019

Selasa, 15 Januari 2019 | 17:07 WIB
0
592
"The New Prabowo", Kejutan Pilpres 2019
Susilo Bamabang Yudhoyono, presiden berpengalaman, besama paslon #02 Prabowo-Sandi.

“Pidato Kebangsaan” paslon #02 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Senin malam (14/1/2019), menjadi jawaban atas “amunisi-amunisi” politik yang sering dilontarkan para pendukung paslon #01 secara membabi-buta selama ini.

Ajaibnya, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dapat menjawab semua terjangan “amunisi” itu secara elegan dan beretika. Ini jelas, dan sekaligus menggugurkan citra Prabowo yang selama ini dikenal sebagai orang yang pemarah dan sebagainya.

Susilo Bambang Yudhoono dan orang-orang yang berada di belakang Prabowo saat ini patut diacungi jempol, mereka berhasil mengalihkan energi berlebih seorang Prabowo pada sesuatu yang bernilai positif. Semangat untuk Indonesia Menang!

Pidato Prabowo berdurasi lebih dari sejam tanpa teks itu, mungkin merupakan perwujudan  janji Sandi yang pernah mengatakan bahwa publik akan melihat The New Prabowo: Prabowo yang lebih santun, beretika, bijak, dan pemimpin sejati!

Tugas berat paslon #02 adalah meyakinkan publik bahwa visi-misi Indonesia Menang bisa diimplementasikan dalam jangka waktu dekat, ketika mereka benar-benar menjadi pemenang pilpres dan dilantik menjadi RI-1 dan RI-2 mendatang.

Tidak perlu sampai 100 persen, tapi sudah mengarah pada 100 persen. Sebab, tantangan yang dihadapi cukup berat. Untuk menuju Indonesia Menang memang perlu figur yang cerdas dan piawai dalam menghadapi tantangan masa depan dunia.

Di dalam negeri Prabowo – Sandi harus bisa merekonsiliasi semua kekuatan rakyat yang ada, tidak memandang mereka pendukung paslon #01 Joko Widodo – Ma’ruf Amin ataupun #02 Prabowo – Sandi, suku, ras, etnis, dan beragam latar belakang lainnya.

Ke luar, Prabowo – Sandi harus benar-benar bisa membuat Indonesia kembali ke arah sebagai negara yang disegani; menjalankan politik bebas-aktif yang menghormati kedaulatan masing-masing negara, termasuk Indonesia sendiri;

Menarik investasi yang berlandaskan kesetaraan; dan menjadikan Indonesia kembali sebagai Center of Excellence di kawasan Asia dan Dunia. “Indonesia harus kuat, Indonesia harus kokoh, Indonesia harus bisa berdiri di kaki sendiri,” tegas Prabowo.

Berikut petikan Pidato Kebangsaan Prabowo:

Negara yang sudah 73 tahun merdeka, kalau masih ada yang kelaparan adalah penghinaan pada pendiri bangsa, dan penghinaan pada rakyat Indonesia. Reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara untuk mengubah arah dari arah yang tidak benar ke arah yang benar untuk membela rakyat Indonesia.

Swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, lembaga pemerintah kuat, angkatan perang unggul. Kita tidak mau menjadi bangsa yang tidak mampu membela rakyatnya sendiri.

Lima Fokus Program Dorongan Besar:

Pertama. Ekonomi untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi.

Ekonomi yang adil yang bisa memberi kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ciptakan lapangan kerja, kuatkan daya beli masyarakat, cegah uang RI keluar. Kita mampu hidupkan kembali industri pesawat terbang, kita harus bikin mobil beneran, bukan mobil etok-etok (pura-pura). Kita mampu dan kita akan lakukan hal itu.

Sekarang tengah terjadi deindutrialisasi. Kita akan kembali melakukan industrialisasi. Kita akan belajar dari negara-negara yang berhasil membangun industri nasionalnya. Kita itdak boleh lagi berada di piramida paling bawah.

Kami akan pastikan utang pemerintah tdk terus membengkak. Kami punya cita membangun bank tani dan nelayan. Kami akan memberi kepastian hukum untuk para pengemudi angkutan umum, ojol, taksi, dengan tarif yang menguntungkan pengemudi dan pengusaha.

Kita berniat memperbaiki gaji hakim, jaksa, dan polisi, kalau perlu berkali-kali lipat.

Kedua. Kesejahteraan sosial.

Kami akan perangi kemiskinan sampai ke akarnya. Memperbaiki gaji pegawai bidang sosial, guru honorer dan lain-lain. Beasiswa untuk santri, atlet. Kami akan kurangi jarak antara kaya dan miskin.

Perbaiki BPJS. Sediakan susu gratis untuk seluruh anak sekolah di Indonesia. Tidak boleh ada satu anak Indonesia pun yang lapar dan kurang makan. Kita harus setara dengan tetangga-tetangga kita.

Bangun infrastruktur yang ramah penyandang disabilitas. Perbaiki sekolah, madrasah, univeristas, dan pesantren-pesantren. Membangun lembaga tabung haji untuk mengelola dana haji dan umroh.

Negosiasi dengan pemerintah Saudi untuk membangun gedung-gedung penginapan bagi jamaah haji dan umroh sehingga ongkos haji dan umroh bisa ditekan

Ketiga. Penegakan hukum dan keadilan.

Kami akan menjamin kemerdekaan berserikat dan berpendapat. Hentikan persekusi kepada lembaga dan individu yang mungkin saja berseberangan dengan pemerintah. Bagi kami kritik mengamankan pemerintahan.

Kami menjamin ulama-ulama bebas persekusi dan kriminalisasi. Karena dalam sejarah peran ulama sangat berjasa.

Melindungi kaum minoritas. Tidak boleh ada organisasi yang sudah taat pada Pancasila terus distigma. Kami akan pastikan tidak ada intervensi dalam penegakan hukum.

Keempat. Menjadikan Indonesia rumah yang aman bagi rakyatnya.

Kami akan pastikan TNI kuat dan disegani pihak lain. Kami ingin membuat polisi unggul untuk mengatasi kriminalitas gaya baru.

Kelima. Penguatan karakter dan kepribadian bangsa. Kami akan bersikap ksatria. Akan mendahulukan kepentingan nasional, bukan kelompok atau keluarga. Jangan mau menjadi bangsa peminta-minta kepada bangsa lain.

Sikap lebih baik mati daripada dijajah kembali. Kalau ada emas di negeri kita harus kita kuasai. Kita harus wujudkan keamanan untuk semua, keadilan untuk semua, kemakmuran untuk semua. Saya minta kepada pendukung saya, semangat boleh tapi jangan menghina, jangan menghardik.

Kami akan membangun barisan dari putra-putri terbaik lintas identitas. Kita akan bangun barisan yang bisa mewujudkan Indonesia Menang.

Jika boleh menilai, pidato Prabowo di JCC itu adalah rangkuman visi-misi yang akan paslon #02 lakukan pasca menang Pilpres 2019 nanti. Tidak ada hujatan dan caci-maki sama sekali seperti yang selama selalu ini dialamatkan pada Prabowo.

Bedanya Jokowi

Berbeda dengan Capres Jokowi ketika ceramah di acara Deklarasi Dukungan ILUNI, Sabtu (13/1/2019).  Dengan jumawa, Jokowi menyatakan seolah pengalaman yang diperolehnya sejak jadi walikota, gubernur dan presiden diraih sendiri tanpa bantuan orang lain.

Jokowi enggan menyebut nama Prabowo yang membawanya dari Solo ke Jakarta, sehingga bisa jadi Gubernur DKI Jakarta. Ia merasa semua hasil yang dicapai saat ini, karena usahanya sejak jadi tukang mebel merintis diri terjun ke politic hingga jadi presiden saat ini.

Ia bahkan menyindir,  untuk jadi Presiden diperlukan pengalaman dan mana bisa tidak punya pengalaman mau jadi presiden. “Inilah bentuk kesombongan luar biasa,” kata seorang jurnalis senior di Jakarta.

“Dia lupa Emak-nya (Megawati Soekarnoputri, Ketum DPP PDIP) ngga punya pengalaman, bisa jadi presiden. Dia lupa SBY yang ngga punya pengalaman bisa jadi Presiden, kalahkan emaknya yang sudah punya pengalaman,” lanjutnya.

Memang, Jokowi berbeda kelas dengan Prabowo. Dia melakukan apapun untuk negeri dan bangsa ini tanpa pamrih dan tetap menghormati siapapun dia, sekalipun orang yang pernah didorongnya  maju meninggalkannya. 

Beberapa orang yang diusung menjadi kepala daerah, seperti Ridwan Kamil jadi Walikota Bandung, Basuki Tjahaja Purnama jadi Wagub DKI, bahkan Anies Baswedan yang awalnya bersebelahan kubu saat Pilpres 2014, mengakui Prabowo orang yang hebat.

Prabowo merangkul anak-anak bangsa yang hebat tanpa melihat perbedaan agama, ras, dan suku  lainnya. Dia selalu menghargai apa yang dicapai siapapun, termasuk lawan politiknya. 

Contohnya, dalam pidatonya itu, Prabowo sampaikan penghormatan kepada Presiden RI yang telah berhasil membangun Indonesia. Termasuk kepada Jokowi yang menjadi lawannya dan yang telah menghinanya tidak memiliki pengalaman jadi Presiden.

Bahkan,  saat pidatonya menyebut nama Jokowi yang dinilai ada keberhasilannya, hadirin kontan berseru.. Huuuu huuuu huuu, seolah tidak menerima kalau Jokowi dipuja.

Dia justru mengingatkan pendukungnya untuk menghormati siapapun dan jangan menjelek-jelekkan kubu lain. “Kita harus  berjiwa besar dan menerima hasil yang telah dicapainya,” ujar Prabowo mengingatkan.

Di sinilah jiwa Ksatria Prabowo yang membuat rakyat semakin yakin bahwa orang ini tidak jumawa, tidak sombong dan menghargai seseorang atas dasar prestasi. Orang macam inilah yang dibutuhkan bangsa besar yang akan menjadi pemain dunia.

Itulah bedanya Prabowo dengan Jokowi, rakyat bisa menilai sendiri!

***