Rizieq diinterogasi polisi Saudi karena ditembok depan rumah kontrakannya terpampang bendera teroris. Bendera jenis ini diharamkan oleh pemerintah Saudi berkibar di tanah kelahiran Nabi. Bukan hanya benderanya, organisasi pemilik bendera itu, Hizbut Tahrir juga diharamkan bergerak di Saudi. Siapa saja yang ketahuan mengikuti HT, akan dijebloskan ke penjara.
Seperti apakah bendera teroris yang diharamkan pemerintahan Saudi itu? Seperti apakah bendera yang bikin Rizieq berurusan dengan polisi di sana? Bentuk dan gambarnya persis seperti bendera yang diberangus Banser di Garut beberapa waktu lalu. Atau bendera yang dikibarkan pada saat demo di Monas Jumat kemarin.
Karena membela bendera teroris itulah Felix Siauw mencoba memanipulasi sejarah, dengan bercerita bahwa huruf pada bendera itu ditulis oleh Rasulullah sendiri. Padahal sebagian besar umat Islam meyakini, Rasulullah adalah Nabi yang ummi. Makna ummi diartikan sebagai orang yang tidak pandai baca dan tulis.
Hanya untuk membela bendera teroris, Felix rela mengelabui umat Islam dengan kisah yang entah dia comot dari mana.
Apalagi pada jaman Nabi, huruf-huruf Arab masih gundul, belum ada tanda baca seperti tulisan Arab pada logo HTI itu. Dan bila kita perhatikan huruf Arab pada logo HTI jelas itu bukan jenis huruf yang dipahami masyarakat pada jaman Rasulullah.
Felix memang seorang pengasong khilafah yang handal. Dia pernah bilang membela tanah air tidak ada dalilnya dalam Islam. Omongan seperti itu jelas memanipulasi sejarah Nabi lagi. Rasul sendiri begitu mencintai Madinah dan akan sekuat tenaga membela kehormatan tanah airnya itu.
Ketika di Indonesia sedang ramai-ramai demo membela bendera HTI, Rizieq memerintahkan pada anggota FPI untuk mengibarkan bendera-bendera itu di rumah mereka. Mengibarkan bendera itu di Indonesia.
Seruannya seperti membakar. Seperti orang yang kagak takut mati untuk membela berkibarnya bendera tersebut.
Tapi saat diinterogasi polisi Saudi, kenapa di rumahnya ada bendera Hizbut Tahrir, dia ngeles. "Bukan Rizieq yang pasang. Gak tahu siapa yang pasang bendera hitam di situ," kata juru bicaranya di Indonesia.
Kenapa Rizieq ngeles? Kenapa dia gak segahar ketika memerintahkan anggota FPI mengibarkan bendera hitam tersebut?
"Karena orang Indonesia mudah ditipu dengan simbol bahasa Arab, mas. Kan gak banyak yang bisa bahasa Arab disini," ujar Abu Kumkum.
"Kalau di Saudi, mereka tahu itu adalah bendera teroris. Gak gampang ditipu cuma dengan bahasa Arab. Wong, di Saudi itu anak TK aja ngomong Arab-nya faseh banget."
"Sama kayak di Garut, kang. Anak kecil semua pada jago bahasa Sunda," ujar Bambang Kusnadi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews