Papua Selatan – Pemerintah terus mempercepat program Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Papua Selatan sebagai langkah strategis mewujudkan swasembada pangan nasional. Dengan potensi lahan subur yang luas dan ketersediaan air yang melimpah, Merauke dinilai tepat menjadi pusat pengembangan lumbung pangan baru Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa akselerasi cetak sawah di Papua merupakan salah satu inisiatif monumental untuk memperkuat ketahanan pangan bangsa. “Kita menargetkan cetak sawah ini dapat menghasilkan setidaknya dua hingga tiga kali panen dalam satu tahun. Potensi alam yang subur dan air yang melimpah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan,” ujarnya.
Langkah konkret pemerintah ditandai dengan penandatanganan kontrak Survei Investigasi Desain (SID) antara Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBun) Kabupaten Merauke dengan Dinas Pekerjaan Umum Papua Selatan. Target luasan lahan yang akan dicetak mencapai 21.291 hektare, yang menjadi bagian dari total target 41.291 hektare pada tahun 2025.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa program ini berfokus pada ekstensifikasi lahan pertanian. “Program cetak sawah bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan mencapai swasembada pangan. Melalui perluasan lahan, peluang produktivitas pertanian di Papua Selatan semakin besar,” jelasnya.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari sekaligus Penanggung Jawab Swasembada Pangan Papua Selatan, O’eng Anwarudin, menambahkan bahwa komitmen berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. “Target kontrak SID CSR yang dilakukan hari ini seluas 21.291 hektare. Dengan demikian, target kontrak SID untuk 2025 seluas 41.291 hektare telah mencapai 100 persen,” terangnya.
O’eng juga menjelaskan, sebanyak 10.000 hektare lahan yang telah memiliki SID sudah masuk tahap kontrak pengawasan dengan Universitas Musamus. “Adanya kontrak pengawasan ini menjadi tanda bahwa program CSR di Papua Selatan sudah mulai berprogres. Kami berharap kegiatan ini bisa segera selesai bahkan lebih cepat, sehingga pada September sudah dapat dilakukan penanaman,” tambahnya.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan masyarakat, percepatan cetak sawah di Papua Selatan diharapkan dapat mewujudkan visi besar menjadikan wilayah tersebut sebagai lumbung pangan baru Indonesia. Langkah ini sekaligus memperkuat kedaulatan pangan nasional dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Papua. ()
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews