Ibu Kota Negara Memberdayakan Masyarakat Lokal

Pemberdayaan masyarakat di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, adalah misi pemerintah agar warga lokal memiliki skill.

Senin, 29 Agustus 2022 | 23:06 WIB
0
86
Ibu Kota Negara Memberdayakan Masyarakat Lokal
IKN (Foto: Detik.com)

Ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur sedang dalam proses pembangunan. Pemerintah tidak hanya melibatkan orang-orang dari Jakarta, tetapi juga masyarakat lokal Kalimantan agar terjadi saling transfer pengetahuan.

Pemerintahan Presiden Jokowi mengimplementasikan sila Pancasila yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan memindahkan ibu kota negara, dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara.

Dengan dipindah ke tengah-tengah Indonesia maka diharapkan akan tercipta keadilan yang seadil-adilnya dan pembangunan merata ke seluruh Indonesia. Pemindahan ibu kota masih dalam tahap persiapan dan dilakukan dengan matang.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk persiapan ibu kota negara Nusantara adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Jadi yang dibuat tidak hanya infrastruktur dan fasilitas umum, tetapi SDM masyarakat (khususnya warga Kalimantan) juga dibangun.

Caranya dengan memberdayakan masyarakat lokal, yakni penduduk di daerah Kalimantan Timur.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan beberapa pelatihan, dan tujuannya adalah mengantisipasi pembangunan IKN. Juru bicara IKN Sidik Pramono menyatakan bahwa pelatihan tersebut dilakukan mulai 4 Juli 2022.

Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM, terutama masyarakat lokal. Hal ini sejalan dengan pembangunan IKN yang akan segera dimulai.

Sidik melanjutkan, pembukaan pelatihan dihadiri oleh Wakil Kepala IKN Nusantara, Dhony Rahajoe dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.

Sedangkan pelatihan tahap pertama yang diadakan antara lain hidroponik, menjahit, sablon atau digital printing, dan barista. Pihak yang menjadi penyelenggara adalah Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda.

Rata-rata durasi pelatihan adalah 20 hari kerja dan pesertanya tiap kelas adalah 16 orang. Mereka sudah diidentifikasi oleh Pemerintah Kecamatan Sepaku. Setelah pelatihan maka ada uji kompetensi dan sertifikasi. Setelah itu, warga lokal Kalimantan akan memiliki jejaring kerja (sehingga memudahkan mencari pekerjaan atau membuka usaha baru).

Warga Kalimantan Timur yang mengikuti pelatihan juga bisa berkontribusi pada pembangunan IKN. Sedangkan warga lain yang belum mengikuti pelatihan diharap bersabar karena akan ada gilirannya. Rencananya ada total 28 jenis pelatihan bagi warga di Kalimantan Timur.

Pemberdayaan masyarakat lokal amat penting karena mereka memiliki potensi dan kecerdasan, dan dengan pelatihan maka akan makin terasah dan juga memiliki skill baru. Dengan skill tersebut maka mereka bisa berkontribusi dalam pembangunan IKN dan bangga karena ikut serta dalam pembangunan daerahnya. Mereka menjadi warga negara yang baik, yang dengan semangat membangun IKN dari nol dan akan jadi daerah yang maju pesat.

Warga Kalimantan juga senang karena pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh BLK tidak ditarik bayaran (gratis), karena merupakan program pemerintah untuk memajukan masyarakat. Malah sebaliknya, mereka akan mendapatkan uang saku sebagai ongkos transportasi, dengan nominal yang lumayan. Namun mereka lebih senang karena mendapatkan ilmu dan skill karena bisa berguna sampai puluhan tahun ke depan.

Selain itu, dengan modal skill maka warga Kalimantan yang sudah mengikuti pelatihan akan siap jika ada perubahan besar di daerah mereka. Jika dulu di Penajam Paser Utara masih tradisional dan kehidupannya statis, maka ketika berubah jadi IKN Nusantara berubah jadi kota yang ultra modern dan dinamis.

Kota Nusantara akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti restoran, coffe shop, barber shop, mall, dan lain sebagainya. Jika penduduk Kalimantan sudah memiliki keterampilan yang didapatkan dari pelatihan oleh BLK Samarinda, maka mereka bisa melamar kerja jadi barista di coffe shop, atau melamar posisi lain di tempat-tempat baru tersebut. Keterampilan sangat penting karena menjadi modal dalam mendapatkan pekerjaan baru.

Dengan skill sebagai pembuat roti maka warga Kalimantan bisa melamar kerja di bakery atau membuat toko roti sendiri. Sedangkan mereka yang telah mengikuti pelatihan sablon dan digital printing akan memiliki ilmu sehingga bisa memproduksi kaos dan stiker, dan dijual di tokonya. Kehidupan mereka akan makin maju karena menjadi wirausahawan yang berkemauan keras untuk sukses.

Jika ada pelatihan-pelatihan dari pemerintah maka yang sangat diuntungkan adalah warga Kalimantan. Mereka memang wajib diberdayakan karena menjadi tuan rumah, dan sebagai wujud terima kasih maka ada pelatihan agar kehidupan mereka jauh lebih baik. Mereka juga diharap untuk siap secara mental dan beradaptasi karena jika IKN sudah diresmikan, kehidupannya akan berubah jadi lebih cepat dan roda perekonomian bergerak terus.

Jangan sampai penduduk Kalimantan tidak diberdayakan atau malah parahnya, hanya menjadi penonton saat IKN dibangun. Mereka wajib dilibatkan karena juga warga negara Indonesia. Dengan dilibatkan maka akan senang, karena mereka merasa bertanggungjawab dan ingin agar daerahnya lebih maju.

Pemberdayaan masyarakat di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, adalah misi pemerintah agar warga lokal memiliki skill. Dengan modal keterampilan tersebut maka mereka mampu membuka usaha baru dan kehidupannya jauh lebih maju. Mereka senang karena diperhatikan oleh pemerintah dan turut membangun IKN bersama-sama.

***


Deka Prawira, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini