Setiap capres yang dipasangkan dengan Puan Maharani sebagai cawapres, cenderung rendah elektabilitasnya.
Kira-kira ada berapa pasang capres-cawapres pada pilpres 2024 nanti?
Apakah dua, tiga atau empat pasangan capres-cawapres?.
Sampai saat ini baru Partai Gerindra dan PKB yang sudah secara resmi sepakat berkoalisi untuk pilpres 2024.
Namun belum menentukan capres-cawapres-nya. Dan tidak mungkin, kedua Ketum partai tersebut menjadi capres. Salah satunya tentu akan menjadi cawapres.
Kalau tidak ada perubahan yang signifikan, kemungkinan, Prabowo Subianto sebagai capres dan Cak Imin sebagai cawapres.
Tapi ini hanya prediksi dan segala sesuatunya bisa berubah, tergantung situasi politik nanti.
Lantas, partai yang juga sudah berkomunikasi secara intensif yaitu Nasdem, PKS dan Demokrat.
Ketiga partai tersebut sepertinya satu suara atau sepakat akan mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Dan sebagai cawapres, Nasdem mengusulkan Andika Perkasa dan Khofifah Indar Parawansa.
Partai Demokrat, mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Sedangkan PKS, mengusulkan Hidayat Nurwahid, Ahmad Heryawan dan Irwan Prayitno.
Dan Golkar,PAN dan PPP juga sudah lebih awal berkoalisi. Namun, sampai sekarang belum ada tokoh dari ketiga partai tersebut yang menonjol.
Sampai sekarang belum ada kesepakatan, siapa yang bakal menjadi capres dan cawapres.
Nah, yang terakhir atau keempat yaitu PDI-P.
Partai ini hanya satu-satunya yang bisa mengusung capres dan cawapres sendiri tanpa koalisi.
Tapi, sekalipun bisa mencalonkan sendiri, PDI-P bisa terkucil kalau tidak pandai menjalin hubungan atau kerjasama dengan partai lainnya.
Apalagi, PDI-P cenderung mau mengusung Puan Maharani sebagai capres atau cawapres.
Tapi, kecil kemungkinan diusung sebagai capres. Karena elektabilitasnya masih di bawah 2 persen.
Artinya hanya sebagai cawapres.
Lantas kalau Puan Maharani sebagai cawapres, terus siapa yang sebagai capresnya?.
Kalau disandingkan dengan Prabowo Subianto, artinya PDI-P berkoalisi dengan Gerinda, PKB dan PDI-P.
Sedangkan antara Prabowo Subianto dan Cak Imin sebagai Ketum partai sudah mempunyai kesempatan atau komitmen tersendiri.
Apalagi, kalau cak Imin keukeuh atau tidak mau hanya sebagai partai pendukung saja.Tentu cak Imin ingin menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Dan puan Maharani mempunyai resistensi atau penolakan yang tinggi.
Maksudnya, setiap capres yang dipasangkan dengan Puan Maharani sebagai cawapres, cenderung rendah elektabilitasnya. Itu berdasarkan simulasi dari lembaga survei Charta Politika.
PDI-P termasuk partai yang kurang gesit dalam menjalin hubungan atau komunitas dengan partai lainnya. Karena semua tergantung Ketum Megawati Soekarnoputri.
Sebenarnya PDI-P punya calon atau kader yang sangat potensial bisa memenangkan pilpres 2024, yaitu Ganjar Pranowo.
Tapi, Ganjar Pranowo bukan keturunan biologis trah Soekarno. Apalagi mendapat perlakuan seperti anak tiri.
Ganjar Pranowo dianggap pesaing Puan Maharani sebagai trah Soekarno.
Tetapi, formasi capres-cawapres di atas bisa berubah, ketika daya tawar sudah mentok atau tidak ada pilihan lain.
Jangan sampai nanti PDI-P sebagai pemenang pemilu tapi tidak bisa menang dalam pilpres.
Jangan sampai gigit jari nantinya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews