Bagaimana elektabilitas mau meningkat atau naik kalau malah membuat publik jadi tidak bersimpati dan malah cenderung nyinyir kepada Puan.
Gubernur Ganjar Pranowo akhirnya buka suara, menanggapi pernyataan Puan Maharani. Mungkin saking sudah gatal ingin bicara. Beberapa hari lalu Puan mengeluh atau curhat dihadapan kader PDIP Sulawesi Utara di Luwansa Hotel, Manado.
Seperti kita ketahui, dalam curahan hati itu Puan mengeluh ada gubernur atau kepala daerah yang tidak menyambut dirinya saat kunjungan ke daerah. Padahal ia ketua DPR.
Intinya ,Puan minta disambut dan dijemput atau untuk ngurusi yang bersangkutan saat kunjungan ke daerah.
Karena curhatan tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo yang notabene kader PDIP merasa curahan hari Puan ditujukan kepada dirinya.
Dalam kunjungan kerja di Purworejo, Ganjar Pranowo memberikan tanggapan atau pernyataan bahwa ia siap akan menyambut paling depan, jika Puan Maharani datang ke Jawa Tengah.
"Siap nanti kalau (Ketua DPR Puan Maharani) ke Jawa Tengah, saya sambut paling depan," kata Ganjar Pranowo di Purworejo dalam kunjungan kerjanya.
Pernyataan tegas Ganjar Pranowo ini untuk menjawab teka-teki siapa sebenarnya yang dimaksdud Puan Maharani dalam curahaan hatinya yaitu ada gubernur yang tidak menyambut atau menjemput dirinya dalam kunjungan kerja ke daerah.
Bahkan mantan walikota Solo yang juga sebgai Ketua DPC yaitu FX Hadi Rudyatmo juga membenarkan bahwa curhatan atau sindiran Puan itu ditujukan untuk Ganjar Pranowo.
Mengapa curahan hati Puan Maharani yang juga Ketua DPR di lakukan di internal partai, bukan di luar internal partai, karena ia memposisikan dirinya sebagai Ketua DPR bukan sebagai kader Partai PDIP?
Puan minta disambut atau dijemput sebagai kapasitas Ketua DPR bukan sebagai petinggi partai atau DPP PDIP Pusat. Tetapi curahan hatinya malah dalam internal partai.
Dari sinilah, curahan hati Puan itu ditafsirkan atau ditujukan kepada Gubernur Ganjar Pranowo yang juga sebagai kader PDIP.
Dalam konsolidasi partai yang diadakan di Luwansa Hotel Manado turut hadir dan diundang yaitu Gubernur Olly Dondokambey yang juga sebagai kader PDIP.
Mengapa hal itu juga tidak dilakukan kepada Gubernur Ganjar Pranowo yang juga sebagai kader partai PDIP, waktu Puan mengadakan rapat konsolidasi kader partai yang diadakan di Jawa Tengah?
Saat itu Ganjar Pranowo tidak diundang dalam rapat konsolidasi partai, baik sebagai gubernur atau sebagai kader partai. Malah dalam rapat konsolidasi partai tersebut, Puan juga menyindir atau curhat, tugas kepala daerah bukan main di medsos tapi turun di tengah-tengah masyarakat.
Rupanya curahan hati Puan itu bukan pertama dan terkakhir, malah diulangi lagi dalam rapat konsolidasi partai di Provinsi Sulawesi Utara.
Sindiran atau curahan hati Puan ini malah mendapat respon negatif dari publik atau masyarakat. Publik atau masyarakat menilai, keinginan disambut atau dijemput dalam kujungan kerja sebagai feodalistik. Karena hanya mempermasalahkan hal yang tidak penting atau seremonial belaka.
Bagaimana elektabilitas mau meningkat atau naik kalau malah membuat publik jadi tidak bersimpati dan malah cenderung nyinyir kepada Puan.
Tetapi mungkin itulah cara yang harus ditempuh, tidak peduli elektabilitasnya masih elek, yaitu masih "baskom", barisan satu koma.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews