Karena takut berhadapan dengan aparat negara. Meskipun harganya diri mereka diinjak oleh penguasa dan abdi hukum yang jumawa.
Bangsa ini sejak wilayahnya ditetapkan oleh PBB sampai sekarang, tumbuh sesuai dengan jati diri. Watak dan pembawaannya.
Sebagian besar penduduk bangsa ini masih miskin meski jargon pusat berujar bangga kita sudah masuk negara maju.
Sebagian besar rakyat Indonesia berpendidikan rendah. Menerima keadaan dengan pasrah. Pasrah dalam artian menjalani apa yang mereka bisa. Untuk makan dan hidup. Tak sekalipun mereka berharap untuk mati untuk menanggalkan kesulitan hidup.
Presiden dan pemimpin berganti. Mereka yang perutnya lapar mengamini. Semoga kehidupan mereka lebih baik. Namun mereka tertawa asin melihat para pemimpin berubah jumawa dan tidak peka. Sudah biasa.
Ratu itu pertama kali tugasnya adalah bagi bagi berkah untuk para punggawanya. Rakyat jelata dikasih apa adanya. Sekilo beras merekapun matanya berbinar karena paling tidak hari ini mereka bisa makan.
Yang penting bagi mereka adalah tidak ada kerusuhan. Tidak ada pembantaian. Tidak ada penyembelihan.
Meskipun korupsi mencolok mata. Karena setenggang waktu, duit itupun kadang masuk kantong mereka. Tanpa diduga bahkan tanpa dirasa.
Pola kehidupan ini yang menyebabkan mereka tidak ingin melihat wilayah bernama Indonesia terpecah belah. Karena mereka tahu persis, proses kearah itu akan menyebabkan kehidupan mereka tambah sengsara.
Mereka sudah kebal dengan janji surga. Karena mereka tahu mereka akan dilupakan setelah pembuat janji merengkuh kekuasaan.
Dari itu, kaum jelata menghindar dari urusan negara dan abdi negara. Mereka patuh apapun kebijakan yang diturunkan. Baik dari pemerintah pusat sampai kelurahan. Karena takut berhadapan dengan aparat negara. Meskipun harganya diri mereka diinjak oleh penguasa dan abdi hukum yang jumawa.
Semata mereka lakukan semua ini untuk mempertahankan kemerdekaan mereka. Kemerdekaan mencari penghidupan untuk bisa makan. Kemerdekaan yang bagaikan lontong. Bisa panjang bisa pendek. Tergantung sisi kehidupan mereka yang tengah mereka jalani.
Dihari ini. Menit ini. Detik ini. Ditanggal 17 Agustus.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews