Cegah "Organized Crime" ala Meksiko, Polda Metro Sikat Premanisme di Bekasi

Praktik semacam di Bekasi bisa saja menjadi sebab hengkangnya perusahaan-perusahaan dari Indonesia. Ini ancaman yang sangat merugikan Indonesia yang tengah berupaya menarik investor.

Selasa, 12 November 2019 | 05:32 WIB
0
2218
Cegah "Organized Crime" ala Meksiko, Polda Metro Sikat Premanisme di Bekasi
Suyudi Ario Seto (Foto: Facebook/Ninoy Karundeng)

Tak terbayangkan oleh saya. Aparat pemerintahan seperti Wakil Walikota, Walikota dan kalangan aparat lokal Bekasi dibuat malu. Atau, ketakutan dengan kekasaran para preman berwajah sangar. Aparat tampak menenangkan. Sementara perwakilan Alfamart Group gelagapan dipaksa memenuhi tuntutan. Karena jika tidak usaha mereka terancam. Ini sangat membahayakan kehidupan kemasyarakatan.

Untuk itu, Polda Metro Jaya bertindak cepat dan tegas. Peristiwa di balik video tersebut menunjukkan pelanggaran hukum yang akan diselidiki dan ditindak tegas.

"Kami dari jajaran PMJ (Polda Metro Jaya) akan menurunkan tim khusus untuk mendalami kejadian di Bekasi Kota yang kita ketahui videonya sempat viral kemarin," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (4/11/2019).

"Kita akan dalami apakah ada tindakan yang melawan hukum, baik itu secara intimidatif terhadap pengusaha atau masyarakat kemudian juga ada tindakan-tindakan premanisme dalam bentuk apapun, kita tidak akan tolerir," paparnya.

Warganet menjadi ingat kejadian seperti itu ada di Meksiko. Preman mengatasnamakan organisasi massa menekan pengusaha. Waralaba mini market yang sejatinya menghidupi dan menggerakkan ekonomi menjadi target pemerasan.

Tindakan para penjahat lokal itu sangat meresahkan. Lebih gila lagi pemerintah Bekasi menyetujui dan bahkan memfasilitasi tekanan terhadap pengusaha. Ancaman di depan umum dengan divediokan, yang menunjukkan perwakilan Alfamart Group sungguh mengenaskan.

Bagaimana mungkin di depan pejabat dan aparat persetujuan dipaksakan? Pun dia hanyalah karyawan yang keputusannya bukan di tangannya. Ada di manajemen. Gambaran tekanan ketakutan itu sungguh membuat Indonesia malu. Aparat kepolisian harus mengusut tuntas bukan hanya yang kelihatan di permukaan.

Kawasan industri di Bekasi, Kerawang, Purwakarta harus diawasi dan diperhatikan karena praktik semacam di Bekasi bisa saja menjadi sebab hengkangnya perusahaan-perusahaan dari Indonesia. Ini ancaman yang sangat merugikan Indonesia yang tengah berupaya menarik investor.

Kita dorong Polda Metro Jaya juga memeriksa aparat pemerintahan termasuk Walikota dan pejabat Pemda Bekasi selain para preman yang melakukan intimidasi dan memaksakan kehendak. Yang mereka memiliki tujuan membangun gangster dan organized-crimes serta mafia yang akan merusak tatatan kemasyarakatan. Ini harus diakhiri. Bravo.

Polda Metro Jaya. Sikat premanisme yang merusak NKRI.

Ninoy Karundeng

***