Fenomena Ahok, Erick dan Kejahatan Ari Ashkara

Karena Ahok adalah benteng Jokowi. Gerakan 212 sungguh kompleks dan target yang didongkel adalah Presiden Jokowi. Jokowi melihat dengan jernih.

Minggu, 15 Desember 2019 | 08:46 WIB
0
1092
Fenomena Ahok, Erick dan Kejahatan Ari Ashkara
Erick Thohir, Ari Ashkara, dan Presiden Jokowi (Foto: tribunnews.com)

Ahok alias BTP benar. Dia fenomenal. Dia mengingatkan bahwa semua akar masalah di Indonesia adalah karena korupsi. Betul. Hasil karya buruk eyang saya Presiden Soeharto berupa konglomerasi. Kapitalisme. Hedonisme. Korup. Contohnya BUMN dan ya Ari Askhara!

Ari sungguh keterlaluan. Hobi pribadi koleksi cewek dicampur dalam kebijakan kolegial perusahaan Garuda. Germonisasi melibatkan direksi. Karena doi pimpinan top, semua direksi pada nurut. Pilot pun dikorbankan dan dilibatkan masuk ke keranjang kejahatan. Pramugari menjadi mainan, suguhan, hidangan, layaknya gadis PL. Maka ketika kasus Harley selundupan diungkap, semua terseret. Lima direktur dipecat Erick Thohir.

Kebijakan pariwisata dan jalur terbang pesawat dibuat seenak udel Ari. Demi menyesuaikan posisi ceweknya tinggal. Soal industri pariwisata Indonesia tidak masalah. Tiket pesawat dibuat mahal. Premium. Rakyat bukan komponen penentu di pikiran Ari. Padahal rute pesawat adalah kunci kemajuan pariwisata modern di dunia. Ari abai. Tak peduli.

Korupsi paling menjijikkan setelah Emirsyah Satar dilakukan Ari. Erick Thohir pun memecatnya. Nah, Ari Askhara ini sungguh gila. Dia menantang. Teriak menolak dipecat. Persis seperti RJ Lino dulu berteriak dan lapor ke JK.

Derita Rakyat Akibat Korupsi

Dulu, di zaman eyang Soeharto kabarnya 20% APBN dikorup secara sistematis. Sejak Reformasi 1998 malah disebut APBN dibuat untuk dikorupsi. Jargon kejam politikus. Ini menghancurkan harapan orang miskin.

Saat ini. Tetap mafia menari di semua sektor. Sektor pangan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Laut yang dikuasai mafia dan asing. Serta sektor energi yang dikavling sehingga negara mengalami tekor. Kurus. Ngutang. Hutang menumpuk.

Sumber alam melimpah, kekayaan alam flora dan fauna, kayu, pasir, laut, ikan, emas, berlian, minyak, nikel, gas, batubara, kaya raya pokoknya, hanya menjadi kutukan semata. Rakyat masih banyak yang miskin.

Sementara politikus – dan kroni serta pejabat – malang-melintang pesta pora pamer kemewahan. Tanpa batas. Mereka adalah mercusuar dan lambang kebahagiaan di dunia. Hedonisme dipraktikkan secara telanjang. Tak peduli asal uang. Halal haram bukan urusan. Miris.

(Data indeks persepsi korupsi di dunia membuat kita terhenyak. Tahun 2018 Indonesia menempati urutan ke-89, turun dari sebelumnya peringkat ke-37 pada 2017. Artinya? Korupsi tetap marak. Koruptor, mental korup dibela mati-matian. Sri Mulyani menyebut tamak, ya tamak, penyebab korupsi. Serakah.

Kalau melihat Islandia dan Denmark yang memiliki sumber alam terbatas namun negara itu anti korupsi maka mereka makmur. Juga hanya tiga nega negara Asia Singapura, Hong Kong dan Jepang yang masuk 20 besar anti korupsi. Dengan sumber alam terbatas. Lagi-lagi jadi negara makmur.)

Indonesia kaya raya dengan sumber alam, namun dimiskinkan oleh para koruptor. Kini, APBD dan APBN pun tak luput digarong secara legal. Bentuknya adalah hibah ke yayasan-yayasan yang nilainya ratusan triliuan rupiah. BUMN mengeluarkan dana atas nama CSR – lagi-lagi jatuh ke tangan tak bertanggung jawab. Bahkan para kaum radikal.

Rakyat dapat apa? Tetap penonton. Yang menonton kemewahan yang ditunjukkan para koruptor. Rakyat miskin hanya disantuni ala kadarnya oleh Negara. Tak seujung kuku besarannya dibanding dana yang diterima individu pemilik yayasan-yayasan dan ormas.

Fenomena Ahok dan Erick Thohir

Belakangan. Ada kabar menyejukkan. Mentalitas Ahok anti korupsi Pejuang anti korupsi menular. Ahok kembali menjadi inspirasi. Pria yang dikriminalisasi oleh awalnya fatwa ormas MUI. Pemenjaraannya pun dilakukan khusus. Pengamanan ekstra tinggi.

Karena Ahok adalah benteng Jokowi. Gerakan 212 sungguh kompleks dan target yang didongkel adalah Presiden Jokowi. Jokowi melihat dengan jernih. Maka Ahok pun diangkat untuk memelototi Pertamina. Di BUMN ada Erick Thohir.

Tentang Ari? Ari korban berpikir masa lalu. Beking-bekingan. Korup. Keserakahan. Kegilaan. Kekuasaan telah berubah. Malah semua direksi Garuda dipecat Erick Thohir! (

Ninoy Karundeng, penulis.

***