Tak peduli seberapa penakut, pemalu, atau peragu diri kita, kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk hidup dengan keberanian yang jauh lebih besar ketimbang yang kita miliki sekarang.
"Keberanian adalah kualitas manusia yang paling utama karena itu adalah kualitas yang menjamin semua kualitas manusia yang lain" —Aristotle
Kadang-kadang saya menghambat ide saya sendiri dengan tidak berupaya untuk melakukannya karena merasa takut atau kuatir ditolak. Atau kadang saya mencoba sekali dan ketika tidak mendapatkan tanggapan yang sesuai dengan yang saya harapkan maka saya akan berhenti untuk mencari upaya lain karena merasa ide saya ditolak atau tidak diinginkan.
Ditolak dan dipandang sebelah mata itu menyakitkan. Saya tahu betul itu karena dulu saya hidup dengan membawa rasa minder di sekolah sejak remaja...
Saya rasa kita semua punya rasa takut dan malu karena ditolak dan dihina karena gagal. Kita memilih untuk berada di zona nyaman, situasi di mana kita tidak perlu berhadapan dengan penolakan, tentangan, kesulitan, kerja keras, dengan mengurungkan ide-ide baik kita. Saya menghibur diri dengan mengatakan pada diri sendiri, "Untuk apa saya harus melakukan sejauh itu? Apa sih yang saya peroleh dari itu semua?
Hidup saya sudah nyaman. Legan kok golek momongan..." dan kalimat menghibur diri semacamnya. Saya mencari pembenaran untuk tidak bekerja lebih keras dan lebih serius. Lebih baik gagal sejak awal ketika tak satu pun orang tahu bahwa kita gagal (karena kita memang mengurungkan niat kita) ketimbang kita benar-benar gagal ketika mencoba (dan orang tahu bahwa kita gagal)...
Tapi setelah membaca buku ini saya jadi malu sendiri. Semestinya di usia 60+ ini saya bisa melakukan apa yang dulunya tidak berani saya lakukan. Malu dan takut ditolak semestinya sudah tidak ada lagi dalam kamus saya. Sudah selayaknya saya hidup lebih berani.
Helen Keller pernah berkata, "Hidup adalah bertualang dengan berani, atau jangan hidup sama sekali."
Saya jadi bertanya seberapa berani saya bertualang dengan hidup saya ini...?!
Kata buku ini, tidak peduli seberapa penakut, pemalu, sinis, atau peragu diri kita ini, kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk hidup dengan keberanian yang jauh lebih besar ketimbang yang kita miliki sekarang. Kita hanya tidak mencoba untuk lebih berani.
Terlepas dari berapa banyak yang telah kita capai, atau gagal kita capai, hingga saat ini di hidup kita, kita mampu mencapai keberhasilan lebih banyak, jauh lebih banyak, daripada yang kita pikirkan.
Saya seperti tersengat oleh pemikiran yang disodorkan oleh buku ini.
Nah, apakah saya masih berpikir untuk 'undur diri dari dunia kangaow' karena merasa usia sudah tua...?! (Isn't age only a number? I ask myself). Atau malah berpikir untuk semakin menceburkan diri ke kancah perbuatan nyata dengan tekad dan semangat yang lebih tinggi justru karena sudah semakin matang dan lebih kebal terhadap sakitnya gagal dan ditolak...
I guess I'l do the last....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews