Puluhan Himpunan Mahasiswa Indonesia Timur di Batam yang tergabung dalam perkumpulan mahasiswa se-Batam menggelar aksi unjukrasa di bundaran BP Batam dan di kantor DPRD Batam. Mereka menyatakan sikap mendukung penuh Papua tetap berada di pangkuan ibu pertiwi (NKRI).
Saat unjukrasa digelar di gedung DPRD Batam, puluhan mahasiswa menyatakan sikap mendukung penuh upaya pemerintah dalam hal ini kepolisian dan aparat TNI untuk memberantas tindakan provokasi dan upaya makar oleh sekelompok oknum yang menginginkan Papua lepas dari NKRI.
“Kami mahasiswa Batam mendukung persatuan dan kesatuan serta solidaritas antarumat dalam dalam menjaga stabilitas dan kondusifitas di Papua. Kami mnedukung penuh aparat penegak hukum dalam menindak tegas dan mengamankan oknum yang berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang dapat menciptakan konflik besar,” ujar koordinator aksi, Ibrahim.
Puluhan mahasiswa juga menginginkan agar masalah di Papua segera dikonsolidasikan agar tokoh-tokoh di Papua serta seluruh elemen masyarakat dapat menyampaikan hal itu ke seluruh masyarakat Papua demi terciptakan harmonisasi di Papua.
Kami mewakili himpunan mahasiswa Indonesia Timur di Batam menolak referendum Papua yang dapat memecah belah persatuan Indonesia, serta mengecam upaya provokatif dan penyebar berita bohong (hoaks) yang mengadu domba sesama anak bangsa,” tegasnya.
Di gedung DPRD Batam, aksi puluhan mahasiswa ditemui langsung oleh Ketua DPRD Batam sementara, Putra Yustisi Respaty yang juga mendukung penuh aksi mahasiswa dalam menyatakan sikapnya mendukung Papua tetap NKRI.
Sementara itu, dukungan terhadap suasana kondusif di Papua turut disuarakan para mahasiswa di Kepri. Mahasiswa dari berbagai universitas di Kepri mendeklarasikan “Papua Damai”, di Hotel Aston, Pelita, Batam.
Deklarasi itu menjadi bagian dalam acara diskusi memerangi hoaks serta cerdas bermedsos yang digelar Polda Kepri. Deklarasi tersebut disampaikan untuk menyemangati warga Papua yang ada di Kepri maupun di daerah di Indonesia lainnya.
Salah satu mahasiswi Uniba Rizka Ayu Sundari mengatakan sebagai mahasiswa harus berhati-hati dalam menyeleksi berita agar tidak terkena hoaks. Ia berharap ke depannya rakyat Indonesia saling merangkul satu sama lain.
“Saling membantu satu sama lain, ‘Bhineka Tunggal Ika’ bukan hanya imajinasi dan kata-kata. Papua adalah tanah Indonesia, harusnya tetap menjadi tanah Indonesia,” ujarnya.
Deklarasi “Damai Papua” yang disampaikan mahasiswa tersebut berbunyi “Kami Mahasiswa Kepulauan Riau Menyatakan Kami adalah Papua. Papua adalah Indonesia, damai Papua, damai Indonesia kita orang semua basudara. NKRI Harga Mati”.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews