Melihat fenomena emak-emak didalm politik kekinian, saya menjadi miris, militansi dukungan mereka dimanfaatkan sebagai komoditi Politik. Lihat saja kasus yang menjerat emak-emak, yang tergabung dalam relawan Prabowo-Sandi, dengan begitu beraninya melakukan kampanye hitam secara door to door.
Hampir tidak percaya rasanya, kubu Prabowo yang meng-klaimkan diri sebagai kubu akal Sehat, masih asyik menyebarkan hoaks, dengan memanfaatkan emak-emak yang buta Politik, semata-mata hanya memanfaatkan militansi dukungan mereka.
Dimana akal Sehat yang mereka agungkan, apa yang difahami tentang akal Sehat, seperti apa akal Sehat dinarasikan dalam politik, apakah hanya sebatas Jargon, namun tidak diimplementasikan dalam wacana politik.
Anehnya lagi, apa yang dilakukan emak-emak tersebut dianggap bukanlah bentuk kampanye hitam, tapi merupakan ekspresi dalam mengartikulasikan kekuatiran, dan itu dianggap bukanlah kesalahan. Seperti itukah sudut pandang kaum akal Sehat.?
Hanya karena syahwat politik yang tidak lagi bisa dibendung, sehingga tindakan amoralpun dianggap bukan kesalahan. Apa memang seperti itu kaum akal Sehat menterjemahkan Politik.? Sehingga berpolitik tidak lagi mengedepankan moral.
Mari kita simak apa yang mereka narasikan, dan dianggap sebagai kampanye hitam, benarkah apa yang mereka sebar luaskan tersebut bukanlah bentuk dari Kampanye Hitam.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awene meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata dia.
Yang artinya kurang lebih, "suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin".
Apa yang mereka lakukan adalah hasutan/provokasi agar masyarakat tidak memilih Jokowi-Amin, sementara Kontestasi Capres hanya diikuti oleh 2 pasang Capres dan Cawapres, Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi.
Kalau melarang untuk memilih Jokowi-Amin, itu artinya dianjurkan untuk memilih Prabowo-Sandi. Skenario siapa yang mendorong mereka untuk melakukan hal itu, sementara mereka adalah bagian dari relawan Prabowo-Sandi.
Naif sekali kalau kaum Akal Sehat menganggap perbuatan tersebut adalah bukan bagian dari Kampanye Hitam. Terus kita harus menerima dengan suka rela, bahwa perbuatan tersebut baik bagi perkembangan Politik dimasa depan.
Sekarang atas perbuatan mereka, kepolisian menetapkan mereka sebagai terjangkau, lantas apakah nantinya akan dianggap, Pemerintah melakukan Kriminalisasi terhadap emak-emak. Kalau kaum akal Sehat menganggap seperti itu, maka merupakan preseden buruk terhadap penegakan hukum dimasa datang.
Akal Sehat sudah memutarbalikkan semua Fakta yang dianggap benar, sementara kebenaran sesungguhnya adalah setiap hal yang mereka lakukan, apa pun yang pihak lawan lakukan, dimata mereka tidak ada benarnya. Apakah Akal Sehat yang mereka agungkan memang bertujuan meruntuhkan makna kebenaran sesungguhnya? Wallahu'alam.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews