Kaum Akal Sehat Sesat Akal

Rabu, 27 Februari 2019 | 08:09 WIB
0
443
Kaum Akal Sehat  Sesat Akal
Ilustrasi (Foto: Ruang Keluarga)

Melihat fenomena emak-emak didalm politik kekinian, saya menjadi miris, militansi dukungan mereka dimanfaatkan sebagai komoditi Politik. Lihat saja kasus yang menjerat emak-emak, yang tergabung dalam relawan Prabowo-Sandi, dengan begitu beraninya melakukan kampanye hitam secara door to door.

Hampir tidak percaya rasanya, kubu Prabowo yang meng-klaimkan diri sebagai kubu akal Sehat, masih asyik menyebarkan hoaks, dengan memanfaatkan emak-emak yang buta Politik, semata-mata hanya memanfaatkan militansi dukungan mereka.

Dimana akal Sehat yang mereka agungkan, apa yang difahami tentang akal Sehat, seperti apa akal Sehat dinarasikan dalam politik, apakah hanya sebatas Jargon, namun tidak diimplementasikan dalam wacana politik.

Anehnya lagi, apa yang dilakukan emak-emak tersebut dianggap bukanlah bentuk kampanye hitam, tapi merupakan ekspresi dalam mengartikulasikan kekuatiran, dan itu dianggap bukanlah kesalahan. Seperti itukah sudut pandang kaum akal Sehat.?

Hanya karena syahwat politik yang tidak lagi bisa dibendung, sehingga tindakan amoralpun dianggap bukan kesalahan. Apa memang seperti itu kaum akal Sehat menterjemahkan Politik.? Sehingga berpolitik tidak lagi mengedepankan moral.

Mari kita simak apa yang mereka narasikan, dan dianggap sebagai kampanye hitam, benarkah apa yang mereka sebar luaskan tersebut bukanlah bentuk dari Kampanye Hitam.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awene meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata dia.

Yang artinya kurang lebih, "suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin".

Apa yang mereka lakukan adalah hasutan/provokasi agar masyarakat tidak memilih Jokowi-Amin, sementara Kontestasi Capres hanya diikuti oleh 2 pasang Capres dan Cawapres, Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi.

Kalau melarang untuk memilih Jokowi-Amin, itu artinya dianjurkan untuk memilih Prabowo-Sandi. Skenario siapa yang mendorong mereka untuk melakukan hal itu, sementara mereka adalah bagian dari relawan Prabowo-Sandi.

Naif sekali kalau kaum Akal Sehat menganggap perbuatan tersebut adalah bukan bagian dari Kampanye Hitam. Terus kita harus menerima dengan suka rela, bahwa perbuatan tersebut baik bagi perkembangan Politik dimasa depan.

Sekarang atas perbuatan mereka, kepolisian menetapkan mereka sebagai terjangkau, lantas apakah nantinya akan dianggap, Pemerintah melakukan Kriminalisasi terhadap emak-emak. Kalau kaum akal Sehat menganggap seperti itu, maka merupakan preseden buruk terhadap penegakan hukum dimasa datang.

Akal Sehat sudah memutarbalikkan semua Fakta yang dianggap benar, sementara kebenaran sesungguhnya adalah setiap hal yang mereka lakukan, apa pun yang pihak lawan lakukan, dimata mereka tidak ada benarnya. Apakah Akal Sehat yang mereka agungkan memang bertujuan meruntuhkan makna kebenaran sesungguhnya? Wallahu'alam.

***