Saat Debat, KMA Jangan Sampai Terkecoh Gaya Sandi

Rabu, 13 Maret 2019 | 21:00 WIB
0
397
Saat Debat, KMA Jangan Sampai Terkecoh Gaya Sandi
Pasangan Capres-Cawapres Periode 2019-2024 (Gambar: indonesiakita.co)

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) akan segera menghelat acara debat calon wakil presiden (cawapres) dalam waktu dekat. Debat "head to head" antara KH. Ma'ruf Amin (KMA) dan Sandiaga Uno (Sandi) ini rencananya bakal berlangsung pada Minggu, 17 Maret 2019 mendatang.

Agar debat berjalan lancar, pihak KPU sudah berkoordinasi dengan kedua peserta debat, para panelis dan juga moderator. Para panelis yang akan terlibat antara lain Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu; Prof. Dr. Chairil Effendy MS; Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng; Prof. KH. Yudian Wahyudi; Prof. Subhilhar, MA, Ph.D; Radhar Panca Dahana; Anis Hidayah; Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr Sp BP-RE(K); dan Prof. H. Yos Johan Utama, SH, M.Hum.

Sedangkan moderator yang akan memandu arah dan perjalanan debat adalah Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas.

Sama seperti acara debat capres yang kedua sebelumnya, lokasi debat cawapres KMA dan Sandi tetap dilangsungkan di Gedung Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Ada pun tema debat yang akan diuraikan oleh masing-masing cawapres yaitu persoalan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

Dalam rangka memaksimalkan performa di panggung debat nanti, tentu KMA dan Sandi telah mempersiapkan diri dengan baik. Beragam materi dan informasi terkait tema debat pasti sudah dihimpun dan dipelajari.

Sebagian publik tentu sudah mulai mengira-ngira seperti apa perjalanan debat antara KMA dan Sandi serta bagaimana tampilan mereka di panggung. Mayoritas publik pun berharap kualitas debat kali ini semakin baik, dibanding pada dua debat sebelumnya.

Lalu apakah harapan publik tersebut bakal terwujud? Belum bisa dipastikan. Semua tergantung performa, gaya dan penguasaan materi debat oleh kedua peserta. Semoga saja usai debat publik merasa puas.

Baik KMA maupun Sandi pernah berhadapan langsung di acara debat perdana, mendampingi pasangan mereka, Jokowi dan Prabowo. Performa mereka sedikit sudah diukur oleh publik.

Mengulas sedikit, mayoritas publik sempat memberi penilaian terhadap kedua cawapres ini selama debat perdana. KMA waktu itu dinilai terlalu pasif dan irit bicara, sedangkan Sandi tampil enerjik dan lugas. KMA disebut kurang mengimbangi Jokowi, sedangkan Sandi aktif mem-backup Prabowo.

Ya itu penilaian publik dan mungkin pula klaim masing-masing kubu pemenangan. Kedua cawapres tentu punya alasan tersendiri mengapa mereka harus tampil kontras dan beda saat itu.

Dengan melihat tema debat yang ada, saya berpandangan bahwa penguasaan materi oleh kedua cawapres akan kurang optimal. Semua topik yang dibicarakan dan dipertentangkan sepertinya tidak sesuai dengan latar belakang kedua cawapres.

KMA diketahui lebih paham tentang agama dan ekonomi syariah, selanjutnya Sandi berlatar belakang pengusaha. Meskipun Sandi pernah menjabat sebagai wakil gubernur, namun menurut saya pengalamannya yang singkat di ibukota tidak cukup menjadi modal baginya untuk menguasai tema debat.

Maka pandangan saya, tema-tema debat yang diracik oleh KPU bakal tidak terkupas maksimal. Kedua cawapres pasti hanya akan mengandalkan kemampuan bicara dan gaya tampilan apa adanya. Kalau pun akhirnya ada retorika yang ingin dibangun, tidak mungkin sehebat ketika itu disampaikan oleh dua capres mereka.

Saya memprediksi alur debat berakhir datar. Mengapa saya mengatakan demikian?

Kita tahu bahwa dua cawapres peserta debat berusia terpaut jauh, KMA yang sudah sepuh dan Sandi yang masih tergolong muda. Karena faktor usia inilah yang menurut saya aksi saling menegasi pendapat lawan tidak mungkin terjadi. KMA akan mengambil posisinya sebagai orangtua sekaligus penasihat, dan Sandi yang bakal menjadi "anak manis" dan penurut.

Namun apakah kemungkinan untuk menjadi pemenang di akhir debat tidak diinginkan oleh kedua cawapres? Sangat mungkin. Keduanya tentu akan menggunakan trik khusus dalam meraih keinginannya.

Sandi diketahui sangat fasih berkata-kata. Beliau lihai menyampaikan sesuatu, termasuk ketika hal itu diutarakan kepada orang yang lebih tua darinya. Trik ini sangat mungkin digunakan Sandi untuk menghadapi dan "mengalahkan" KMA. Gaya bicaranya akan "menyihir" KMA supaya setiap pendapatnya diafirmasi.

Sisi gaya dan kefasihan berkata-kata Sandi inilah yang mesti diwaspadai oleh KMA supaya pada saat debat beliau tidak "terkecoh" dan kemudian hanya menjadi teman bicara yang baik atau pun pendengar setia.

***