Sebagaimana sudah dinyinyiri Fadli Zon, para oposan Jokowi berkukuh; divestasi saham PT Freeport bukanlah prestasi. Apalagi dilakukan dengan duit utang luar negeri. Gerindra mengatakan rakyat dibodohi Jokowi. Tapi senyampang itu, mereka bilang rakyat Indonesia sudah pintar.
Jadi, apa yang dikhawatirkan? Jika rakyat sudah pintar ‘kan tak bisa dibodohi dan dibohongi? Tapi begitulah, oposisi bodoh sering paradoksal. Ingin mendelegitimasi lawan, yang mendapat dukungan dari rakyat, tapi senyampang itu, partai oposisi juga butuh dukungan suara rakyat.
Adab oposisi kita tidak elegan. Itu menunjukkan kelas mereka. Perspektif yang dibangun, tak jauh dari persepsinya. Opisisi selalu menyerang soal utang, tapi tak melihat penguasaan 51%, pemerintah Indonesia bisa mengubah arah, merombak manajemen, dan menghitung ulang peruntungan dan peruntukannya.
Oposisi menggelapkan soal keuntungan dari 51%. Senyatanya, yang dilakukan Jokowi, Indonesia bisa mendikte McMooran Inc. Jokowi juga bisa memberikan 10% saham pada rakyat Papua.
Ketika tambang emas Papua diserahkan Soeharto pada Freeport (antara lain tim perumus termasuk Sumitro Djojohadikusumo -ayah Prabowo), tambang emas Indonesia itu hanya menguntungkan Soeharto dan kambratnya. Pembagian saham sangat tidak memadai. Rakyat Papua sama sekali tak menikmati, sementara para bajingan di Jakarta, kambrat Soeharto, berpesta-pora.
Itu semua berjalan sejak 1967, sebagai bayaran Soeharto menyingkirkan Sukarno. Sementara, dengan penguasaan 51% saham, dalam kontrak baru sampai 2041, pola manajemennya tak bisa sebagaimana jaman Soeharto dulu. Apalagi Jokowi menyertakan rakyat Papua dalam kepentingan ini.
Sesungguhnya, pada sisi ini anggota DPR mestinya fokus, untuk mengawasi pelaksanaannya. Bukan malah terkesan membela para penjahat dalam barisan ‘papa minta saham’.
Dalam dunia bisnis, apalagi dengan skala global, utang-piutang hal wajar. Apalagi setelah dilakukan berbagai kajian para ahli. Jika McMooran Inc berani memperpanjang kontrak sampai 2041, mereka bukan perusahaan kecil dengan naluri pedagang kaki-5. Berapa duit bakal berputar dalam 20 tahun ke depan? Manajemen Freeport lebih tahu dibanding Fadli Zon dan para yang asal njeplak.
Ekonomi dan politik, adalah hal berbeda. Namun keduanya makin berbeda ketika niatan buruk dilibatkan. Pada mereka yang berniat baik, untuk bangsa dan negara, ekonomi dan politik disinergikan. Pada sisi ini, kelompok oposisi sering tak bisa menjelaskan jenis kelaminnya. Hanya nafsunya yang gede untuk berkuasa, namun tak disertai gagasan dan kapasitas memadai.
Terus tiba-tiba mendaku telah mewakafkan hidup untuk bangsa dan negara? Itu prestasi? Itu mah biasa, kewajiban manusia baik untuk bangsa dan negara. Kecuali dirinya memang bukan orang baik. Jadi harus pasang pengumuman, pakai loudspeaker: Halo, halo, saya sudah mewakafkan diri lho. Jangan tanya saya, di mana mereka yang diculik!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews