Selang Cuci Darah Prabowo dan Permainan Keras Politik Sensasional PSI

Minggu, 6 Januari 2019 | 21:46 WIB
0
468
Selang Cuci Darah Prabowo dan Permainan Keras Politik Sensasional PSI
Kebohongan Award PSI untuk Prabowo, Sandiaga, dan Andi Arief [Detik.com]

Anak-anak muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bikin gebrakan mengejutkan. Tahun lalu mereka lebih senang mempertontonkan politik esensial, seperti bicara program perjuangan yang bersegi masa depan dan demokratis. Tahun 2019 mereka buka dengan permainan politik sensasional. Tidak tanggung-tanggung, gebrakan mereka memang berani, keras dan bikin heboh!

Bagaimana tidak sensasional? Tsamara Amany dan kawan-kawannya menganugerahkan Kebohongan Award kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief. Piagam Kebohongan Award itu akan dikirimkan ke alamat masing-masing penerima menggunakan jasa ojek daring.

Kebohongan award jelas bukan sebuah penghargaan melainkan olok-olokan. Ini serangan terbuka kepada Partai Gerindra dan Partai Demokrat beserta seluruh gerbong pendukung capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Beruntunglah PSI memiliki alasan kuat dan momentum pas untuk lancarkan serangan olok-olokan itu.

Prabowo Subianto baru saja melakukan satu lagi blunder mematikan. Ia begitu percaya diri menyebarkan informasi bahwa alat cuci darah di RSCM digunakan untuk 40 orang pasien sekaligus.

Entah dapat informasi dari mana, tanpa menyaring terlebih dahulu, tanpa mencari tahu, Prabowo langsung melempar informasi yang ia terima kepada publik.

Bukan tuduhan main-main. Jika ini benar, para petinggi RSCM bisa-bisa digugat orang banyak, para pasien cuci darah dan keluarganya. Hemat saya, penggunaan selang cuci darah oleh lebih dari 1 orang adalah malpraktik yang bisa membahayakan kehidupan orang-orang sebab berisiko penularan penyakit berbahaya.

Untunglah bagi Prabowo Subianto, pihak RSCM hingga saat ini hanya merespon tuduhan itu dengan mengklarifikasi, menyampaikan fakta versi RSCM.

Manajemen RSCM menjelaskan bahwa alat cuci ginjal itu terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: mesin hemodialisis, selang hemodialisis dan dialiser. Mesin dialisis yang berfungsi sebagai  pengatur proses dialisis tidak ada kontak langsung dengan darah pasien sehinggga dapat digunakan bergantian untuk beberapa pasien. Sementara hemodialisis dan dialiser di RSCM hanya sekali pakai. Meskipun dialiser boleh digunakan berulang kali pada pasien yang sama asalkan sudah steril, di RSCM hanya satu kali digunakan.

Terhadap klarifikasi pihak RSCM, hingga artikel ini usai dibuat, pihak Gerindra sebagai perwakilan Prabowo hanya menanggapi dengan cara yang sama seperti kasus sebelum-sebelumnya: Prabowo khilaf, Prabowo hanya meneruskan laporan masyarakat, Prabowo bermaksud mengkritik BPJS yang kurang maksimal.

Ini serupa pembenaran diri Prabowo dalam kasus Ratna Sarumpaet dahulu. Padahal seharusnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet bisa Prabowo jadikan pelajaran berharga agar tidak reaksioner menanggapi kabar yang didengarnya. Ia harus mencari tahu lebih banyak sebelum menyebarkan informasi itu ke publik.

Kata orang, sekali salah itu khilaf. Lebih dari sekali adalah sengaja. Menyebarkan informasi keliru dengan sengaja sama saja dengan berbohong.

Tidak heran jika PSI berani memberikan award kebohongan paling lebai kepada Prabowo Subianto.

Pendamping Prabowo Subianto, Sandiaga Uno juga sedang dalam momentum tak beruntung. Awal tahun ini kepada pelaku UMKM di Surabaya, dengan penuh percaya diri Sandiaga ceritakan jika tol Cikopo-Palimanan dibangunnya tanpa utang.

Banyak orang mungkin langsung percaya begitu saja. Tol Cipali sepanjang 116 kilometer jadi landasan kuat kritik Sandiaga kepada Joko Widodo.

Sial bagi Sandiaga. Media massa kemudian membongkar fakta bahwa tol Cipali bukan saja dibangun dengan utang, mitra kerja dan sejumlah bank pemberi utang ternyata perusahaan asing.

Sandiaga membangun tol Cipali dengan kekuatan konsorsium. Perusahaan Sandiaga, PT Saratoga Investama Sedaya masuk konsorsium melalui anak perusahaanya, Interra Indo Resources. Interra kemudian bergabung dengan Bukaka Teknik Utama dan Baskhara Lokabuana, mendirikan Bashkara Utama Sedaya (BUS). BUS dan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard membentuk PT Lintas Marga Sedaya (LMS), perusahaan yang mengerjakan tol Cipali.

Sudah gabung banyak perusahaan, melibatkan perusahaan asing pula, modal LMS untuk bikin tol Cipali ternyata hanya 30 persen. Untuk menambah yang kurang, LMS berutang kepada konsorsium perbankan beranggotakan 22 bank, termasuk 5 bank asing. Kelima bank asing yang dipinjami duit oleh Sandiaga dan kawan-kawannya adalah Standard Chartered dari Inggris, SMBC dari Jepang, OCBC dari Singapura, ICBC dari Tiongkok, dan Deutsche Bank dari Jerman.

Jadi ketika membangun tol Cipali, Sandiaga bukan hanya merangkul perusahaan asing asal Malaysia, tetapi juga berutang ke banyak bank asing.

Dengan fakta ini, ringan hati muda-mudi PSI menganugerahi Sandiaga Uno Kebohongan Award.

Penghargaan ketiga PSI berikan kepada Andi Arief terkait cuitan Wasekjend Partai Demokrat itu tentang 7 kontainer surat suara di Tanjung Priok yang sudah tercoblos. Saya tak tahu apa landasan PSI menganggap Andi Arief sebarkan kebohongan sebab berdasarkan pemberitaan media, Andi Arief hanya mencuitkan kabar yang sudah beredar sebelumnya. Mungkin PSI mengetahui apa yang tidak diberitakan media.

Aksi penganugrahan piagam kebohongan ini adalah politik sensasional. Meski begitu ternyata ia penting juga sebab menjadi kemasan menarik dari kritikan tajam PSI terhadap gaya berpolitik kubu Prabowo-Sandiaga yang sering keseleo lidah, mengabarkan hal yang tidak benar kepada publik. 

Dengan kemasan menarik Piagam Kebohongan Award, orang jadi penasaran untuk mencari tahu apakah membangun tol tanpa utang yang dilontarkan Sandiaga dan soal alat cuci darah dipakai berjemaah yang dilontarkan Prabowo benar adanya atau bohong atau khilaf semata. Kini publik jadi tahu yang sebenarnya.

Anak-anak muda itu nakal juga. Rupanya mereka punya keberanian bermain keras melawan partai-partai besar dan para politisi tua. Namun semoga saja PSI tidak terus terjebak dalam permainan politik sensasional. Mereka perlu menjaga performa mereka dalam mengkampanyekan progam perjuangan seperti tahun kemarin. 

Survei Y-Publica menemukan, gara-gara program penghapusan perda syariah dan poligami, elektabilitas PSI naik signifikan. Itu artinya PSI sudah mulai berhasil membangung brand sebagai parpol yang mewakili sentimen demokratik, setidaknya dalam soal hak sipil-politik kaum perempuan. Jadikanlah politik sensasional sekadar tiki-taka yang memperindah permainan, bukan yang hakikat.

Sumber:

  1. Detik.com (04/01/2019) "Kontroversi Kebohongan Award untuk Prabowo-Sandiaga"
  2. Detik.com (03/01/2019) "Asing Ikut Danai Proyek Tol Cipali yang Disebut Sandi Tanpa Utang"
  3. Tribunnews.com (02/01/2019) "Prabowo Soal Selang Cuci Darah Dipakai 40 Pasien: RSCM Bantah, Gerindra Sebut Bisa Jadi Khilfaf"

Ditayangkan juga di Kompasiana.com/tilariapadika

***