Prinsip PDI Perjuangan: Berpolitik itu, Membangun Peradaban

Sabtu, 26 Januari 2019 | 20:56 WIB
0
201
Prinsip PDI Perjuangan: Berpolitik itu, Membangun Peradaban
Ilustrasi PDIP (Foto: Waspada Online)

Seminggu terakhir, membaca lini masa, bisa bikin gila. Bukan cuma relawan dan fans tapi juga tim pendukung masing-masing capres, adu kegiatan dan saling berbalik komentar, yang substansinya jauh dari tujuan akhir pemilu.

Presiden Jokowi mengadakan kegiatan di Garut dan cukur rambut, Kubu sebelah mencibir dan nyinyir. “Potong rambut saja pakai pamer”. Eh ya ampun, beberapa hari sesudahnya Fadli Zon melakukan hal yang sama di tempat yang sama. Sungguh nggak beretika. Cibiran yang kemarin tinggal dibalikin

Tujuan pemilu adalah mengganti kepala Negara sesuai konstitusi. Ada Undang-udang yang menjadi dasar diselenggarakan pemilu. Dan itu termasuk dalam demokrasi yang diperjuangkan. Menghargai hak berpendapat termasuk hak untuk memilih.

Politikus PDI Perjuangan, Nurmansyah Tanjung mengapresiasi kerja Kepolisian aats penangkapan Bagus Bawana terduga otak dibalik penyebaran info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Buat saya, info hoax sangat berbahaya karena mampu memicu konflik ke semua arah.

Info hoax itu sangat jahat dan berpotensi menimbulkan kekacauan. Karena masih banyak rakyat yang mudah percaya pada apa yang ingin dipercaya. Bukan percaya pada info yang benar. Karena mereka juga nggak paham jenis info hoax atau info  benar.

Seperti info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Itu info hoax di awal tahun 2019, padahal kertas suara belum lagi di cetak. Masing-masing Capres-cawapres belum menyerahkan foto yang akan di cetak di atas kertas suara.

Itu juga yang membuat saya kesal dengan cuitan Andi Arief, Politisi Partai Demokrat. Sebagai partai pendukung Capres 02, masa dia tidak tahu, sudah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan KPU dan Bawaslu.

Kalau foto saja belum dikirim, dan kertas suara belum dicetak. Kok bisa ada  info 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Ndilalanya, sekelas politikus Andi Arief, kok tangannya lancar banget ngetwit?

Jangan-jangan ini memang bagian dari strategi Badan Pemenangan Nasional Capres 02 dalam memainkan sebaran percakapan di media social atau diinternet? Entahlah.

Pemilu bukan sekadar  kontestasi politik tapi juga bagian dari proses pendidikan politik itu sendiri. Maka  menurut saya, partai politik bertanggung jawab penuh pada apa yang dilakukan anggota partai, simpatisan atau relawan. Termasuk yang dilakuakan Ratna Sarumpaet dan Bagus Bawana.

Bukankah setiap partai politik perlu  menampilkan seluruh program dan kegiatannya yang sifatnya mendidik rakyat?   

Menurut politisi PDI Perjuangan Nurman Tandjung, TIM Badan Pemenangan Nasional Capres 02 harus ikut bertanggung jawab. Terkait info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Karena sesungguhnya berpolitik itu membangun peradaban.

Politik itu, Membangun Peradaban juga pernah disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto. Jadi berpolitiklah dengan sehat karena sesungguhnya berpolitik itu membangun peradaban.

Ada kebudayaan yang harus dijaga dan dikembangankan. Bukan sekedar membentuk partai dan mencari poisisi jabatan. Ada kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama yang harus diwujudkan lewat berpolitik.

***