Seminggu terakhir, membaca lini masa, bisa bikin gila. Bukan cuma relawan dan fans tapi juga tim pendukung masing-masing capres, adu kegiatan dan saling berbalik komentar, yang substansinya jauh dari tujuan akhir pemilu.
Presiden Jokowi mengadakan kegiatan di Garut dan cukur rambut, Kubu sebelah mencibir dan nyinyir. “Potong rambut saja pakai pamer”. Eh ya ampun, beberapa hari sesudahnya Fadli Zon melakukan hal yang sama di tempat yang sama. Sungguh nggak beretika. Cibiran yang kemarin tinggal dibalikin
Tujuan pemilu adalah mengganti kepala Negara sesuai konstitusi. Ada Undang-udang yang menjadi dasar diselenggarakan pemilu. Dan itu termasuk dalam demokrasi yang diperjuangkan. Menghargai hak berpendapat termasuk hak untuk memilih.
Politikus PDI Perjuangan, Nurmansyah Tanjung mengapresiasi kerja Kepolisian aats penangkapan Bagus Bawana terduga otak dibalik penyebaran info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Buat saya, info hoax sangat berbahaya karena mampu memicu konflik ke semua arah.
Info hoax itu sangat jahat dan berpotensi menimbulkan kekacauan. Karena masih banyak rakyat yang mudah percaya pada apa yang ingin dipercaya. Bukan percaya pada info yang benar. Karena mereka juga nggak paham jenis info hoax atau info benar.
Seperti info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Itu info hoax di awal tahun 2019, padahal kertas suara belum lagi di cetak. Masing-masing Capres-cawapres belum menyerahkan foto yang akan di cetak di atas kertas suara.
Itu juga yang membuat saya kesal dengan cuitan Andi Arief, Politisi Partai Demokrat. Sebagai partai pendukung Capres 02, masa dia tidak tahu, sudah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan KPU dan Bawaslu.
Kalau foto saja belum dikirim, dan kertas suara belum dicetak. Kok bisa ada info 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Ndilalanya, sekelas politikus Andi Arief, kok tangannya lancar banget ngetwit?
Jangan-jangan ini memang bagian dari strategi Badan Pemenangan Nasional Capres 02 dalam memainkan sebaran percakapan di media social atau diinternet? Entahlah.
Pemilu bukan sekadar kontestasi politik tapi juga bagian dari proses pendidikan politik itu sendiri. Maka menurut saya, partai politik bertanggung jawab penuh pada apa yang dilakukan anggota partai, simpatisan atau relawan. Termasuk yang dilakuakan Ratna Sarumpaet dan Bagus Bawana.
Bukankah setiap partai politik perlu menampilkan seluruh program dan kegiatannya yang sifatnya mendidik rakyat?
Menurut politisi PDI Perjuangan Nurman Tandjung, TIM Badan Pemenangan Nasional Capres 02 harus ikut bertanggung jawab. Terkait info hoax 7 kontainer kertas surat suara tercoblos. Karena sesungguhnya berpolitik itu membangun peradaban.
Politik itu, Membangun Peradaban juga pernah disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto. Jadi berpolitiklah dengan sehat karena sesungguhnya berpolitik itu membangun peradaban.
Ada kebudayaan yang harus dijaga dan dikembangankan. Bukan sekedar membentuk partai dan mencari poisisi jabatan. Ada kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama yang harus diwujudkan lewat berpolitik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews