Jangan Percaya kepada Orang yang Sedang Jatuh Cinta dan Mabuk!

Kamis, 24 Januari 2019 | 09:55 WIB
0
659
Jangan Percaya kepada Orang yang Sedang Jatuh Cinta dan Mabuk!
Ilustrasi orang mabuk (Foto: Okezone.com)

Dalam kosakata bahasa Jawa ada istilah "ndakik-ndakik" yang artinya kurang lebih "muluk-muluk" atau terlalu tinggi janji-janjinya. Orang yang suka "ndakik-ndakik" biasanya hanya pandai berjanji tapi tidak bisa merealisasikan janjinya itu. Janjinya terlalu susah untuk direalisasikan di bumi yang kita pijak.

Seperti janji capres dan cawapres kalau mereka terpilih, maka kebutuhan bahan pokok akan murah. Hasil petani akan dibeli dengan harga tinggi atau layak. Pegawai negeri sipil,TNI dan Polri gajinya akan dinaikkan. Gaji penegak hukum atau hakim akan dinaikkan tinggi supaya tidak melakukan korupsi. Lapangan pekerjaan akan dibuka lebar-lebar. Ini termasuk janji yang "ndakik-ndakik" tanpa melihat situasi atau fakta yang ada.

Dalam debat capres-cawapres yang lalu ada capres yang berjanji ingin menaikkan rasio pajak menjadi 16%. Kenaikkan rasio pajak tersebut nantinya untuk menaikkan gaji para PNS dan penegak hukum. Ini menarik, di satu sisi ingin menaikkan rasio pajak, tetapi di satu sisi ingin menghapus atau menurunkan tarif pajak. Ada inskonstensi.

Kalau ingin menaikkan rasio pajak artinya memperbanyak wajib pajak, baik wajib pajak perorangan atau wajib pajak badan. Selama ini aturan yang tidak kena pajak atau penghasilan tidak kena pajak atau PTKP Rp54 juta dalam setahun. Sebelumnya dulu PTKP Rp36 juta dalam setahun.

Nah, artinya kalau ingin menaikkan rasio pajak dengan target 16%, maka salah satunya menurunkan PTKP supaya wajib pajak meningkat dan target pajak juga meningkat. Artinya pula yang jadi obyek pajak masyarakat kecil lagi.

Di satu pihak, mereka kalau terpilih ingin menurunkan tarif pajak. Mana bisa ingin menaikkan rasio pajak dengan cara menurunkan tarif pajak. Inskontensi atau "ndakik-ndakik". Kalau tarif pajak, baik perorangan atau badan diturunkan tarifnya, maka untuk mencapai rasio pajak 16% hampir tidak mungkin.

Pesan Simbah: Pertama,jangan percaya janjinya orang yang lagi kasmaran atau jatuh cinta. Karena orang jatuh cinta terkadang mengalami gangguan jiwa dan suka menjanjikan sesuatu. Janji-janji memang sebagai bunga-bunga orang yang sedang kasmaran.

Kedua, jangan percaya omongan orang yang sedang mabuk. Karena orang mabuk suka merancau atau ngomyang (Jawa) dan bicara yang tidak jelas.

Ketiga, jangan percaya dengan janjinya orang yang sedang kampanye. Karena orang kampanye suka berjanji dan ingkar janji.Suka muluk-muluk janjinya. Padahal kalau terpilih akan lupa dengan janjinya.

Eling lan waspada!

***