Judi online telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan tingginya nilai transaksi yang mencapai Rp 900 triliun pada tahun 2024, sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan. Ancaman ini semakin mendesak karena mayoritas dari 8,8 juta pemain judi online berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu mengedepankan koordinasi dan kolaborasi lintas sektor untuk memutus rantai adiksi judi online dan melindungi masyarakat.
Koordinasi antar lembaga merupakan elemen kunci dalam pemberantasan judi online. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, telah mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BBPIK), Aries Marsudiyanto, untuk membahas strategi penanganan masalah ini. Dalam pertemuan tersebut, Aries menyatakan bahwa meskipun penanganan judi online sudah menunjukkan kemajuan, pemberantasannya harus dilanjutkan hingga ke akar-akarnya. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya kerja sama antarlembaga untuk mencapai hasil yang optimal.
Salah satu aspek penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah kesiapan teknologi informasi (IT) di berbagai kementerian, lembaga, dan badan terkait. Pembaruan hardware dan software menjadi fokus utama untuk memastikan mekanisme tata kelola pemerintahan yang efisien, cepat, dan transparan. Menurut Aries, teknologi yang mumpuni tidak hanya membantu pemberantasan judi online, tetapi juga meningkatkan kinerja keseluruhan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Selain itu, kolaborasi dengan lembaga keuangan juga menjadi langkah strategis. Pemblokiran rekening bank dan akun e-wallet yang terkait dengan transaksi judi online adalah salah satu langkah konkret yang telah dilakukan. Langkah ini tidak hanya memutus akses para pelaku judi online, tetapi juga mengurangi daya tarik bisnis ilegal tersebut. Namun, tindakan ini memerlukan pengawasan dan koordinasi yang intensif antara Komdigi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lembaga perbankan untuk memastikan efektivitasnya.
Pemerintah juga telah mengambil langkah inovatif dengan memutus jalur internet ke/dari negara-negara yang menjadi pusat operasi judi online, seperti Filipina dan Kamboja. Langkah ini merupakan bukti nyata bahwa pemberantasan judi online memerlukan pendekatan lintas batas yang melibatkan kerja sama dengan otoritas internasional. Selain itu, pemblokiran situs bermuatan judi online dan VPN gratis menjadi bagian dari strategi digital yang tidak kalah penting.
Komitmen pemerintah untuk memberantas judi online juga tercermin dalam pernyataan Meutya Hafid yang menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan nota kesepahaman (MoU) untuk mengawal program-program Komdigi agar tepat sasaran dan efisien. Prinsip transparansi dan efisiensi, seperti yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo, menjadi pedoman utama dalam menjalankan program-program ini. Langkah ini menunjukkan pentingnya tata kelola yang baik untuk memastikan bahwa semua upaya yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Namun, koordinasi saja tidak cukup. Pemberantasan judi online juga memerlukan pendekatan preventif yang melibatkan edukasi masyarakat. Dengan mayoritas pemain judi online berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, upaya pemberantasan harus disertai dengan program-program yang dapat meningkatkan kesadaran akan dampak negatif judi online. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan alternatif kegiatan positif yang dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari aktivitas perjudian.
Dalam konteks ini, kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta menjadi penting. Misalnya, platform digital seperti media sosial dapat dilibatkan untuk menyebarluaskan kampanye anti-judi online. Selain itu, kerja sama dengan lembaga pendidikan juga dapat dilakukan untuk mengintegrasikan edukasi digital ke dalam kurikulum sekolah, sehingga generasi muda lebih terlindungi dari ancaman judi online.
Pemberantasan judi online juga tidak lepas dari tantangan, terutama dalam menghadapi pelaku yang semakin canggih menggunakan teknologi. Oleh karena itu, inovasi harus menjadi bagian integral dari strategi pemerintah. Pengembangan alat-alat berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan memblokir konten terkait judi online dapat menjadi solusi yang efektif. Selain itu, investasi dalam pelatihan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang keamanan siber juga menjadi kebutuhan mendesak.
Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah tidak dapat berjalan sendiri. Aries Marsudiyanto menekankan pentingnya memperbaiki berbagai aspek koordinasi dengan Komdigi. Hal ini mencakup penguatan mekanisme pelaporan masyarakat yang selama ini telah menjadi salah satu sumber informasi utama dalam mendeteksi aktivitas judi online. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dalam upaya pemberantasan judi online.
Pada akhirnya, pemberantasan judi online bukan hanya tentang memutus akses atau menutup situs-situs ilegal, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi masyarakat. Koordinasi dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk mewujudkan tujuan ini. Dengan pendekatan yang holistik, melibatkan teknologi, edukasi, dan kerja sama antarlembaga, pemerintah dapat mengatasi tantangan judi online secara lebih efektif. Masyarakat pun perlu terus dilibatkan dalam upaya ini, sehingga bersama-sama kita dapat melindungi generasi mendatang dari dampak buruk judi online.
*) Peneliti Masalah Sosial - Lembaga Kajian Sosial Nusantara
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews