Mampukah Arinal dan Chusnunia Beri Efek Positif kepada Dawam - Azwar Hadi?

Tidak gampang bagi kubu Dawam-Azwar mengamankan konstituen mereka agar tidak berlabuh ke Zaiful-Sudibyo meskipun “badai” telah bertiup agar mereka “mumbul” setinggi-tingginya.

Kamis, 19 November 2020 | 06:49 WIB
0
800
Mampukah Arinal dan Chusnunia Beri Efek Positif kepada Dawam - Azwar Hadi?
Arinal dan Vhusnunia (Foto: detik.com)

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi pada Rabu (18/11/2020) berkunjung ke Lampung Timur dalam rangka melihat sekaligus ingin meningkatkan kualitas lada lokal. 

Pada hari yang sama, Wakil Gubernur Chusnunia Chalim, yang juga Ketua Tim Pengawasan Pupuk dan Pestisida Provinsi Lampung memantau ketersediaan pupuk dan pestisida di Kabupaten Lampung Timur.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Lampung berdialog dengan petani lada di Desa Sukadana Baru. Di forum itu, dia berjanji membikin terobosan baru agar petani lada sejahtera hidupnya.

Sedangkan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim yang juga Ketua DPW Partai Kabangkitan Bangsa (PKB) memantau ketersediaan dan penyaluran pupuk kepada petani agar terjamin.

Mereka sama-sama berbicara tentang pertanian dan produknya. Topik ini sangat strategis, karena menjadi lahan kehidupan sebagian besar masyarakat Lampung Timur yang berprofesi sebagai petani.

Tema tadi sangat menyentuh hajat hidup orang banyak, karena dari pertanian dan produk-produk itulah mereka sekeluarga menggantungkan hidup.

Dari sudut pandang pemerintahan, kehadiran mereka di Lampung Timur adalah normal-normal saja. Apalagi, mereka juga tidak berbicara politik dan pilihan politik. 

Sebagai kepala daerah, wajar bila mereka turun ke lapangan menyerap aspirasi warganya sekaligus memastikan warganya agar sejahtera hidupnya.

Tetapi, di mata politikus, kehadiran mereka bisa dimaknai lain. Bisa saja mereka dianggap bermanuver politik mengingat Lampung Timur sedang punya agenda menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) 9 Desember 2020. Dan, sekarang sedang masa kampanye.

Dalam perhelatan pilkada ini, PKB dan Partai Golkar mengusung calonnya, Dawam Rahardjo - Azwar Hadi. Dawam adalah representasi dari PKB, sedangkan Azwar Hadi adalah Ketua Partai Golkar Lampung Timur.

Mereka akan menantang calon bupati petahana Zaiful Bokhari yang menggandeng wakilnya Sudibyo. Zaiful adalah kader baru di PDI Perjuangan, sedangkan Sudibyo adalah kader “kuat” Partai Golkar di Lampung Timur. 

Selain menantang Zaiful - Sudibyo, Dawam - Azwar juga akan bersaing dengan satu calon lainnya, Yusran Amirullah - Raden Benny Kisworo yang diusung Partai Demokrat dan Partai Nasdem.

Dengan peta persaingan yang demikian, kehadiran Arinal dan Chusnunia di Lampung Timur tidak berlebihan bila secara politis dimaknai dalam rangka membangun komunikasi antara politikus dan konstituennya. 

Arinal yang petinggi utama Partai Golkar dan Chusnunia yang petinggi utama PKB tentu diharapkan akan memberi efek positif kepada kader dan simpatisan mereka agar mereka tidak tergoda memilih figur kubu sebelah yang berwarna “merah - kuning” serta “biru - biru”.

Dawam dan Azwar memang agak berat dalam mengarungi persaingan ini, karena mereka menghadapi petahana yang sudah bisa menyajikan karya pembangunannya kepada publik.

Hasil survei dari Lampung Independen Survei yang disiarkan pada 20 Oktober 2020 menyebut, Zaiful Bukhari - Sudibyo unggul dengan 32,75 persen. Di posisi kedua ada pasangan Yusran Amirullah-Beni Kisworo dengan 30,16 persen dan Dawam Rahardjo - Azwar Hadi dengan angka 25,68 persen. Kemudian, ada 11,41 persen suara yang masih belum menentukan pilihannya.

Dengan data inilah, Dawam - Azwar memang butuh “badai” yang kencang tiupannya sebagai mesin pendorong pamornya agar naik untuk mengimbangi petahana.

Dan, Arinal serta Chusnunia diharapkan menjadi mesin pendorong itu lewat berbagai kerja politik yang elegan dan tidak menabrak rambu-rambu hukum. 

Tetapi, tidak mudah bagi Dawam - Azwar untuk mendapat keberuntungan dari kehadiran protokoler Arinal dan Chusnunia ini.

Bisa saja kader atau simpatisan Partai Golkar berlabuh ke Zaiful - Sudibyo secara diam-diam, karena mereka simpatik kepada Sudibyo. 

Sudibyo sendiri bukan kader “kaleng-kaleng” di Partai Golkar. Dia kader tangguh yang banyak pengikutnya. Lihat saja dia tidak kena sanksi apa-apa meskipun mencalonkan diri lewat partai lain dan harus bersaing dengan kader Golkar sendiri, Azwar Hadi yang mendampingi Dawam.

Bahkan beberapa anggota forum mantan anggota DPRD Lampung Timur mendeklarasikan dukungan kepada Sudibyo, karena politikus ini dianggap punya akar yang kuat serta berkomitmen. Mereka sepakat memenangkan Zaiful - Sudibyo. Di sini menunjukkan bahwa Sudibyo juga disukai oleh tokoh lintas partai.

Dan, bagi kader atau siampatisan PKB yang umumnya dari kalangan santri juga sulit untuk tidak tergoda melirik ke Zaiful Bokhari. Zaiful meskipun bukan kader PKB, dia sangat dekat dengan kalangan kyai maupun santri lokal.

Zaiful sendiri sudah mendapat dukungan moril dari sembilan santri “darah biru” kalangan Nahdlatul Ulama yang datang dari Jombang, Jawa Timur, ke Lampung Timur, 21 Oktober 2020. 

Nah, tidak gampang bagi kubu Dawam - Azwar untuk mengamankan konstituen mereka agar tidak berlabuh ke Zaiful - Sudibyo meskipun “badai” telah bertiup agar mereka “mumbul” (naik –jawa) setinggi-tingginya. 

Krista Riyanto, Penulis Tinggal di Jakarta

***