Bukan Nurhadi Target Penyidik KPK?

Neta sepertinya mecurigai ada pressure terhadap Nurhadi dengan cara-cara yang unprocedure, dikuatirkan pengakuannya akan keluar dari substansi yang sebenarnya, dan melebar kemana-mana.

Selasa, 9 Juni 2020 | 08:53 WIB
0
518
Bukan Nurhadi Target Penyidik KPK?
Nurhadi (Foto: tribunnews.com)

Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menangkap Mantan Sekjen Mahkamah Agung Nurhadi, dan menantunya Rezky Hebriyono, Senin 1 Juni 2020, terkait kasus jual-beli perkara di Mahkamah Agung.

Jalan panjang pengungkapan kasus jual-beli perkara ini sudah berlangsung sejak tahun 2016, penangkapan terhadap Nurhadi ini dilakukan setelah berbagai upaya pemanggilan pada April 2020, dan selalu mangkir, sehingga dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).

Pada awalnya Nurhadi menjadi target KPK setelah lembaga anti rusuah itu menangkap Sekretaris Panitera Pengadilan negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution yang menerima uang suap Rp 50 juta dari pegawai PT Artha Pratama Anugerah, Doddy Aryanto Supeno, di parkiran Hotel Acacia, Jakarta Pusat.

Tujuan Doddy menyuap Edy untuk memuluskan berbagai perkara yang sedang dihadapi Group Lippo di Pengadilan dan Mahkamah Agung. Sementara PT Artha adalah salah satu anak perusahaan Group Lippo.

Atas temuan di tahun 2016 tersebut, penyidik KPK sempat menggeledah rumah Nurhadi di Jalan Hang Lekir V nomor 6, Jakarta selatan. Setelah penggeledahan tersebut, berdasarkan dokumen yang diperoleh Majalah Tempo, terlacak adanya upaya Nurhadi meminta perlindungan sejumlah orang penting.

Dari hasil penggeledahan ini, penyidik KPK sepertinya menemukan sesuatu yang lain pada akhirnya, sehingga target penangkapan Nurhadi adalah juga untuk membuka tabir siapa orang dibelakang Nurhadi yang begitu kuat melindunginya

Dalam percakapan rahasia Nurhadi dengan sejumlah orang tersebut, salah satunya diketahui berinisial BG. Seperti yang dilansir Tempo.co, Nurhadi via ajudannya dari kepolisian meminta akses hubungan ke BG, yang tujuannya meminta perlindungan. Memang tidak disebutkan siapa BG dalam percakapan tersebut,

+ Ijin Ndan. Bisa diakseskan ke BG informasi Ndan. Bapak (Nurhadi ) habis di-ini sama Kuningan (KPK).
- Hah, kenapa?
+ Bapak rumahnya habis diperiksa Kuningan (digeledah). Semalem jam 11 malam dan baru selesai jam 7 barusan. Terus tadi Bapak (Nurhadi) bilang kasih tahu Pak BG.
- Oke. Kami informasikan segera. Ini lagi serah-terima (sejumlah kapolda baru).

Penangkapan Nurhadi dan Rezky oleh Tim Penyidik KPK, konon kabarnya diketuai oleh Novel Baswedan, semakin diyakini penyidik akan membuka tabir siapa-siapa yang terlibat dalam melindungi Nurhadi, dalam penanganan kasus yang sedang dihadapinya.

Ada indikasi selama pelariannya Nurhadi dilindungi oleh pihak-pihak tertentu, namun dugaan ini belum bisa dibuktikan.

Kronologis semua peristiwa ini tentunya sangat memperlihatkan betapa Novel Baswedan sangat berkeinginan untuk menyidik kasus Nurhadi ini, sepertinya ada keterkaitannya sosok yang ada di belakang Nurhadi dengan kasus yang dialaminya. 

Baru-baru ini Ketua Presedium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, menuding pemeriksaan terhadap Nurhadi oleh penyidik KPK dilakukan di luar Gedung KPK. Tudingan tersebut sudah dibantah oleh KPK.

Neta sepertinya mecurigai ada pressure terhadap Nurhadi dengan cara-cara yang unprocedure, dikuatirkan pengakuannya akan keluar dari substansi yang sebenarnya, dan melebar kemana-mana.

Memang ada kepentingan penyidik KPK untuk mengetahui lebih jauh, keterkaitan berbagai pihak yang ditengarai terlibat dalam melindungi Nurhadi dan Rezky.

Sejauh apa kepiawaian penyidik KPK bisa membongkar berbagai misteri yang menutupi kasus ini, dan seperti apa nantinya temuan akhir penyidik KPK?

***