Ayolah saling menjaga diri. Apapun agama kita, mayoritas atau minoritas agama kita, mari menjaga lisan dan tulisan agar kehidupan damai yang kita impikan bisa tetap terwujud.
Kedamaian dalam kehidupan beragama di sebuah negara itu bisa terwujud jika yang mayoritas itu mau rendah hati dan yang minoritas menghormati.
Konflik akan tercipta jika ada oknum mayoritas yang besar hati bertemu dengan oknum minoritas yang tak tahu diri.
Saya adalah muslim yang selalu mengajak sesama muslim untuk rendah hati meski mayoritas. Tentu saya juga berharap saudara yang beragama lain mengajak sesama agamanya untuk bisa sedikit menghormati atau setidaknya tahu diri dalam bertutur kata.
Saya sedih jika kerendahan hati dari saya sebagai seorang muslim yang saya wujudkan dalam tulisan saya di media sosial dikomentari oleh oknum agama lain yang tidak tahu diri dengan malah mencaci maki agama kami. Orang seperti itu membawa benih radikalisme bahkan di saat agamanya minoritas.
Saya sebagai orang yang tak suka konflik, tentu hanya bisa sedih dan menghapus/block komentar itu. Saya yakin bahwa komentar yang tak tahu diri itu jika dibaca oleh orang muslim yang merasa besar hati, ya bisa saja menimbulkan konflik.
Di kalangan mayoritas memang ada oknum yang suka ribut dengan minoritas. Namun di kalangan minoritas pun ada oknum yang suka memancing keributan. Mari kita semua bebersih diri dari oknum seperti ini dengan terus menyadarkan mereka.
Jadi, ayolah saling menjaga diri. Apapun agama kita, mayoritas atau minoritas agama kita, mari menjaga lisan dan tulisan agar kehidupan damai yang kita impikan bisa tetap terwujud.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews