Bukan Sekadar Ahok

Sebagian kita lemah di situ. Hingga toleran pada intoleransi. Persoalan Pertamina bukan sekedar Ahok, tapi ada agenda lain yang diperjual-belikan.

Selasa, 26 November 2019 | 16:28 WIB
0
350
Bukan Sekadar Ahok
Ilustrasi (Foto: Facebook/Sunardian Wirodono)

Hari ini, hari pertama Ahok masuk kerja sebagai Komisaris Utama BUMN Pertamina. Tapi kenapa Ahok begitu ditentang? Pertanyaannya bisa diganti begini, sih; Siapa saja yang menentang? Siapa saja, itu artinya tidak semua, sebagian. Nah siapa yang sebagian itu? Besar atau kecil?

Penolakan atas pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina, dengan mudah bisa ditengarai, dari kelompok kepentingan mana. Dari kelas kakerlak Novel Bamukmin, Arie Gumilar, PA-212, hingga sampai kelas RR, FZ, DI. Dan jika dicermati, tidak mewakili apa yang selalu mereka katakan; Atas nama kepentingan bangsa dan negara, atau pun atas nama agama.

Alasan yang mereka kemukakan, terlihat sumir. Atau setidaknya disengaja, karena hanya untuk memancing sentiment public. Untuk alasan yang sebenarnya mereka sembunyikan. Karena secara politik, rakyat jelata (tentunya pendukung langkah Presiden Jokowi), melihat dengan jelas. Perang terhadap koruptor dan predator yang bercokol di Pertamina harus dituntaskan paska pembubaran Petral.

Jika mencermati kinerja dan performance Pertamina, ada problem serius dengan BUMN yang punya nilai strategis ini, baik secara ekonomi maupun politik. Bahkan Erick Thohir, di luar dugaan, selalu menekankan soal moralitas, etika, kesungguhan untuk bekerja demi bangsa dan negara. Ada apa sebenarnya?

Sudah rahasia umum, BUMN kita seperti Pertamina, menjadi sarang penyamun. Bahkan bunker ekonomi politik bagi yang justeru memusuhi negara.

Para koruptor yang bercokol di BUMN, juga para predator dan penjahat kerah putih yang masih menjadikan BUMN sebagai sapi perah. Jadi ketika ada upaya serius pemerintah, untuk membersihkan Pertamina dari para penyamun, dengan mendatangkan Ahok, dengan gampang kita melihatnya; siapa yang menolaknya?

Yang lebih berkempentingan atas penolakan itu, ialah mereka yang dirugikan, jika misi Jokowi melalui penunjukan Ahok berjalan mulus. Tapi ini bukan kelas Novel, RR, apalagi FZ yang ngawur itu. Ini bukan kelas jongos, tetapi menyangkut nama-nama besar, apakah ini berkait Cendana, mantan penguasa, elite partai bahkan yang ada dalam koalisi Jokowi.

Mereka yang dengan segala daya bisa menggerakkan segalanya. Bahkan untuk membeli isu agamaisme dan etnisisme. Juga tentu, menggerakkan lebih jauh lagi. Menciptakan situasi chaos atau crisis dengan dampak lebih kuat secara ekonomi, sosial dan politik.

Cara apapun, bisa mereka lakukan untuk mempertahankan diri. Bukan hanya menciptakan perang, kerusuhan, atau chaos ekonomi, melainkan juga agama pun bisa dipakai untuk mengadu domba. Perang yang kita hadapi sekarang, bukan cuma terorisme dan radikalisme agama, melainkan juga manipulasi agama.

Di situ pendustaan agama jauh lebih berbahaya daripada penistaan. Sebagian kita lemah di situ. Hingga toleran pada intoleransi. Persoalan Pertamina bukan sekedar Ahok, tapi ada agenda lain yang diperjual-belikan. 

***