Seringkali lembaga-lembaga ini hanyalah ekstension dari kekuatan-kekuatan oligarki di luar dirinya.
Apakah peran parpol dan parlemen serta lembaga-lembaga politik formal lainnya saat ini, masih seperti yang didefinisikan dalam teori-teori ilmu politik konvensional?
Era digital dalam abad informasi ini deñgan network society-nya (istilah Manuel Casttels), telah membuat sebagian besar teori-teori itu menjadi usang!
Sudah sejak era 1990-an Anthony Giddens bicara tentang trend "post-parliamentary politics" di Eropa yang menandai semakin bergesernya peran lembaga2 politik formal macam parpol, parlemen, dan kabinet.
Giddens bicara tentang fenomena "migrasi politik" dari negara ke masyarakat, dari yang tadinya berpusat di parlemen dan kabinet kini bergeser ke "single issue group" sebagai keagenan politik (political agency) yang semakin besar perannya.
Berbeda dengan parpol, keagenan ini bergerak di akar rumput dalam level "everyday politics" dengan isu-isu tunggal yang menyangkut kepentingan langsung publik atau warganegara (seperti isu lingkungan, gender, kesehatan, perumahan, dst.).
Realitas inilah yang disebut sebagai grass root politics, atau juga disebut ".....the secondary level of political practices" (Warren).
Dalam bahasa lain, Ulrich Beck menyebut realitas ini "sub-politics."
Subpolitics ini berbeda dengan dan beroperasi di luar tatanan politik formal; dia adalah jaringan-jaringan sosial baru yang ditopang kekuatan jaringan digital.
Sementara aktor-aktor politik di parlemen bergerak dan heboh dalam politik panggung (show politics) yang seringkali lebih mirip infotaintment, jaringan subpolitics ini lebih bermain dalam jaringan digital dengan memproduksi dan menyebarkan ide-ide di level akar rumput.
Ke depan, jaringan subpolitics ini terus berkembang bersamaan dengan kesadaran bahwa institusi-institusi politik lama (parpol, parlemen, kabinet, dst) tidaklah sepenuhnya otonom. Seringkali lembaga-lembaga ini hanyalah ekstension dari kekuatan-kekuatan oligarki di luar dirinya.
Jadi masih percaya partai politik dan parlemen?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews