What Are You, PSI?

Tapi kenapa orang yang sudah berlutut minta maaf masih harus diiinjak kepalanya? Apalagi Ninoy dulunya menulis bagus-bagus soal PSI.

Sabtu, 13 Juli 2019 | 17:25 WIB
0
698
What Are You, PSI?
Mawar mengering (Foto: VideoBlocks)

Sepanjang ingatan, cuma PSI, partai yang memperlakukan pelaku hoax sedemikian telengasnya. Tahu 'kan telengas? Pasti tahu ah karena PSI 'kan isinya orang-orang pinter semua. Kaya raya lagi.

Biasanya jika satu partai merasa difitnah langsung melapor ke polisi. Rusaknya wibawa harus langsung sekali lagi langsung ditangani oleh otoritas keamanan yang punya wewenang memaksa. Agar wibawa partai bisa terlindungi.

Namun PSI tidak menempuh cara itu.

Ninoy memang salah. Jika demikian hancurnya hati PSI karena tulisan ngawurnya, seharusnya langsung lapor polisi.

Tapi justru pelaporan itu dilakukan setelah jalur kekeluargaan sudah ditempuh. Ninoy datang minta maaf dan divideokan.

Cara ini sebenarnya sudah maksimal untuk mempermalukan Ninoy. Sekaligus membuat dia berfikir 700 kali untuk menulis artikel sampah lagi.

Tapi kenapa orang yang sudah berlutut minta maaf masih harus diiinjak kepalanya? Apalagi Ninoy dulunya menulis bagus-bagus soal PSI.

Itulah yang membuat kita heran.

Apalagi banyak pengurus PSI yang lama tinggal dan belajar di belahan Eropa dan Amerika. Harusnya mereka paham benar bagaimana orang-orang bule memperlakukan seorang yang bersalah.

Harusnya mereka mengadaptasi ideologi Barat menghukum secara sosial orang bersalah dengan cara welas asih agar yang bersangkutan tobat.

Give him a second chance.

Beri dia kesempatan kedua karena hidupnya jadi susah akibat berbuat salah. Agar perilakunya berubah. Dan nanti dia bilang, "I have done my time.. "

Ini ciri seorang yang intelek.

Who always have a Big Heart.

Kumpulan olah rasa dan mindset lagi harta berharga yang dimiliki semua para kaum pintar lagi kaya raya. Yang sukses berwelas asih kepada sesama. Ini yang membuat banyak orang bule terus bersinar dan berkarya bagi sesama lewat jiwa philantropistnya.

Tapi mirisnya, jiwa ini belum dimiliki elit PSI. Padahal banyak para elitnya pernah tinggal lama di USA atau Eropa. Dapet gelar master dan Phd sampai berderet-deret..

Malahan kini mereka mengadaptasi cara-cara primitif yang dahulunya justru mereka selalu kecam keras dan kritisi.

What are you PSI?

Withered rose?

***