Bijaklah dalam Merayakan Hari Buruh

Buruh harus menyikapi hari buruh sebagai hari libur nasonal dengan bijak, dengan tidak menggelar unjuk rasa pada hari sebelum maupun sesudah May Day.

Senin, 29 April 2019 | 19:34 WIB
0
518
Bijaklah dalam Merayakan Hari Buruh
foto: Google

Peringatan Hari Buruh atau May Day selalu mendapatkan sorotan media tiap tahunnya, aksi demo dengan tuntutan kenaikan UMR atau orasi bernada politis, kerap keluar dari megaphone para koordinator aksi masa.

Demo yang berpotensi kericuhan tersebut, tentu sudah usang kiranya, yang ada hanya akan menimbulkan timbunan sampah pada area demonstrasi, dan menyebabkan beberapa ruas jalan macet akibat berkumpulnya massa. Lalu apa yang bisa kita lakukan, pada Hari Buruh tahun ini?

Beberapa waktu lalu, pimpinan organisasi buruh sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, selain menghasilkan kesepakatan untuk merevisi PP 78, pertemuan yang berlangsung tertutup itu juga menghasilkan kesepakatan bahwa pelaksanaan May Day akan berjalan damai.

“May Day, yang minggu depan akan dilaksanakan, semuanya sepakat bahwa peringatan hari buruh akan dilaksanakan dengan cara – cara, kegiatan – kegiatan yang baik, yang memberikan ketenangan dan damai.

Menurut Mantan Walikota Solo tersebut, May Day sudah seharusnya dapat dinikmati oleh kalangan selain buruh, sehingga semua pihak bisa bergembira pada hari itu.

“Kita harapkan, rakyat juga ikut merasakan kegembiraan dalam rangka merayakan hari buruh, minggu depan,” ujarnya.

Rencana Pelaksanaan Hari Buruh di Jawa Barat

Di Provinsi Jawa Barat, perayaan May Day akan dipusatkan di Dinas Ketenagakerjaan (Disnakertrans) Jabar.  Dalam pelaksanaan tersebut, sarikat buruh juga menyampaikan bahwa tidak ada mobilisasi massa buruh ke Jakarta saat May Day berlangsung.

“Untuk mobilisasi pergerakan massa dari Jawa Barat ke Jakarta juga tidak ada, tadi sudah disampaikan memang tidak ada,” tutur Kombes Pol Agung Budi Maryoto yang akan menerjunkan 17.260 personelnya untuk mengamankan hari buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2019 mendatang.

Sementara itu, Ketua KPSI dari serikat buruh, Roy Jinto mengatakan bahwa kegiatan buruh nanti akan diisi penyampaian aspirasi dan hiburan.

“Ada Penyampaian aspirasi di Gedung Sate, tapi tidak lama. Nanti kemudian bergabung ke Disnakertrans, ada acara hiburan disana,” ujarnya.

Tak berbeda dengan Agung, SPSI dan beberapa komunitas buruh di Jabar juga sepakat tidak ada pergerakan ke Jakarta saat May Day nanti.

Adanya acara hiburan dalam pelaksanaan May Day tentu menjadi momentum yang baik sebagai ajang pertemuan antara pihak buruh dengan pemerintah, tanpa adanya gesekan seperti yang kerap terjadi sebelumnya.

Pada tahun 2018 lalu, aksi buruh berbuntut ricuh di Simpang 3 UIN Yogyakarta. Kejadian tersebut menetapkan salah satu civitas akademika Universitas Sanata Dharma karena terlibat dalam melakukan tindakan anarkis. Pihak USD pun menyerahkan kasus mahasiswanya kepada kepolisian agar diproses secara hukum.

Selain itu, pihaknya juga menonaktifkan status studi mahasiswa tersebut. Tentu hal seperti itu tak boleh terulang, karena ada banyak cara untuk menyampaikan aspirasi, tanpa aksi anarkis yang justru dapat merugikan banyak pihak.

Dalam memperingati hari buruh, tentu tak ada salahnya jika merujuk pada Pemkab Bekasi yang bekerjasama dengan organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Polres Metro Kabupaten Bekasi akan memperingati “Hari Buruh Se-Dunia atau May Day 2019” pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2019.

Dalam peringatan May Day tersebut, berbagai hiburan dengan artis ibukuta akan menghibur para buruh se – Kabupaten Bekasi. Dan hadiah doorprize akan mengisi acara May Day 2019 Kabupaten Bekasi tahun 2019 ini. Termasuk hadiah utama Doorprize 1 unit mobil dan 2 unit sepeda motor. Oleh karena itu, peringatan hari buruh atau may day sudah sepatutnya dirayakan secara gembira. May Day harus menjadi acara semacam ulang tahun, jadi bisa dirayakan dengan suka cita dan gembira. Tidak perlu ada demo atau unjuk rasa.

Apabila ada persoalan antara karyawan, pekerja dengan perusahaan supaya dapat diselesaikan secara baik – baik. Sehingga selalu ada solusi dalam setiap kali ada konflik atau permasalahan yang muncul antara pekerja dengan perusahaan. Sudah saatnya para buruh dapat dengan kreatif menunjukkan cara – cara dalam menyampaikan aspirasinya, tentunya dengan cara yang santun dan tidak saling provokasi apalagi sampai memblokir jalan dan melakukan sweeping.

Pastinya, para buruh juga harus menyikapi hari buruh yang telah ditetapkan sebagai hari libur nasonal dengan bijak, dengan tidak menggelar unjuk rasa pada hari sebelum maupun sesudah May Day.

***