Menyikapi dinamika politik nasional saat pengumuman resmi hasil Pemilu 2019, Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) akan mengadakan diskusi serta buka puasa bersama kalangan warganet yang terdiri dari Blogger, Vloger, Youtuber, dan Content creator dengan tema "Peran Warganet Dalam Mendukung Legitimasi Hasil Pemilu 2019" di Cafe Omah Bintang Jl. Tebet Raya No.73, Jakarta Selatan pada Kamis sore (23/5/2019) .
Hafyz Marshal Selaku ketua Panitia menjelaskan bahwa diskusi ini sebagai sarana untuk meningkatkan literasi di media sosial di tengah upaya politik masyarakat khususnya warganet dalam mengawal demokrasi yang konstitusional.
"Acara ini tujuannya untuk menguatkan kesadaran Warganet dalam memperkokoh Partisipasi Demokrasi yang Konstitusional" kata Hafyz ketika ditemui wartawan.
Menurutnya, saat ini warganet serta masyarakat dibuat bingung dan resah dengan berbagai isu yang disebar di media sosial untuk mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap hasil keputusan penghitungan resmi oleh KPU yang mweupqkan mekanisme hukum yang sudah jelas dan konstitusional.
“Media sosial mempunyai peranan besar bagi ruang partisipasi demokrasi, seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana literasi mencerdaskan bangsa dalam membentuk opini yang positip dan menumbuhkan oprimisme untuk kemajuan bangsa. Seharusnya konten yang beredar di media sosial harus betul-betul objektif dan bukan informasi yang manipulatif bahkan fitnah yang berdampak memecah belah anak bangsa,” ujar Hafyz.
Pada diskusi nanti akan dilaksnakan deklarasi dan juga menghadirkan narasumber yang kompeten dan capable sesuai bidang masing-masing.
“Narasumbernya nanti ada Eko Kuntadhi (Pegiat Media Sosial), Agus Khudori (Kordinator Gerakan Letirerasi Terbit/GESIT,” pungkas Hafyz.
Salah satu narasumber diskusi, Eko Kuntadhi selaku pegiat media sosial mengatakan bahwa sosial media saat ini banyak diisi dengan provokasi melalui berbagai kemasan narasi yang tujuannya untuk mendelegitimasi penyelenggara Pemilu yaitu KPU maupun hasil Pemilu. Hal itu, menurutnya, harus disikapi dengan tegas, guna tetap menjaga situasi yang kondusif pasca pencoblosan Pemilu. L“Di sinilah pentingnya peran literasi media sosial sebagai salah satu instrumen pendidikan masyarakat untuk konsisten memberi informasi yang benar kepada masyarakat. Warganet harus menyajikan postingan yang mendorong akal sehat masyarakat agar menolak dan tidak terprovokasi berbagai upaya disinformasi yang bertujuan mendelegitimasi hasil proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik, aman dan lancar,” tegas Eko.
Senada dengan Eko, Agus Khudori kordinator GESIT mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini butuh perekat saat pengumuman hasil Pemilu 2019.
"Kita saat ini harus membuat perekat persatuan, perekatnya adalah sikap legowo dan ikhlas terhadap hasil Pemilu yang ditetapkan secara konstitusional oleh KPU. Sebagai wujud berdemokrasi yang sehat. Warganet pun harus menahan postingan negatif salah satunya, mari dukung legitimasi hasil Pilpres yang konstitusional dengan mengajak semua komponen.untuk merajut persatauan kembali dan membangun bangsa kedepan untuk kemajuan bersama." ujar Agus.
Acara diskusi warganet ini juga akan dihadiri oleh puluhan pegiat media sosial dari berbagai kalangan yaitu youtuber, Blogger, Vloger, dan Content creator dari berbagai wilayah dan insan media serta eksponen masyarakat lainnya di Jakarta.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews