Relawan Sebagai Ujung Tombak Kekuatan Tim Sukses

Kamis, 21 Maret 2019 | 08:37 WIB
0
325
Relawan Sebagai Ujung Tombak Kekuatan Tim Sukses
Relawan Jokowi (Foto: KR Jogja)

Masa kampanye Pilpres 2019 tak sampai satu bulan lagi bersisa. Ini saatnya semua sumberdaya yang dimiliki kedua paslon dikerahkan. Kedua paslon Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi punya potensi masing-masing dalam meraih suara rakyat. 

Bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf, sumber kekuatan kampanyenya ada pada basis relawan mereka yang banyak dan majemuk. Jokowi lebih banyak didukung kaum milenial karena gaya dan hobi-hobinya.

 Sementara itu, Ma'ruf Amin lebih banyak didukung kalangan senior yang telah lama mengenal beliau. Dari berbagai aspek juga relawan Jokowi-Ma'ruf sangat majemuk karena sikap moderat partai pendukung keduanya.

Menjelang hari-hari pemilihan Tim Kampanye Nasional Jokowi tidak boleh menyia-nyiakan potensi relawan. Mulai dari mengajak pemilih, mengklarifikasi hoaks hingga sosialisasi tahapan yang harus dilakukan pemilih sebelum 17 April semua bisa dilakukan oleh relawan. 

TKN harus mengoptimalkan agenda untuk mengarahkan dan menyemangati relawan untuk blusukan dan bertemu dengan masyarakat pemilih terutama mereka yang masih 'swing voters'. 

Dalam beberapa kesempatan saya melihat langsung relawan Jokowi-Ma'ruf yang sampai berpatungan mencetak alat peraga kampanyenya sendiri, mendistribusi dan melakukan sosialisasi sendiri sebagai bagian dari usaha maksimal mereka memenangkan paslon yang diusung. 

Ketika tak semua basis relawan mampu merapat ke TKN dan ketika logistik alat peraga TKN tak mampu memenuhi besarnya jumlah relawan maka inisiatif dan kesukarelaan ini yang menjadikan kampanye kubu 01 selalu berotasi. 

Sinergi antara organ relawan dan profesional maupun kalangan donatur juga membuat gerak kampanye mereka semakin luar biasa. Wajar saja ketika ada acara yang digelar oleh TKN atau institusi pro Jokowi-Amin lainnya tak sulit bagi panitia untuk mengumpulkan mereka. 

Bahkan di lini masa yang lebih kecil, acara-acara semacam deklarasi, pentas seni, bakti sosial dan lainnya mereka lakukan dengan usaha mereka sendiri. 

Tapi, basis masa ini perlu dirawat dengan terus diberikan semangat, bukan sekedar janji manis. Jika TKN mengundang mereka untuk sebuah acara akbar, pastikan acara bersesuaian dengan apa yang sudah dijadwalkan. 

Semacam treatment kecil juga akan menyemangati mereka seperti atribut-atribut cantik dari TKN, diingat nama organnya dalam lembaran dokumentasi TKN atau keakraban lainnya antara TKN dengan organ relawan .

Semakin dekat hari pemilihan nanti target akan bergeser dari mengajak calon pemilih untuk memilih menjadi mengajak semua pemilih untuk menjaga situasi damai dan mengawasi proses yang berlangsung di TPS kelak. 

Sosialisasi tahapan di TPS dari pagi hari hingga selesai hari pemungutan suara juga sangat perlu dilakukan agar relawan secara individu maupun kelompok bisa memonitor TPS dengan baik dan memastikan jadwal yang harus mereka ikuti. 

Jika kita melihat di media massa maupun media sosial, kontestasi pilpres sepertinya hanya berkutat seputar adu jargon dan saling serang antar politikus kedua kubu. 

Padahal, di kehidupan sehari-hari, peran media itu ada namun tidak dominan. Butuh sentuhan langsung ke masyarakat untuk mengubah atau memperbaiki yang sudah ada. 

Nah, relawanlah ujung tombak dari pergerakan di tengah masyarakat itu. Tanpa relawan, pada level pemilu nasional kampanye hanya akan sebatas orasi, retorika dan wacana.

Semoga para tim sukses menemukan formulasi terjitu di masa-masa akhir kampanye ini untuk meraup suara dan menjaga damai tetap tercipta. 

***