Masa kampanye Pilpres 2019 tak sampai satu bulan lagi bersisa. Ini saatnya semua sumberdaya yang dimiliki kedua paslon dikerahkan. Kedua paslon Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi punya potensi masing-masing dalam meraih suara rakyat.
Bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf, sumber kekuatan kampanyenya ada pada basis relawan mereka yang banyak dan majemuk. Jokowi lebih banyak didukung kaum milenial karena gaya dan hobi-hobinya.
Sementara itu, Ma'ruf Amin lebih banyak didukung kalangan senior yang telah lama mengenal beliau. Dari berbagai aspek juga relawan Jokowi-Ma'ruf sangat majemuk karena sikap moderat partai pendukung keduanya.
Menjelang hari-hari pemilihan Tim Kampanye Nasional Jokowi tidak boleh menyia-nyiakan potensi relawan. Mulai dari mengajak pemilih, mengklarifikasi hoaks hingga sosialisasi tahapan yang harus dilakukan pemilih sebelum 17 April semua bisa dilakukan oleh relawan.
TKN harus mengoptimalkan agenda untuk mengarahkan dan menyemangati relawan untuk blusukan dan bertemu dengan masyarakat pemilih terutama mereka yang masih 'swing voters'.
Dalam beberapa kesempatan saya melihat langsung relawan Jokowi-Ma'ruf yang sampai berpatungan mencetak alat peraga kampanyenya sendiri, mendistribusi dan melakukan sosialisasi sendiri sebagai bagian dari usaha maksimal mereka memenangkan paslon yang diusung.
Ketika tak semua basis relawan mampu merapat ke TKN dan ketika logistik alat peraga TKN tak mampu memenuhi besarnya jumlah relawan maka inisiatif dan kesukarelaan ini yang menjadikan kampanye kubu 01 selalu berotasi.
Sinergi antara organ relawan dan profesional maupun kalangan donatur juga membuat gerak kampanye mereka semakin luar biasa. Wajar saja ketika ada acara yang digelar oleh TKN atau institusi pro Jokowi-Amin lainnya tak sulit bagi panitia untuk mengumpulkan mereka.
Bahkan di lini masa yang lebih kecil, acara-acara semacam deklarasi, pentas seni, bakti sosial dan lainnya mereka lakukan dengan usaha mereka sendiri.
Tapi, basis masa ini perlu dirawat dengan terus diberikan semangat, bukan sekedar janji manis. Jika TKN mengundang mereka untuk sebuah acara akbar, pastikan acara bersesuaian dengan apa yang sudah dijadwalkan.
Semacam treatment kecil juga akan menyemangati mereka seperti atribut-atribut cantik dari TKN, diingat nama organnya dalam lembaran dokumentasi TKN atau keakraban lainnya antara TKN dengan organ relawan .
Semakin dekat hari pemilihan nanti target akan bergeser dari mengajak calon pemilih untuk memilih menjadi mengajak semua pemilih untuk menjaga situasi damai dan mengawasi proses yang berlangsung di TPS kelak.
Sosialisasi tahapan di TPS dari pagi hari hingga selesai hari pemungutan suara juga sangat perlu dilakukan agar relawan secara individu maupun kelompok bisa memonitor TPS dengan baik dan memastikan jadwal yang harus mereka ikuti.
Jika kita melihat di media massa maupun media sosial, kontestasi pilpres sepertinya hanya berkutat seputar adu jargon dan saling serang antar politikus kedua kubu.
Padahal, di kehidupan sehari-hari, peran media itu ada namun tidak dominan. Butuh sentuhan langsung ke masyarakat untuk mengubah atau memperbaiki yang sudah ada.
Nah, relawanlah ujung tombak dari pergerakan di tengah masyarakat itu. Tanpa relawan, pada level pemilu nasional kampanye hanya akan sebatas orasi, retorika dan wacana.
Semoga para tim sukses menemukan formulasi terjitu di masa-masa akhir kampanye ini untuk meraup suara dan menjaga damai tetap tercipta.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews