Apabila PDIP menghendaki dirinya, tepatnya ditugaskan untuk maju sebagai calon Presiden, kenapa tidak, BTP harus siap untuk melaksanakannya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atawa Ahok, mengatakan tidak menampik kalau dirinya punya keinginan untuk menjadi seorang presiden.
Hal itu terungkap saat meluncurkan buku "Panggil Saya BTP, Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob" di kantor Media Tempo, Jakarta, hari Senin (17/2).
Meskipun secara sekilas pernyataan BTP itu hanyalah suatu seloroh saja, mantan Bupati Belitung timur itu sebenarnya masih memiliki peluang untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Selain sudah memiliki kendaraan politik yang tidak menutup kemungkinan akan menghantarkannya ke perhelatan pesta demokrasi itu, BTP pun memiliki modal dukungan masyarakat atas prestasinya selama ini.
Terlebih lagi jika membandingkan kinerjanya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, dari berbagai survey ternyata BTP lebih unggul dengan Gubernur Anies Baswedan.
Ihwal BTP pernah menyandang predikat bekas narapidana - yang dianggap sebagian orang bakal mengganjal laju karir politikna, akan tetapi apabila merujuk pada Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan umum pasal 169 tentang Persyaratan calon Presiden dan calon Wakil Presiden, pada poin (p) tercantum:
"tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih."
Sementara BTP sendiri hanya pernah menjalani hukuman selama 1 tahun 8 bulan saja. Dan itu pun dipandang merupakan vonis yang berdasarkan pasal karet, akibat dari tekanan politik yang muncul bergelombang saat itu.
Sebagaimana diketahui, BTP bebas dari penjara Rutan Mako Brimob pada akhir Januari 2019 lalu. Ia pidana penjara selama 1 tahun 8 bulan setelah divonis bersalah melakukan penodaan agama oleh majelis Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Ia kemudian bergabung ke PDI Perjuangan beberapa bulan sebelum Pilpres 2019. BTP kemudian ditunjuk Menteri BUMN sebagai Komisaris Pertamina pada November tahun lalu.
Meskipun diakuinya saat bergabung dengan partai yang dipimpin Megawati tersebut dirinya tidak mengincar sesuatu jabatan apapun, akan tetapi BTP memandang jabatan merupakan akibat dari sebuah perjuangan politik yang ia lakukan. Karena itu, katanya, bukan tidak mungkin jika dirinya menjadi presiden pada masa mendatang.
"Karena saya tidak menginginkan sebuah jabatan. Saya hanya menginginkan, ketika pelanggaran terjadi, saya memperjuangkan (para korban, red.) itu. Nah kalau memperjuangkan itu, eksesnya menjadi presiden. Itu ekses, bukan saya mengincar kursi presiden. Orang bilang tidak mungkin kamu jadi presiden? Pasti mungkin dong minimal presiden direktur," tutur Ahok yang disambut ketawa peserta bedah buku di kantor Tempo, Jakarta, Senin (17/2).
Dengan kata lain, alasan dirinya bergabung dengan PDI Perjuangan karena selama ini partai yang dipimpin Megawati Soekarno Putri tersebut, semata-mata karena dianggap sesuai dengan garis ideologi perjuangan dirinya, dan konsisten dalam mengemban Pacasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal ika, dan NKRI.
Akan tetapi, apabila PDIP menghendaki dirinya, tepatnya ditugaskan untuk maju sebagai calon Presiden, kenapa tidak, BTP harus siap untuk melaksanakannya. Sebab setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama.
***
Sumber: Di sini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews