Satukan Hati Untuk Pemilu Damai

Selasa, 26 Februari 2019 | 07:08 WIB
1
471
Satukan Hati Untuk Pemilu Damai
Satukan tekad untuk menulis dari hati demi terciptanya pemilu damai

17 April 2019 akan jadi hari bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, pemilu legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) diadakan pada hari tersebut. Sekitar 2 bulan lagi kita serentak akan menyalurkan aspirasi untuk menentukan arah bangsa ini ke depannya.

Semakin mendekati hari H, kampanye dan dukungan kepada para partai kandidat, calon legislatif, capres, maupun cawapres semakin digiatkan oleh masing-masing tim sukses. Segala macam cara bahkan dilakukan agar bisa mempengaruhi pikiran para calon pemilih agar tergerak memilih partai ataupun calon yang diusung, salah satunya adalah dengan melakukan penyebaran hoax dan ujaran kebencian.

Saya masih ingat betul ketika tahun lalu masih marak pemilihan gubernur di DKI Jakarta, mertua saya cerita kalau di pengajian, guru ngajinya berpesan memilih salah satu kandidat cagub dan cawagub, dengan iming-iming yang ketahuan memilih akan mendapat sembako. Pikir saya saat itu, "Wah.. murah sekali ya.. suara kita disamakan nilainya dengan sembako.."

Di musim pemilu seperti ini, memang harus pintar-pintar menyaring segala macam informasi yang disajikan di depan kita, tidak bisa asal percaya, apalagi belum apa-apa sudah ikut-ikut menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya. Lebih buruknya lagi, karena berita provokatif, kita bisa kehilangan kontrol diri, terdorong untuk membenci salah satu kandidat.

Padahal sebenarnya, jika kita sadar, Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sebuah momen persatuan di mana masyarakat Indonesia serentak bisa menyampaikan pilihannya guna menentukan masa depan bangsa ini, namun amat disayangkan, banyak oknum-oknum yang justru menjadikan Pemilu sebagai ajang memecah-belah persaudaraan kita sebagai sesama masyarakat.

Berangkat dari keresahan inilah, PepNews mengajak para netizen (jurnalis warga) untuk sama-sama menyukseskan Pemilu yang berhawa sejuk dalam sebuah "Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai". Gagasan ini dituangkan dalam format acara seremonial pembacaan deklarasi yang melibatkan 30 penulis warga/ blogger, diawali dengan talkshow yang berlangsung di Hotel Santika Premiere di bilangan Slipi, Jakarta, pada 17 Februari 2019.

Dalam acara ini, Zulfikar Akbar mengingatkan pesan John Stuart Mill, On Liberty, yang menyatakan bahwa tanpa adanya kebebasan berpendapat, ide-ide yang seharusnya dapat berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat dan bahkan manusia secara keseluruhan, tak akan didapatkan.

Di sini, para netizen juga diajak untuk berani menyampaikan pendapat lewat tulisan, karena Kebebasan Berbicara (Freedom of Speech) dituangkan dalam International Covenant on Civil and Political Rights dinyatakan sebagai kebebasan yang mengacu pada sebuah hak untuk berbicara secara bebas tanpa ada tindakan sensor atau pembatasan, akan tetapi tidak termasuk hal menyebar kebencian. Kebebasan berpendapat juga bisa diidentikkan dengan kebebasan berekspresi.

Menurut Bagir Manan, ujaran kebencian merupakan batas kebebasan menyatakan pendapat, di samping pembatas lainnya seperti ucapan cabul (Obscenity), ucapan berisi ancaman (threats), ucapan menghasut (incitement), ucapan kasar (fighting words), dan lain-lain.

"Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai" ini mengangkat tema "Lawan Intoleransi, Radikalisme, dan Toleransi" untuk mengingatkan kita lagi bahwa jari kita bahkan kadang bisa berkata lebih tajam dari mulut kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus bisa menjamin kebenaran informasi maupun opini yang kita sampaikan lewat tulisan. Ingat sekali lagi dampaknya kepada pembaca kita.

Suhu jelang pemilu boleh dikata semakin panas, tapi mari renungkan lagi, kontestasi ini bukan milik kita sebagai masyarakat, namun milik para kandidat yang bertarung. Tugas kita sebagai warga negara yang baik adalah menyukseskan keberlangsungan Pemilu yang sejuk dan mendamaikan, bukan justru menjadikan momentum ini sebagai ajang untuk mengkotak-kotakkan diri, bahkan sayang sekali bila harus berujung rusuh.

Oleh karena itu, Elly Salomo yang juga bertindak selaku pembicara dalam acara ini juga memaparkan alasan mengapa kita harus menyukseskan Pemilu Damai sebagai bagian proses demokrasi bangsa di era sekarang, di mana kebebasan berpendapat lebih dihargai, dan sistem Pemilihan Umum sudah diatur secara lebih berstruktur dan institusional.

Untuk semakin menggelorakan semangat Penulis untuk Pemilu Damai, hadir pula Kang Pepih Nugraha yang kembali mengingatkan kita agar selalu mengingat slogan "Netizen Polite" yang diusung PepNews.com dalam rangka menghargai dan menerapkan kebebasan berpendapat dengan cara santun.

Di akhir acara, diadakan penandatanganan banner Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai oleh para peserta dan pembicara yang hadir, sebagai perwujudan tekad dan komitmen untuk menjaga kualitas dan originalitas tulisan dalam menyebarluaskan informasi terkait Pemilu 2019 ini.

Berikut isi "Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai" yang dibacakan serentak dalam acara ini:

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kami Penulis Indonesia Berjanji;
Menulis dengan hati nurani
Menulis dengan jiwa yang sehat
Melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme
Melawan segala bentuk penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian

Kami Penulis Indonesia Berjanji;
Mengedepankan rasa aman dan nyaman melalui pilihan kata, fakta dan data

Kami penulis Indonesia Berjanji;
Mendorong terciptanya pemilu damai
Menegakkan yang benar
Membela yang tak bersalah
Dengan sepenuh jiwa raga

Tetap NKRI
Pemilu 2019 Damai, Damai,  Damai!

***