Itulah sikap ksatria dari orang yang terus menerus dihinakan dan dizalimi oleh umat yang soleh-soleh itu. You should do the same, General!
Bangunlah Jendral…!
Tahun 2014 saya memilih Anda dan kalah. Tapi saya tidak menyesal. Saya bahkan bersyukur bahwa ternyata pilihan saya salah dan kita kalah. Ternyata Jokowi memang pemimpin yang luar biasa.
Bertahun-tahun saya mengamati presiden yang luar biasa sederhana namun bernyali besar ini. Kekaguman saya semakin hari semakin bertambah. Jadi kini saya memilih Jokowi. Kalau saya memilih Anda lagi tahun ini maka saya akan menyesal dan malu sekaligus, Jendral.
Bagaimana tidak…?! Apa yang Anda lakukan saat ini benar-benar memalukan menurut saya.
Tahun 2014 yang lalu Anda masih bisa menerima fakta yang menyakitkan bahwa Anda kalah dalam pemilihan meski sempat dipermalukan dengan hasil survey abal-abal dari kelompok internal Anda. Anda sampai sujud syukur karena percaya pada survey internal dari kubu Anda sendiri dan tidak percaya pada lembaga survey independen yang menyatakan sebaliknya.
Ketidakpercayaan Anda pada semua lembaga survey independen yang ada pada saat itu sebetulnya menunjukkan bahwa Anda punya masalah dengan kemampuan mempercayai orang lain. Sedikitnya Anda memiliki halusinasi bahwa Anda selalu dimusuhi dan bakal dibohongi dan dikhianati oleh lingkungan sekitar.
Jadi Anda hanya akan percaya pada lingkaran terdekat yang benar-benar Anda yakini tidak akan mengkhianati Anda. Anda akan menjalankan tangan besi untuk menegakkan kesetiaan orang-orang terdekat tentu saja. Jadi tidak heran kalau Anda meninju meja di depan para ulama 212 yang coba-coba mempertanyakan keislaman Anda.
Tapi resikonya akhirnya lingkatan terdekat Anda akan bersikap ABS dan tidak akan berani menyampaikan kebenaran yang mungkin akan menyakitkan hati pimpinannya, sang mantan Danjen Kopassus yang tersohor itu. Akhirnya boleh dikata orang seperti Anda ini akan dikagumi, disegani, sekaligus ditakuti, tapi tidak akan pernah dicintai dengan tulus. People may admire you but they will never love you truly.
Lalu kini drama itu terulang kembali…
Anda bukan hanya sujud syukur sekali tapi bahkan tiga kali dan mendeklarasikan "kemenangan" secara sepihak dalam pilpres ini juga sampai tiga kali. Dan semua itu didasarkan pada laporan tim survey internal di mana dulu Anda pernah dibohongi. Anda masih yakin bahwa tim survey internal tidak mungkin salah apalagi mengkhianati Anda untuk kedua kalinya. Tim survey lainlah yang salah dan tentu saja sudah bersekongkol untuk mengkhianati Anda. Itu sudah jelas.
Dan, untuk memperjelasnya maka Anda perlu melakukan deklarasi sebagai pemenang dan sekaligus menjadi presiden sampai tiga kali. Sungguh kurang ajar orang-orang ini kalau deklarasi telah dilakukan sampai tiga kali masih juga belum mau menerima Anda sebagai presiden, mungkin begitu pikir Anda, Jendral.
Seekor keledai tidak akan terperosok ke dalam lobang yang sama untuk kedua kalinya...
Tapi Anda, seorang mantan Danjen Kopassus, faktanya bisa terperosok ke dalam lobang yang sama untuk kedua kalinya dan bahkan belum mau keluar dari lobang tersebut. Anda bahkan menyeret semua pendukung Anda untuk ikut turun dan tinggal di dalam lobang tersebut.
Terus terang saya sedih dan ingin menangis…
Saya dulu mengagumi Anda, Pak Prabowo. Sungguh…!
Saya dulu percaya bahwa Anda bisa menjadi pemimpin bangsa yang akan juga dikagumi oleh bangsa lain. Anda punya begitu banyak sifat baik yang bisa dijadikan sebagai contoh bagi anak-anak bangsa. Tekad Anda yang membara, kegigihan dalam mencapai cita-cita, kemampuan komunikasi untuk mempengaruhi orang, kemauan dan kemampuan untuk berkorban, kemurahan hati pada anak buah, sikap tegas pada pengkhianat bangsa, dll adalah sifat mulia yang Anda miliki yang sungguh membuat saya hormat pada Anda.
Tapi kini melihat Anda terus menerus mengingkari fakta dan menuduh bahwa Anda sedang dikhianati oleh semua pihak yang tidak mendukung kemenangan Anda sungguh membuat saya patah hati. You broke my heart.
Saya bisa mengerti jika fakta yang sangat pahit ini sulit Anda terima dan Anda bakal butuh waktu yang lama untuk memulihkan jiwa Anda. Tapi yang saya tidak bisa terima adalah jika Anda mengajak-ajak semua pendukung Anda untuk bersikap denial seperti Anda. Itu sama sekali bukan sikap negarawan yang ingin saya lihat dari Anda.
Contohlah Ahok yang sangat dibenci oleh pendukung Anda. Meski semua lembaga survey menyatakan bahwa elektabilitasnya lebih tinggi dari Anies Baswedan tapi ketika quick count yang dilakukan oleh lembaga survey yang sama menyatakan sebaliknya tak sedikit pun Ahok berusaha untuk mengingkarinya.
Tak ada sedikit pun hujatan dan pernyataan tidak percaya pada lembaga survey keluar dari mulut Ahok. Itu membuat semua pendukungnya juga bisa menerima kekalahan dengan sikap legawa meski mereka sangat sakit hati Ahok diperlakukan dengan sangat zalim.
Itulah sikap ksatria dari orang yang terus menerus dihinakan dan dizalimi oleh umat yang soleh-soleh itu. You should do the same, General!
Wake up now and show us that you are a real man.
Surabaya, 20 April 2019
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews