Negara Demokrasi yang "On The Track" Itu...

TNI/Polri bersikap netral, dia haram berpolitik apalagi ikut membantu salah satu calon dalam pemilu, ini pelanggaran fatal.

Selasa, 16 April 2019 | 17:48 WIB
0
393
Negara Demokrasi yang "On The Track" Itu...
Kampanye akbar Prabowo (Foto: Indonesia Inside)

Suara Oposisi tidak dibungkam, bahkan diberi ruang seluas luasnya untuk mengkritik penguasa.

Di luar negeri, di negara negara maju, bahkan oposisi diberikan dana dari anggaran negara lebih besar agar bisa melakukan check and balances.

Media tidak memihak, media bekerja atas dasar profesionalitas, menghargai hak rakyat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, media tidak selamanya memikirkan market lalu mengabaikan hak publik(public sphere).

Bahkan di Norwegia, negara mensubsidi 20% anggaran kebutuhan media khususnya pers yang melayani publik.

Lembaga survei tidak melakukan pembohongan publik, tidak merilis survei bayaran seolah itu memetakan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Di amerika, lemabag survei nomor wahid Gallup, selalu akurat dan tidak melakukan pembohongan publik, dari 45x pilpres AS, Gallup hanya salah 3x.

Lembaga legislatif bekerja independen, mengontrol pemerintah sesuai amanat undang undang untuk melakukan check and balances, budget, dan legislasi. Bahkan sekarang fungsinya sudah bertambah sebagai pelobi dan sebagai fungsi representasi.

Lembaga legislatif bekerja profesional, tidak melakukan tukar guling kepentingan, bersekongkol dengan penguasa untuk memuluskan berbagai agenda KKN.

Presiden tidak serta merta bisa melakukan apapun sekehendaknya, presiden tidak diatur oleh partai dimana dia berasal, presiden bukan petugas partai, karena secara logika konstitusi sistem presidensial, dialah seharusnya yang terkuat bukan malah dia yang bikin masalah dan serba lemah.

Para menteri bekerja sesuai amanat undang undang, atasan mereka adalah rakyat bukan hanya presiden, karena mereka semua digaji oleh rakyat bukan presiden.

Para panitia pelaksana dalam pemilihan umum bersikap netral, profesional, dan tidak memihak. Satu TPS saja ada kecurangan dan berlangsng massif, maka ketua KPU nya harus dicopot sesuai undang undang dan dipidana.

Panitia pelaksana pemungutan suara tidak berafiliasi kepada partai manapun, tidak boleh makan bareng capres di ruang tertutup, tidak boleh meberima janji atau gratifikasi dari salah satu capres, dia bekerja terpisah dari intervensi penguasa.

TNI/Polri bersikap netral, dia haram berpolitik apalagi ikut membantu salah satu calon dalam pemilu, ini pelanggaran fatal. Di samping hukumannya pemecatan, bisa juga dipidana dan di bui.

Negara ini wajib didorong menuju negara demokrasi mapan yang on the track, salah satu prasyarat untuk misi tersebut adalah adanya pemimpin yang paham demokrasi dan mampu melaksanakan demokrasi dengan kapasitas diatas rata rata.

Apakah negara kita sudah demokratis? Apa masih jauh panggang dari api?

TZU

***