Masuknya YIM (Yusril Ihza Mahendra) ke kubu Jokowi, memang sedikit mengusik kenyamanan kita sebagai pendukung Pak Dhe, terlihat beberapa komen teman-teman. Politikus "mikey mouse" ini memang sulit dielus karena dia memang mainnya halus, tapi mudah diendus.
Persoalan ABB (Abu Bakar Baasyir), begitu tiba-tiba ada, kenapa isu sensitif ini dilakukan saat pilpres di depan mata, seberapa besar bisa mempengaruhi raihan suara untuk Jokowi?
Walau katanya sudah sejak awal 2018 direncanakan bebas bersyaratnya, hanya saja agak aneh kok ABB tiba-tiba tidak mau menandatangani ikrar setianya kepada NKRI. Tapi ya gak heran juga, namanya saja teroris, musuh negara. Dia kan sama saja dengan Karto Soewirjo, Kahar Muzakar, PRRI, PERMESTA, PKI. Sehingga rencana pembebasannya tetap harus memenuhi kaidah yang ada. Namanya saja bebas bersyarat.
Saya yang semula iba melihat ABB yang tua renta tak berdaya, ternyata bibit tidak sukanya kepada negara masih ada, ini yang disebut tabiat atau sikap dasar. Setiap menyebut nama Indonesia dia marah dan seolah ingin melenyapkan NKRI, jadi setiap bicara dengan siapa saja dia pasti mengeluarkan dalil ketidaksukaannya kepada pemerintah yang sah.
Setelah pembebasannya tertahan karena pemenuhan persyaratannya mau diabaikan. Pertanyaan yang lebih harus dicecarkan, siapa yang membawa YIM masuk ke tim Jokowi? Apakah benar dia mendukung Jokowi atau malah disusupkan untuk menggembosi?
Sekarang sudah mulai jadi blunder. ABB dibebaskan dengan syarat apa saja, kesan kemanusiaan diabaikan, yang disoroti justru Jokowi lemah menghadapi teroris. Tetap ditahan setelah dia mau menandatangani berikrar atas NKRI, Jokowi dituduh memain-mainkan ulama. Celaka kita jadinya.
Pelajaran buat kita, tikus tak pernah setia, karena sejatinya dia pengerat berbahaya. Mana ada "mikey mouse" yang tak punya lubang persembunyian, karena itulah cara hidupnya.
Waktunya 3 bulan lagi, kita harus waspada pangkat 5, karena kuda troya bisa ada di mana-mana, dan masuk melalui pintu mana saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews