Skenario Tuhan itu memang tidak pernah bisa kita ketahui, dan biasanya selalu lebih baik dari skenario manusia. Inilah yang terjadi sekarang ini, banyak hal yang diluar dugaan, diduga pasangan Prabowo-Sandi didukung kaum terpelajar, berdasarkan hasil survey, tapi tiba-tiba diluar dugaan, dukungan bagi Jokowi-Amin dari kaum terpelejar membludak.
Sebelumnya, ada deklarasi dari Alumni UI dan Perguruan tinggi lainnya, terus menyusul dukungan Alumni perguruan tinggi dibeberapa daerah, Sabtu 9/02/18, Jokowi-Amin dapat dukungan dari Alumni IKJ dan Alumni Universitas Trisakti, Minggu, 10/02/18, bergulir lagi dukungan dari Alumni SMA Se-Jakarta, yang jumlahnya juga tidak kalah luar biasa.
Kenapa tiba-tiba antusiasme kelompok masyarakat begitu besar untuk mendukung Jokowi-Amin.? Saya menduga itulah efek dari isu kebangkitan Orde Baru, dan isu itu justeru memang menguntungkan Jokowi. Banyak kelompok masyarakat, khususnya kaum terpelejar, yang tahu dampak buruknya jika Orde Baru kembali berkuasa, maka dari itu mereka berusaha untuk menolaknya dengan mendukung Jokowi-Amin.
Kalau memang mereka menerima kembalinnya Orde Baru, pastinya mereka akan mendukung Prabowo-Sandi. Prabowo-Sandi sangat kental aroma Orde Baru, karena Prabowo sendiri adalah produk Orde Baru, meskipun dalam Pidatonya seolah-olah dia tidak memuji Orde Baru, tapi tidak bisa dipungkiri, Prabowo adalah bagian dari Orde Baru, makanya keluarga Cendana, merapat kekubu Prabowo-Sandi.
Begitulah, kadang kenyataan yang selalu bertolak belakang dengan rencana manusia, direncanakan untuk membangun isu kebangkitan Orde Baru, demi untuk meraih simpati masyarakat, tapi hasilnya malah sebaliknyan. Memang susah menghapus sisi kelam rezim Orde Baru dari ingatan, apalagi sekarang nyata-nyata Jokowi ada hasil pembangunannya.
Masyarakat yang sangat merasakan pahitnya keadaan dibawah rezim otoriter Orde Baru, jelas tidak menginginkan kembalinya berkuasa Trah rezim Orde Baru, itulah makanya tiba-tiba Jokowi-Amin seperti ketiban Untung, arus dukungan yang tidak diduga dari kaum terpelejar, sangatlah memberikan arti untuk kemenangan bagi Jokow-Amin.
Berbeda dengan Pilpres 2014, Jokowi sangat minim dukungan dari kaum terpelejar, meskipun tanpa dukungan kelompok kaum terpelajar, tapi Jokowi-Jk saat itu memenangkan Kontestasi Pilpres. Kalau sekarang Jokowi-Amin malah mendapat dukungan dari kaum terpelejar, bisa dibayangkan harapan tentang kemenangan seperti apa.
Sebesar apa pun dukungan yang mengalir, tetaplah harus rendah hati, tidak perlu juga terlalu yakin untuk menang, karena menang atau kalah itu persoalan Takdir, yang tidak bisa dibantah. Urusan manusia hanyalah sebatas ikhtiar, selebihnya adalah urusan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yang tidak diduga menang, bisa saja menjadi pemenang, sebaliknya yang diduga akan menang, bisa saja menerima kekalahan. Tidak ada kejadian dimuka bumi ini tanpa adanya campur tangan Tuhan. Disinilah manusia harus tahu, bahwa manusia tidak berkuasa atas Kehendak-Nya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews