Jahatnya Covid-19 Mampu Dilunturkan Formula Probotik Berbasis Bakteri!

Itulah “rahasia” yang menjadikan pasien Covid-19 berhasil disembuhkan dengan formula probiotik berbasis bakteri.

Selasa, 28 Juli 2020 | 17:06 WIB
0
246
Jahatnya Covid-19 Mampu Dilunturkan Formula Probotik Berbasis Bakteri!
Pasien suami-istri yang sembuh setelah dirawat di sebuah RS di Surabaya. (Foto: Istimewa)

Sepasang suami-isteri telah pulih kembali setelah 16 hari dirawat di sebuah RS di Surabaya, karena terpapar Virus Corona (Covid-19). Menariknya, diantara beragam obat yang diminum, ada formula Probiotik yang disuplai oleh teman-temannya. Berikut cerita sang istri:

Alhamdulillah, saya dan suami sudah sehat dan bugar, tetapi tetap masih Isolasi Mandiri di rumah 14 hari lagi biar benar-benar bersih dari Virus Covid-nya, gak terasa saya dan suami diisolasi di Ruang Bertekanan Negatif di sebuah RS di Surabaya, sudah 16 hari.

Benar-benar umur kami berdua bisa kembali sehat. Karena ini sakitnya luar biasa ampun dan sempat droup 2 kali karena oksigen dalam darah dan tubuh saya droup ngliyung, belum lagi yang sakit sangat di uluhati sampai tembus ke punggung.

Di situ kami ingatnya cuma mati saja di RS. Kami 1 kamar itu berdua dan saling menguatkan setiap pagi selalu tanya apa yang gak enak pagi ini jeng atau papa Yaa Allah.

Virus Covid benar-benar jahat, amat sangat menyakitkan. Karena, saya dan suami juga ada sakit diabet dan tensi selama 8 hari, 1 hari 3 kali disuntik berbagai macam obat Antibiotik dan berbagai macam Vitamin yang jumlahnya 10 ampul suntikan besar.

Sampai tangan saya dan suami bengkak gedhe-nya seperti pisang. Pada hari ke-6 indra perasa dan penciuman hilang gak ada sama sekali itu selama 8 hari. Menurut suaminya, “cukup banyak probiotik dikasih teman-teman diminum bergantian.”

Setelah selesai dengan suntikan diganti obat oral yang jumlahnya 10 sampai 12 sekali minum. Belum saat lagi tengah malam diambil darahnya di Vena yang paling besar yang letaknya di selangkangan.

Masyaa’ Allah sakitnya Na'udhubillah itu gak 1 kali dan harus foto torak jam 12 malam, Yaa Allah bisanya saya dan suami hanya dzikir dan dzikir minta ampunan-Nya sambil menangis, karena susah sekali untuk tidur baru jam 3 atau 3.30 pagi baru bisa tidur.

Semoga saya dan suami saja yang ditunjuk oleh Allah SWT untuk sakit seperti ini. Semoga panjenengan semua sehat dan tetep Sefti dan manut dengan Protokol Kesehatan apa yang dibilang dan diingatkan Dokter Ninuk (Satgas Covid di Kelurahan Pepelegi).

Mohon dituruti karena benar-benar sangat gak enak kalau sakit seperti yang saya dan suami alami. Selalu menghibur diri kalau sudah kesakitan droup bahwa Allah SWT sangat sayang pada kami itu yang kami lakukan berdua.

Selama sakit kami saling menguatkan satu sama lain, dan setelah ini semoga saya dan suami sehat terus dan bisa lihat cucu kami tumbuh cerdas dan sehat walau jauh dari eyang mama papanya.

Begitu cerita pasangan suami-istri itu yang disampaikan di akun FB isterinya. “Siapa bilang Covid-19 itu “Rekayasa” para Petugas Medis itu, Keterlaluan!” tegasnya. Mereka itu benar-benar mengalami “serangan” Covid-19.

Serangan Covid-19 sebelumnya menimpa Kompleks Sekolah Calon Perwira TNI AD (Secapa AD) di Jl. Hegarmanah, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020). Namun, berkat langkah strategis KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, sekitar 62,6 persen diantaranya pulih total.

Menurut Jenderal Andika, sebanyak 819 atau 62,6 persen dari 1.308 siswa dari Secapa AD telah pulih total dari penyakit Covid-19.

Sisanya, 489 siswa masih didiagnosis dengan Covid-19 di mana hanya 10 orang yang tetap dirawat di Rumah Sakit Tentara Dustira di Bandung, kata Jenderan Andika dalam sebuah pernyataan, Sabtu (25/7/2020).

Mengutip Antara, sebanyak 479 siswa lainnya menjalani karantina di kompleks Secapa. Jenderal Andika menambahkan, penanganan oleh Gugus Tugas Covid-19 Secapa menunjukkan tren positif karena meningkatnya jumlah orang yang pulih.

KSAD menegaskan bahwa tentara telah bekerja sama dengan Universitas Airlangga dalam hal pengobatan Covid-19.

Pada 16 Juli 2020, laboratorium PCR di Rumah Sakit Tentara Sariningsih di Bandung mulai beroperasi untuk mempercepat proses pemeriksaan spesimen swab test. Ini adalah bagian dari 68 fasilitas laboratorium PCR yang tersedia di 68 rumah sakit tentara di seluruh Indonesia.

Dalam mendukung upaya pemerintah yang berkelanjutan untuk memerangi pandemi Covid-19, TNI AD juga telah berupaya menyediakan stok peralatan medis dan mendorong uji klinis kombinasi obat Covid-19 di rumah sakit militer, katanya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

Melansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (11/07/2020 19:24 WIB), KSAD menjelaskan ihwal kasus penularan Covid-19 yang terjadi di lingkungan Kompleks Secapa AD di Kota Bandung, Jawa Barat.

Jenderal Andika mengatakan, mulanya ada dua prajurit siswa yang berobat di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Kedua prajurit tersebut mengaku mengalami gejala sakit bisul disertai demam. Sedangkan, satu prajurit lainnya masalah tulang belakang.

“Tepatnya dua minggu lalu, saya mendapat laporan dari Komandan Secapa AD. Diawali ketidaksengajaan dua siswa berobat ke RS Dustira,” ujarnya di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) III/Siliwangi, Sabtu (11/7/2020).

Keduanya kemudian menjalani pemeriksaan tim medis di RS Dustira dengan metode swab sebagai prosedur otoritas layananan kesehatan. Ternyata, hasil kedua siswa itu positif terjangkit corona.

Tim medis kemudian melapor kepada Markas Besar TNI AD di Jakarta. Pimpinan di Jakarta kemudian mengirim 1.400 alat rapid test. Menurut Andika, jumlah alat rapid test sebanyak itu untuk memeriksa 1.198 prajurit siswa dan 200-an pelatih serta staf.

“Awalnya ada 187 orang yang hasil rapid test-nya reaktif sehingga dicurigai terinfeksi Covid-19. Dari situ saya kirim VTM (alat tes PCR) ke Kakesdam kemudian dilakukan swab dari situ kemudian jumlahnya bertambah terus hingga 1.280 orang,” ujar Jenderal Andika.

Ia merinci sebanyak 991 prajurit siswa terjangkit virus corona, sedangkan sisanya 289 orang merupakan staf anggota Secapa dan keluarganya. Sebagian besar dari mereka yang positif itu melakukan karantina mandiri, dan hanya 17 orang yang dirawat di RS.

“Dari 17, satu negatif dan 16 masih positif tapi semua tidak merasakan gejala apapun juga. Satu negatif masih di sana karena masalah TBC paru-paru,” tutur Andika. Andika kemudian mengunjungi Secapa TNI AD.

Saat kunjungan itu, menurut sumber, Jenderal Andika menyerahkan bantuan berupa formula probiotik yang selama ini berhasil menyembuhkan pasien positif Covid-19 di berbagai daerah. Inikah “rahasia” sukses penanganan Covid-19 di Secapa AD?

Gagal Nafas

Menurut seorang pakar mikro bakteri, yang sering membuat pasien terpapar Covid-19 itu karena adanya Badai Sitokin di dalam tenggorokan dan paru-paru pasien. Badai Sitokin adalah reaksi imun di tubuh yang berlebihan.

Sitokin sendiri itu merupakan zat yang dikeluarkan virus itu sendiri untuk mempertahankan hidup. Agar lingkungan sekitarnya menjadi nyaman buat dia sendiri. Tapi toxic untuk inang. Karena toksik di tubuh terutama paru-paru.

Sehingga, paru-parunya terganggu fungsinya. Bisa sampai gagal nafas. Biasanya bakteri/virus itu membuat lendir/cairn pertahanan hidup. Sitokin itu bisa jadi juga berupa lendir kental yang mengganggu pernafasan.

Dari sitokin berupa lendir yang numpuk itu yang menjadikan susah bernafas, karena kadar oksigen menurun, sehingga gagal nafas yang bisa menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia.

Lendir itu terbentuk dari 2 sisi. Pertama, Covid-19 ketika  meriplikasi dirinya beratus-ratus kali lipat, mereka membutuhkan media untuk hidup. Media untuk hidup itu ya berupa cairan yang berisi protein-protein yang mereka hasilkan tersebut.

Nah, cairan tempat hidup mereka itu, ternyata bersifat toksik bagi tuan rumahnya (manusia). Kedua, Reaksi antibodi terhadap cairan yang membahayakan tersebut, antara lain berupa memproduksi cairan untuk menghambat protein yang toksik itu.

Perpaduan antara cairan protein yang toksik dengan cairan reaksi antibodi, akhirnya berupa cairan yang kental, dan volumenya banyak.

Cara kerja bakteri siklus, ada 2 sisi pendekatan, yakni: Pertama, bakteri-bakteri komunitas mengkoloni Covid-19, sehingga mereka tidak regeneratif lagi, karena tidak memproduksi cairan-cairan lagi.

Kedua, Senyawa-senyawa enzim yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri komunitas ini mampu merusak protein-protein yang dihasilkan oleh Covid-19, sehingga mereka tidak mampu lagi melakukan proses regenerasi selnya.

Itulah “rahasia” yang menjadikan pasien Covid-19 berhasil disembuhkan dengan formula probiotik berbasis bakteri.

***