Politik Jurnalistik

Tapi politik jurnalistik yang awalnya terselubung mulai dibaca publik dan kemudian publik ramai ramai membongkar.

Rabu, 27 Mei 2020 | 17:53 WIB
0
446
Politik Jurnalistik
Presiden Joko Widodo (Foto: detik.com)

Media yang mengabarkan soal pembukaan mall sebenarnya belum seberapa. Untuk memperlancar gerakan skenario lokdon yang diikuti oleh serangan politik, sebenarnya mereka sudah merancang sejak November 2019.

Pertama kali ada investigasi khusus soal dokter terawan, lalu menghajar habis dokter terawan kemudian menjadikan Jokowi satu paket dengan Terawan yang dianggap biang keladi lambatnya pancingan lokdon.

Di awal maret muncullah white helmet dan kemudian ada sebagian pendukung Jokowi terjebak permainan sehingga desakan publik meluas, Jokowi maen cantik di sini ia separuh ikut gendang kaum Gardu. Lalu muncullah pusat perintah perintah politik oposan di pusatkan lewat politik podium.

Sepanjang Maret 2020 ada gerakan ditingkat elite untuk menggeser Terawan dengan beberapa back up faksi tertentu tapi Jokowi tetap kukuh memegang Terawan sebagai basis patokan medis di Indonesia dia tidak mau menggeser Terawan.

Kemudian setelah Terawan gagal didongkel mereka memaksakan gerakan lokdon tapi ditingkat dukungan akar rumput orang orang mereka mereka memberontak dan nyebar kemana mana.

Jokowi masih tarik ulur, kemudian muncul kebijakan PSBB sebagai kompromi politik. Rakyat lebih nurut pada perintah perintah Jokowi ketimbang akrobat politik di Merdeka Selatan. Dari gerakan podium dimunculkan ribuan drama drama yang membawa emosi masyarakat. Tapi pada akhirnya skenario mereka justru digagalkan oleh kewarasan rakyat banyak yang hidupnya santai santai saja dan tidak membangun ketegangan seperti kelompok kelas menengah yang jadi sasaran politik mereka.

Mereka pikir kelas menengah yang ketakutan itu bakalan jadi influencer gerakan podium tapi analisa mereka meleset justru rakyat kebanyakan-lah yang jadi pelopor untuk membuka permainan politik.

Semua gerakan dimentahkan Jokowi. Media media binaan kaum Gardu mulai dibaca publik. Mereka ingin menyerang Jokowi seakan akan Jokowi abai terhadap kesehatan rakyat banyak dan lebih mementingkan Mall. Tapi politik jurnalistik yang awalnya terselubung mulai dibaca publik dan kemudian publik ramai ramai membongkar.

Tinggal tunggu waktunya publik tau skenario permainan Maret 2020 yang bikin susah banyak orang itu...

Pada akhirnya kebenaranlah yang menang...

***