Simpatisan Prabowo yang rata – rata pengikut Habib Rizieq, nampaknya tau persis permasalahan Rizieq. Mereka juga paham atas syarat – sayarat apa saja yang harus dilengkapi jika ingin Rizieq pulang. Tapi di hadapan publik, kini mereka pura – pura tidak tahu. Malah menyalahkan pemerintah, seolah pemerintah menghalangi kepulangan Rizieq ke Indonesia.
Ketua DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga menilai bahwa rencana rekonsiliasi yang memberikan jaminan atas kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq merupakan sesuatu yang tidak relevan.
Hal tersebut karena sebelumnya sempat diberitakan bahwa Dahnil Azhar Simanjuntak menuturkan, lebih baik rekonsiliasi juga dilakukan dengan memulangkan Rizieq dari Mekkah ke Indonesia.
Andi menilai bahwa keterkaitan antara kepulangan habib Rizieq dan rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi tidaklah relevan, dirinya curiga akan adanya kepentingan pribadi dari Dahnil.
Padahal Pemerintah Indonesia tidak pernah sama sekali menyeret Habib Rizieq untuk keluar dari Indonesia.
Namun jika melihat rekam jejaknya, Habib Rizieq memang telah dikenal sebagai sosok yang sering meresahkan negeri ini dengan berbagai ucapan provokatif yang menyakitkan.
Dugaan hinaan yang dilakukannya terhadap negara, pemerintah dan juga Pancasila masih bisa kita dengar di situs berbagi video Youtube.
Meski Habib Rizieq Shihab tengah berada di Arab Saudi, namun selama beberapa tahun terakhir ini, juga terbukti bahwa dirinya tak kunjung jera dalam mengembuskan kalimat provokasinya. Bahkan aksi provokatifnya juga masih terdengar pada masa kampanye pemilu 2019 lalu.
Jika Rizieq merupakan tokoh masyarakat yang ksatria semestinya ia berani pulang ke Indonesia tanpa harus menunggu jemputan, tentunya dirinya juga harus siap apabila pintu rumahnya didatangi oleh pihak kepolisian untuk diperiksa atas dugaan pelanggaran hukum yang telah dimiliki oleh pihak kepolisian.
Apabila kita logikakan, semestinya Rizieq Shihab tidak perlu takut untuk pulang ke Indonesia kapan saja, dengan tak ada rasa takut sedikitpun bahwa aparat penegak hukum akan segera menangkapnya begitu Rizieq tiba di Tanah Air.
Tetapi sepertinya, memulangkan sosok provokatif seperti Rizieq tentu akan menimbulkan masalah bagi Indonesia, karena sudah pasti dirinya akan mengorek – orek apa yang bisa dikoreknya dari pemerintahan Jokowi – JK maupun dari pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin yang telah berhasil menjadikan Prabowo sebagai Runner Up Pilpres 2019.
Jika Habib Rizieq Shihab saja masih bisa koar – koar dari Arab Saudi, tentu bisa dibayangkan jika sosok tersebut ada di Indonesia, mungkin aksi 22 Mei akan berlanjut di MK.
Kita harus memahami juga bahwa tujuan dari rekonsiliasi adalah untuk mempersatukan dan mempererat rasa nasionalisme yang terlanjur terpolarisasi oleh Pemilu 2019.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews