Swasembada pangan menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk mewujudkan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Dengan tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan keterbatasan lahan pertanian, pemerintah mengadopsi berbagai langkah strategis untuk meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan impor.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan program ini merupakan rencana besar pemerintah untuk memperkuat sektor pertanian. Salah satu langkah strategis utama adalah meningkatkan produktivitas pertanian melalui modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan). Kementerian Pertanian telah menyalurkan ribuan unit traktor, alat pemanen, dan pompa air kepada petani di berbagai daerah. Kementan juga fokus pada revitalisasi lahan tidur yang sebelumnya tidak produktif. Kementan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi lahan potensial yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Hingga akhir 2024, lebih dari 500 ribu hektare lahan tidur berhasil dioptimalkan untuk penanaman padi, jagung, dan kedelai.
Sementara itu, pengelolaan irigasi juga mendapat perhatian khusus. Melalui program rehabilitasi jaringan irigasi, lebih dari 2 juta hektare lahan pertanian kini memiliki akses air yang lebih stabil. Program ini menjadi solusi atas permasalahan kekeringan yang sering mengancam hasil panen di musim kemarau.
Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan swasembada pangan. Melalui program Corporate Farming, perusahaan besar diajak untuk bermitra dengan kelompok tani dalam pengelolaan lahan secara terpadu. Program ini memberikan akses teknologi, pendanaan, dan pasar bagi petani kecil.
Pemerintah juga memperluas skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah untuk mendukung pembiayaan petani. Hingga Januari 2025, lebih dari 1 juta petani telah menerima manfaat dari program ini. Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan skema KUR memberikan akses keuangan yang lebih luas bagi petani kecil sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Program ini tidak hanya membantu sektor pertanian, tetapi juga menggerakkan ekonomi pedesaan secara keseluruhan. Melalui penguatan akses modal ini, petani bisa lebih mandiri dan terlibat dalam sistem agribisnis yang modern.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat sistem pendampingan bagi petani untuk memastikan mereka dapat memanfaatkan program KUR secara optimal. Melalui kerjasama dengan lembaga keuangan dan penyuluh pertanian, petani diberi pelatihan tentang pengelolaan keuangan, penggunaan teknologi pertanian, dan strategi pemasaran hasil panen. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kredit macet sekaligus meningkatkan kualitas hasil pertanian.
Pemerintah menyadari bahwa mewujudkan swasembada pangan membutuhkan komitmen jangka panjang. Selain memperkuat infrastruktur pertanian, pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran untuk penelitian dan pengembangan di sektor ini. Penelitian tentang adaptasi tanaman terhadap perubahan iklim menjadi prioritas, mengingat dampak signifikan cuaca ekstrem terhadap hasil panen.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan program swasembada pangan ini juga memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional. Program ini juga dapat menghemat devisa negara, yakni dengan mengurangi impor pangan. Lebih dari itu, swasembada pangan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah diambil, pemerintah optimis dapat mencapai swasembada pangan dalam beberapa tahun ke depan. Tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan global memang tidak dapat dihindari, tetapi melalui sinergi semua pihak, Indonesia berpeluang besar menjadi lumbung pangan dunia.
Komitmen pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional sebagai produsen pangan yang andal. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, masa depan ketahanan pangan Indonesia terlihat semakin cerah.
)* Mahasiswa Pascasarjana yang tinggal di Tangerang
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews