Pro dan Kontra Citayam Fashion Week dimata Warga

Rabu, 3 Agustus 2022 | 16:44 WIB
0
118
Pro dan Kontra Citayam Fashion Week dimata Warga
Dukuh Atas

Jakarta- Situasi kawasan SCBD Sudirman saat ini (3/8/2022) sudah tidak begitu ramai seperti beberapa bulan lalu, hal ini begitu jelas dapat dirasakan oleh para pengguna KRL BNI City dan juga Dukuh Atas.  
 
Kawasan dukuh atas sendiri merupakan ruang publik yang dapat digunakan untuk berolahraga dan berkreasi tidak ada batasan antar golongan, seluruh lapisan masyarakat mulai dari laki-laki perempuan, dari usia anak-anak sampai dewasa membaur disini dan inilah manfaat ruang ketiga seperti yang di uraikan oleh Gubernur Anies Baswedan. 
 
Akan tetapi Kawasan tersebut kini berubah menjadi sebuah tempat untuk mengeskpresikan fashion dari kalangan anak muda, saat ini dikenal dengan sebutan “Citayam Fashion Week” yang mana para pemuda yang disebut-sebut berasal dari Citayam melakukan aksi catwalk di Zebra Cross kawasan Dukuh Atas, Layaknya Paris atau Dubai Fashion Week, para model kawasan ini adalah para Anak remaja dari Depok, Citayam, dan Bojonggede. banyak sekali pro dan kontra terkait fenomena tersebut, karena Pemerintah yang ingin membubarkan kegiatan tersebut. 

 
Seperti pendapat dari Bapak Enda (56) dari Citayam yang mengatakan   


“bagi saya pribadi ini Fasum (fasilitas umum) Terkait dengan pro dan kontra itu ayo dibuatkan Taman disekitar sini untuk kegiatan Fashion Week, jangan sampai menganggu kepentingan orang lain juga yang sedang transit menuju tempat kerja masing-masing, jangan sampai menutuplah”  
 
Lebih lanjut Enda juga mengatakan bahwa ia sebenarnya juga mendukung kegiatan tersebut akan tetapi alangkah baik bila Citayam Fashion Week diadakan ditempat lain dan tidak di tempat penyebrangan jalan.  
 
Berbeda dengan pendapat bapak Enda yang terlihan kontra dengan adanya Citayam Fashion Week, ibu Dian (45) yang berkunjung dari Semarang mengatakan 


“kita sangat senang ya disini, ramai Banyak yang dateng, terus berbagai macam atribut dapat diliat, sebaiknya sih kalo diterusin dan bisa nggak ngeganggu jalan raya sih enggak papa gitu dan semoga dapat lebih terarah”  
 
Senada dengan pedapat Ibu Dian, Rika salah satu warga Jakarta juga mengatakan 
“banyak juga sisi positif adanya kegiatan ini ya, karena dapat jadi inspirasi Outfit kita dalam sehari hari” 


Rika juga mengatakan bahwa acara Citayam Fashion Week sangat menghibur karna juga dapat melihat artis-artis ibu kota, sekaligus menghibur disaat pulang kerja.  


Seperti pendapat-pendapat sebelumnya Dewi (35) juga memberikan tanggapan terkait bagaimana bila Citayam Ini dibubarkan.

  
“Terkait dibubarin sih saya rasa nggak perlu ya tapi mungkin alokasinya aja di pindahin di deket sekitar area sini yang tidak mengganggu mobil sih”  
 
Dewi juga mengatakan lalu lintas kendaraan disini sangat menganggu para pemuda juga untuk berkreasi dan mengharapkan pemerintah juga harusnya peka terhadap kegiatan tersebut  


“ini kan kegiatan yang positif ya, banyak juga sekaran anak-anak yang hanya sibuk dikamar main game, atau lebih bahayanya tawuran begitu, kalo tempat ini dijadikan wadah untuk berkumpul warga malah bagus ya, jadi tempat yang kreatif begitu”. Tutupnya. 
 
Dapat dilihat dari pernyataan masyarakat, bahwa kehadiran Citayam Fashion Week sebenarnya sangat menghibur dan mendukung akan tetapi lebih baik bila dapat diarahkan, berbeda dengan pendapat dari aparat keamanan dan pemprov.

 
Dikutip dari laman detikTravel yang terbit pada tanggal 27 Juli, Polisi menilai ajang fashion show di zebra cross itu menyalahi aturan. Pasalnya, zebra cross memiliki fungsi utama sebagai sarana menyeberang jalan. Sedangkan pemanfaatan lain dapat berdampak pada kondisi lalu lintas. 
 
"Zebra cross diperuntukkan penyeberang jalan dan ada aktivitas kendaraan lalu lalang. Sehingga kalau ada aktivitas dengan menggunakan sarana jalan sudah melanggar aturan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin. 
 
Komarudin mengatakan pihaknya mendukung kreativitas para remaja tersebut. Namun, menurutnya, tempat yang digunakan tidak sesuai. 
 
"Mungkin kegiatannya bagus sebagai bentuk kreasi anak muda, tapi tempatnya salah, kan bisa cari tempat yang tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan ketertiban umum," katanya.

(Penulis : Alexander Bima Dharmasena-Mahasiswa Universitas Nasional)