Centeng Tengjen

Para budak cinta ini memandang bahwa Jokowi berada pada ancaman kaum radikal. Padahal bukan itu. Dia harusnya dijaga dari cengkeraman oligarkis lewat kebijakannya.

Kamis, 8 Juli 2021 | 06:07 WIB
0
118
Centeng Tengjen
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra (Foto: PikiranRakyat.com)

Respon netizen yang membidas habis BEM soal Jokowi King of Lips Service menunjukkan perilaku brutal para budak cinta.

Ngamukan dan menunjukkan perilaku centeng yang pokoknya sang majikan maha benar. Tidak pernah salah.
Model perilaku centeng ini mirip dengan kelakuan centeng Orba.

Yang anti pemerintah dicap PKI atau ekstrim kanan. Sekarang cap itu diganti dengan istilah kadrun, wahabi, Taliban, ikhwanul Muslim, antek PKS. Yang semuanya berbau Islam.

Mudahnya para centeng budak cinta menuding BEM itu HTI, kadrun dan sebagainya menunjukkan kepandiran mereka memgkonter kritik kepada junjungannya.

Dari banyak postingan, Saya tidak mendapatkan bukti otentik kalau BEM itu orang HTI, Wahabi Dan sejenisnya.
Yang ada cuma tuduhaan sumir yang wishful thinking hasil dari perilaku membenarkan semua influencret yang katanya memerangi paham radikal dan toleransi.

Para budak cinta ini memandang bahwa Jokowi berada pada ancaman kaum radikal. Padahal bukan itu. Dia harusnya dijaga dari cengkeraman oligarkis lewat kebijakannya. Jangan sampai dia jadi palang pintu sementara mereka berpesta pora menjarah kekayaan bangsa ini.

Jadi pandukung Jokowi harus kritis. Itu dukungan yang sebenarnya. Bukan malahan jadi budak cinta yang perilakunya kayak centeng senggol bacok.

Dari pantauan, para influencret sebentar lagi kehilangan angin. Karena mereka berkutat soal kadrun-kadrunan. Kenapa mereka pilih tema itu untuk bela Jokowi?

Karena paling mudah untuk dijadikan bahan bacotan. Jadi tidak heran jika para influencret itu menjadi pandir ketika bicara soal test mana yang dipilih Quran atau Pancasila?

Para netizen yang menjadi budak cinta mereka lebih pandir lagi. Membabi buta mendukung mereka yang tanpa sadar digiring agar membidas apapun Dan siapapun yang mengkritisi Jokowi. Apapun isunya. Kadrun minumannya..

Ini yang membuat para influencret makin giat mempengaruhi netizen untuk menjadi budak cinta mereka dengan perilaku tetangga jenderal atau tengjen. Yang norak karena merasa sangat dekat dengan sang jenderal padahal tinggalnya 19 rumah dari rumah sang jenderal. Yang merasa sok dekat Dan sok akrab. Padahal sang jenderal itu kalem aja. Tetangganya yang pecicillan dan berlagak jadi pelindungnya.

Dan ketika sang jenderal menjawab kritikan dengan woles, nampak jelas wajah bodoh para budak cintanya dan influencret yang cuma bisa koar-koar soal kadrun-kadrunan.

Sang jenderal justru menghargai kritikan itu. Beda jauh dengan perilaku gegap gempita membabi buta para budak cintanya. Yang tanpa sadar digiring bicara soal kadrun-kadrunan doang... bukan isu yang lain.

Jawaban kalem sang jenderal harusnya membuat para influencret dan para budak cinta Jokowi sadar bahwa: Kalian itu pandir...

NB:

I welcome for comment from budak cinta yang maha pandir..
Show your herd stupidity.. and make me laugh ..