Pedih Rasanya

Karena dinilai menebar kebencian pada seorang walikota, yang juga perempuan, Zikria harus menahan beban cinta ibu ke anaknya.

Jumat, 14 Februari 2020 | 06:34 WIB
0
515
Pedih Rasanya
Risma dan Dzatil (Foto: Tribunnews.com)

Dunia ini penuh ironi....

Zikria Dzatil, dipenjara karena dinilai menghina Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Dan meski Sang Walikota sudah mencabut laporannya... dia masih ditahan. Alasannya, dia dikenakan pasal-pasal berlapis terkait penghinaan, pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.

Pencabutan laporan Risma, kata polisi, hanya menyelesaikan perkara penghinaan. Tapi tidak pasal lainnya seperti ujaran kebencian atau pencemaran nama baik.

Jadi, Zikria masih ditahan sampai sekarang. Sudah gelar perkara kemarin tapi belum tahu apakah Zikria akan segera bebas atau tidak.

Ironinya, dia memiliki seorang anak perempuan, Gendis, yang belum genap dua tahun. Anak ini masih menyusu pada ibunya. Saya membayangkan psikologi Gendis, yang sampai saat ini tidak membuat KPAI bersuara.

Zikria pun saya yakin sangat tersiksa batinnya. Terpisah dengan anak bungsunya. Dan dia harus disiksa begitu, terhalang mencurahkan cinta pada Gendis, karena polisi menerapkan pasal kebencian atasnya.

Karena dinilai menebar kebencian pada seorang walikota, yang juga perempuan, Zikria harus menahan beban cinta ibu ke anaknya.

Bayangkan malam-malamnya di penjara. Pasti kepalanya dipenuhi tanya, bagaimana kondisi anak balitanya. Sehatkah? Sakitkah? Apakah dia sedang merengek minta susu? Siapa yang menenangkan dan menidurkan?

Saya membuat status ini karena saya merasakan penderitaannya. Merasa ikut disiksa. Karena, saya juga memiliki anak Balita empat tahun di rumah saya. Zayyan namanya.

Tadi pagi, badannya hangat. Padahal dia harus ikut lomba PAUD sekecamatan. Ikut senam penguin. Mukanya tdk cerah seperti biasa. Saat disuapi makan, dia sempat muntah. Dan malam ini panas badannya cukup tinggi. Dia minta dipijiti.

Zayyan ada bersama saya. Tapi melihat dia tergolek lemah, tidak ceria seperti biasa, perasaan saya pedih. Khawatir akan apa yang dirasanya.

Saya membayangkan, bagaimana perasaan Zikria, di hari-hari Gendis tidak ada bersamanya. Terpisah. Tidak melihat kondisi anaknya dengan mata kepala sendiri.

Saya hanya berharap dan berdoa, polisi mempertimbangkan hal ini dengan penuh rasa kemanusiaan. Anda aparat penegak hukum, tapi lihat kasusnya dengan mata hati yang benar.

Anda juga orangtua yang pernah punya balita toh?! Orgtua yg terpisah dengan balitanya, apalagi sudah bilangan minggu, itu pedih rasanya.

Sang Walikota sudah berkata memaafkan Zikria dan mencabut laporannya! Lantas dimana lagi masalahnya?

Pedih rasanya jika anak sakit. Apalagi jika kita tidak berada didekatnya.

AD 

***