Menjadi Oposisi Itu Berat, Biar Dilan Aja...

Dulu mencela dan menghina, sekarang berubah menjadi sanjung dan puji.Karena keinginannya sudah dituruti dan berharap tidak ngamuk lagi.

Selasa, 22 Oktober 2019 | 08:01 WIB
0
605
Menjadi Oposisi Itu Berat, Biar Dilan Aja...
Prabowo Subianto (Foto: Bisnis.com)

Sebelum pilpres atau pertandingan dimulai mereka lantang,"siap menjadi oposisi dan menjadi oposisi tak kalah terhormatnya,kita akan menjadi oposisi yang kritis dan akan tetap bersama rakyat"

Tetapi setelah pilpres dan tahu kalah, teriakan menjadi oposisi itu sedikit demi sedikit mulai meredup atau hilang dari pendengaran.Yang ada kata oposisi berubah menjadi: "demi persatuan dan kesatuan bangsa, kita siap bekerjasama dan membangun negeri".

Begitulah lagu atau narasi elit politik tanah air dalam kacah perpolitikan. Esuk tahu-sore tempe!

Kata mereka, politik adalah cair dan dinamis. Tapi minim etika politik. Bagi mereka semua sah dan halal. Tidak ada yang tidak mungkin.Mirip perilaku LBGT, mudah berubah orientasi atau hasrat syahwat politiknya. Kadang ditunggangi dan kadang menunggangi dan berganti peran.Asal suka sama suka.

Dulu mencela dan menghina, sekarang berubah menjadi sanjung dan puji.Karena keinginannya sudah dituruti dan berharap tidak ngamuk lagi.

Politik bisa mendekatkan yang jauh dan bisa menjauhkan yang dekat.Itu semua tergantung kesepakatan dan deal politik.Yang jauh bisa  mendekat atau merapat dan setelah itu mendekap.

Sebagai tanda sudah sepakat atau deal.Yang dekat juga bisa merenggang dan menjauh,karena tidak terjadi kata sepakat atau deal.

Janganlah menjadi oposisi kalau perut-Mu dalam keadaan lapar.Perut lapar terkadang menjadi pangkal muasal keributan dan mudah emosi.Apalagi lapar kekuasaan.Menjadi oposisi itu berat,biar "Dilan" aja yang menanggung beban berat itu.

Pesan Simbah:Jangan suka mencela dan menghina yang berlebihan,suatu saat kamu akan mencium dan memeluk kepada orang yang pernah kamu hina atau cela.

***