Prabowo Presiden 2024?

Secara mengejutkan, Prabowo dan Megawati yang selama ini disebut "bertemuan" bertemu dalam sebuah jamuan, di lain pihak Surya Paloh bertemu Anies Baswedan.

Rabu, 24 Juli 2019 | 23:23 WIB
0
605
Prabowo Presiden 2024?
Prabowo dan Megawati (Foto: Bisnis.com)

Kemungkinan ini bisa terjadi apabila pertemuan Megawati dan Prabowo, Selasa ( 24/7/2019) hasilnya adalah semacam Letter of Intent bahwa PDIP dan Gerindra akan bekerjasama memenangkan pilpres dan pileg 2024. Terasa sangat awal namun tapi kan ini vital bagi kelangsungan pemerintahan Jokowi 5 tahun kedepan dan juga nasib dua partai besar itu. Sebesar 45 persen suara di Pilpres 2019 sangat berharga bagi Prabowo menuju RI satu.

Kolaborasi

Jika memang berkolaborasi, maka dipastikan Gerindra akan menjadi partai pemerintah untuk mengamankan roda administrasi Joko Widodo mewujudkan cita-cita besarnya. Tanpa harus dihadang sana sini. Sehingga ketika Jokowi lengser hasilnya bagaikan pesta kembang api yang sangat indah, meriah dan susah untuk dilupakan.

Siapa yang diuntungkan dengan prestasi gemilang itu? Sudah barang tentu PDIP dan Gerindra jika – sekali lagi—jika mereka berkolaborasi. Duet ini pastinya akan diikuti oleh PKB, PPP, PAN yang dalam perjalanannya memang selalu ngintil.

Meski ngintil tapi penting karena –terutama PKB dan PPP- bisa dijadikan cantelan untuk meraih suara Islam dengan merangkul erat NU dan Muhammadiyah.

Golkar, Nasdem dan Demokrat Kemana?

Mereka nampaknya akan buat aliansi. Demokrat jelas susah menembus kolaborasi PDIP dan Gerindra karena faktor sakit hati Megawati terhadap SBY yang nampaknya akan dibawa sampai mati. Jadi Golkar dan Nasdem –dua partai yang sebenarnya bersaudara— akan menjalin lagi hubungan kekeluargaan.

Cukupkah bagi keduanya untuk bersatu melawan the Titan of PDIP dan Gerindra?

Nampaknya tidak. Golkar sebagai partai berkumpulnya jagoan politik akan sangat licin dipegang buntutnya apalagi kepalanya. Dia akan bermanuver dengan parameter siapa dapat apa. Pragmatis hedonis semacam ini yang akan membuat siapapun yang ingin berdekatan dengan Golkar harus teliti membaca “ syarat dan kondisi” yang berlaku.

Jadi artinya Golkar bisa saja akan merapat ke PDIP dan Gerindra. Pertimbangannya lebih baik berenang di kolam raksasa ketimbang menjadi raja di kolam yang sempit.

Sementara Demokrat tidak kunjung sembuh dari pernyakit super galaunya

Anies Berat

Apabila skenario Golkar ini terjadi, maka peluang Anies menjadi Presiden sangatlah berat. Nasdem tidak mungkin mengulangi keberhasilannya menggamit Ridwan Kamil. Dalam pemilihan gubernur Jabar, Nasdem ibarat kata cuma ndompleng belaka tanpa bisa menghasilkan usaha maksimal. Meskipun dia mau.

Kapasitasnya kalah jauh dengan mesin PDIP yang meraung keras di pilkada Jabar serta permainan cantik Golkar. Golkar setuju menampilkan Deddy Mizwar dari Demokrat dan mengesampingkan kadernya Dedi Mulyadi. Tujuannya adalah memotong jalur suara calon gerindra dan PKS agar terpecah.

Lalu kemana PKS ? Jelas dia akan memilih calon bukan dari PDIP. Jadi boleh jadi dia merapat ke Nasdem dan Golkar. Atau mungkin dia akan sendirian. Apalagi jika Garbi pimpinan Fahri Hamzah memecah habis kesatuan partai itu.

212 Makin Hancur

Jika demikian, sangat boleh jadi PKS akan jadi partai emperan di 2024 nanti. Sementara 212 dan kelompok Islam radikal akan tidak mendapat tempat di 2024. Dalam konstelasi politik, nasibnya lebih soal dari gelandangan.

Sementara imam besarnya pasti akan kebingungan melihat maneuver Prabowo. Mau caci Prabowo? Bakalan dia kena sleding kemana-mana. Hingga mau pulangpun dia bingung mau buat apa ?

Tapi tentu saja dalam perjalanan lima tahun kedepan akan banyak sekali maneuver politik dagang sapi.

Tapi akhirnya, menjelang 2024 nanti, siapapun yang akan menjadi capres dan cawapres, termasuk Prabowo, dalam menuju kemenangannya akan sangat berharap perolehan suara besar hasil dari satu anggukan setuju orang yang satu ini.

Yakni...

Jokowi.

***