4 Skenario Bodoh Nyoblos Bisa Gunakan KTP China, "How Stupid Can You Go"?

Kamis, 28 Februari 2019 | 08:22 WIB
0
12885
4 Skenario Bodoh Nyoblos Bisa Gunakan KTP China, "How Stupid Can You Go"?
KTP Cina itu (Foto: Repelita Online)

Berprasangka buruk pada orang lain bisa membuat kita bodoh dan kehilangan akal sehat. Kita akan menciptakan berbagai alasan dan skenario bodoh untuk mendukung prasangka buruk kita yang sama sekali tidak masuk akal. Kecerdasan dan akal sehat kita akan hilang karena prasangka buruk yang kita perturutkan.

Seorang teman tidak henti-hentinya menyebarkan provokasi prasangka buruk tentang pilpres. Dan itu dimulainya dengan isu KTP untuk TKA. Dia menyebarkan prasangka bahwa telah ditemukan adanya TKA yang memiliki KTP. Dia heran dan kaget bahwa ada TKA yang memiliki KTP (kemane aja lu selama ini kok lu baru tahu?). Ia lalu menggunakan nama rakyat dan bilang bahwa rakyat cemas dan gelisah bahwa ditemukan ada TKA yang memiliki KTP.

Ada urusan apa kok rakyat cemas dan gelisah kalau ada WNA yang punya KTP? Katanya itu bisa digunakan oleh WNA tersebut untuk mencoblos pada pilpres nanti. Jadi dia berprasangka buruk bahwa ada konspirasi untuk membekali WNA (terutama TKA China) dengan KTP agar bisa nyoblos di pilpres nanti. Tentu saja yang dicurigainya adalah capres 01 lha wong dia pendukung 02.

Dia mungkin kurang membaca sehingga tidak tahu bahwa sejak lama sudah ada ketentuan tentang KTP untuk WNA. Kewajiban bagi WNA untuk memiliki e-KTP diatur Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan. Jadi ketentuan ini sudah berlaku sejak lima tahun yang lalu. Baca di sini

Meski sudah diberitahu bahwa WNA ber-KTP itu sudah sejak lama tapi prasangka buruk tetap jalan... Katanya KTP tersebut akan bisa dipakai untuk nyoblos capres 01 karena katanya sekarang orang bisa nyoblos cukup dengan menunjukkan KTP saja. Tentu saja ini alasan yang stupid punya karena KTP untuk orang asing tersebut tidak bisa dipakai untuk nyoblos. Hal itu sudah dijelaskan oleh Kemendagri

Lagipula KTP untuk WNA tersebut jelas sekali perbedaannya karena ada tertulis WARGA NEGARA ASING di KTP tersebut. Tapi prasangka buruk jalan terus…

Apakah mungkin Pemerintah atau Kubu 01 membuat sebuah skenario agar warga asing (khususnya warga negara China) bisa ikut pilpres dan nyoblos 01? TIDAK MUNGKIN. Kok tidak mungkin? Bukankah nothing is impossible? Ya, memang kalau Anda selalu berpikir negatif dan berprasangka buruk maka tidak ada kejahatan yang tidak mungkin.

Kalau mau curang dan menang pilpres ada banyak cara dan justru menyebarkan fitnah dan prasangka buruk adalah salah satu caranya. Itu cara untuk menjatuhkan 01 dengan menuduhnya melakukan perbuatan curang.

Tapi percayalah bahwa skenario agar warga asing bisa ikut pilpres dan nyoblos 01 adalah skenario yang tidak mungkin dilakukan kubu mana pun. Kenapa? Karena itu skenario yang SANGAT BODOH dan hanya orang-orang bodohlah yang akan menggunakannya dan hanya orang-orang bodoh juga yang percaya bahwa skenario ini nyata.

Ada banyak skenario curang untuk menang pilpres tapi skenario menyuruh TKA China untuk ikut nyoblos pada pilpres nanti dan memilih 01 adalah strategi terbodoh yang bisa Anda pikirkan.

Coba bayangkan betapa sulitnya membuat skenario ini berjalan.

Pertama, Anda tidak bisa melakukan hal ini dengan terang-terangan karena ini jelas melanggar hukum. Karena melanggar hukum maka Anda harus melakukannya dengan sangat rahasia agar tidak ketahuan. Jadi Anda harus merahasiakan skenario ini sehingga semuanya tertutup rapi. Dan itu hampir mustahil karena Anda berhubungan dengan orang-orang yang tidak Anda kenal.

Mengajak orang yang tidak Anda kenal untuk melakukan kejahatan secara berkelompok yang jelas-jelas beresiko besar untuk terbongkar adalah sebuah kebodohan. Bagaimana mungkin Anda akan membriefing orang-orang yang tidak Anda kenal untuk mendatangi TPS dan menyoblos 01? Di mana Anda akan mengumpulkan para TKA China ini kemudian membekalinya dengan KTP Palsu (KTP yang legal akan jelas tertulis WARGA NEGARA ASING dan itu sudah jelas tidak akan bisa digunakan untuk nyoblos).

Kedua, berapa banyak TKA China yang bisa Anda mobilisasi agar skenario ini signifikan? Apakah 1000 TKA? 2.000 TKA? 10.000 TKA? Apakah itu signifikan untuk mengangkat suara? Ingat bahwa jumlah pemilih secara keseluruhan, baik di dalam serta luar negeri, untuk Pilpres 2019 ini adalah 192.828.520 pemilih. Joko Widodo dan Jusuf Kalla meraih kemenangan dengan sebanyak 70.997.85 suara (53,15 persen) pada Pemilu Presiden 2014. Jumlah itu berselisih 8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang meraih 62.576.444 suara (46,85 persen).

Jadi menggerakkan 1.000 atau bahkan 10.000, TKA China untuk nyoblos 01 pun sama sekali tidak signifikan. Tidak akan mengubah prosentase kemenangan. Padahal resiko dan kesulitannya sama sekali tidak sepadan. Kalau cuma untuk mendapatkan 1.000 suara dalam pilpres nanti akan jauh lebih mudah dan efektif kalau Kubu 01 membeli suara pendukung 02 dengan iming-iming uang satu juta rupiah setiap suara. Dengan iming-iming satu juta rupiah satu suara maka akan sangat banyak orang yang mau berpindah hati mau pun bodi.

Itu artinya cukup dengan uang 1 M maka akan terjadi perubahan 2.000 suara. Seribu suara 02 berpindah menjadi suara 01 yang artinya suara 02 berkurang seribu suara dan suara 01 bertambah seribu suara. Apa artinya uang 1 M bagi orang-orang seperti Sandiaga Uno yang mau mengeluarkan dana kampanye 1 Trilyun?

Ketiga, semakin banyak orang yang terlibat dalam sebuah skandal akan semakin mudah terbongkar. Apalagi melibatkan banyak TKA China yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan tidak pernah bergaul dengan warga. Jangankan sampai 10 orang dalam satu TPS, sedangkan 2 atau 3 orang saja akan menimbulkan kecurigaan.

Akan jauh lebih mudah jika kita menggunakan tenaga warga sendiri dengan membekalinya 10 KTP palsu yang bisa ia gunakan dengan berkeliling. Itu lebih mudah dan lebih aman. Cobalah gunakan pikiran sehatmu sedikit untuk memikirkan mana skenario yang lebih masuk akal dan lebih efektif, menggunakan tenaga TKA China dengan berbondong-bondong ke TPS atau cukup menggunakan warga sendiri dengan jumlah sepersepuluhnya?

Keempat, skenario yang sangat bodoh tersebut jelas tidak akan dipakai oleh kubu capres mana pun. Kubu 01 yang sampai saat ini masih sangat yakin dengan kemenangannya dan masih punya banyak amunisi dan strategi tentu tidak akan pernah berpikir sebodoh itu. Meski pun Kubu 02 setengah mati berupaya untuk mengejar elektabilitas 01 tapi mereka tentu juga tidak akan terpikir menggunakan strategi bodoh tersebut.

Skenario semacam itu hanya mungkin dipikirkan oleh orang yang sangat bodoh dan very desperate alias sudah sangat putus asa. Percuma ada Rocky Gerung di pihak 02 kalau Kubu 02 justru meninggalkan akal sehatnya dan malah menggunakan akal bosok.

Tapi mengapa ada orang yang setengah mati percaya bahwa Kubu 01 akan menggunakan cara bodoh tersebut? Mungkin karena mereka sudah putus asa untuk mencari-cari kesalahan kubu 01 sehingga akal sehatnya disimpan dan akal bosok yang dipakai. Kasihan Rocky Gerung yang sudah setengah mati mengajak pendukung 02 untuk menggunakan akal sehat tapi mereka justru lebih suka berprasangka buruk dan menggunakan akal bosok.

Mungkin mereka berpikir kalau rakyat bisa dipengaruhi oleh skenario bodohnya tersebut maka mereka mungkin akan berpindah hati ke 02. Mereka lupa bahwa apa yang mereka tuliskan tersebut akan menjadi jejak digital mereka yang bukan hanya akan tercatat di dunia maya tapi juga tercatat di rekaman akhirat nanti.

Surabaya, 27 Pebruari 2019.

***