Pagi ini (7/2) saya mengikuti perjalanan politik Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah, perjalanan menuju beberapa daerah seperti Cianjur, Sukabumi dan Bogor dari tanggal 7 Februari sampai tanggal 9 Februari hari Sabtu. Ada hal yang menarik dalam catatan saya ini adalah bagaimana melihat peta kekuatan politik PDI Perjuangan bisa diperlihatkan secara riil.
Problem utama kepartaian yang ada di Indonesia saat ini kekuatan akar rumput, banyak dari Partai-Partai Politik di Indonesia, kuat di pusat tapi ketika dihadapkan pada tingkat akar rumput kekuatan politik itu ternyata “kopong” atau tidak mengakar sama sekali. Beda dengan PDI Perjuangan sebuah partai yang “diguremkan” oleh Orde Baru, kemudian muncul menjadi Partai terkuat bukan saja soal keterpilihan dalam Pemilu tapi juga soal manajemen organisasi sehingga Partai itu memiliki struktur alur komando garis lurus dan tidak terpecah menjadi “faksi-faksi Politik” namun semua organ politik menjadi rapi di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Sukarnoputeri. Partai ini juga memiliki kepengurusan akar rumput yang sangat kuat sampai tingkat desa.
Perjalanan dimulai dengan sarapan bersama para wartawan-wartawan, saya mendapatkan informasi dari beberapa kawan seperjalanan bahwa Safari Politik ini, sudah diadakan beberapa kali dan dipimpin langsung oleh Sekjen PDI Perjuangan serta kemarin ditemani oleh Ketua DPP Bidang Organisasi Djarot Syaiful Hidayat, dalam perjalanan politiknya ini Sekjen membaca kekuatan politik Partai dalam mendukung pilihan politik yaitu Capres 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amien. Bagi saya jelas ini adalah usaha serius dari Sekjen PDI Perjuangan untuk memperhatikan secara detil kekuatan PDI Perjuangan dan pergerakan pergerakan politiknya dalam membuat kanal politik besar dukungan kepada Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
Menurut catatan yang saya terima di Cianjur, akan dihadiri 400 orang dari unsur Partai seperti Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC-Tingkat Teritorial Kecamatan), Ketua PAR (Pengurus Ranting dan Anak Ranting-Tingkat Teritorial Kelurahan/Desa sampai RT/RW). Konsolidasi internal ini juga menjadi tugas Sekjen untuk membaca perintah ketua Partai dalam melaksanakan tugas tugas di tahun politik 2019.
Sebelum perjalanan, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan jumpa pers soal perjalanan politiknya ini, dalam pesan pesan perjalanan politik, Sekjen PDI Perjuangan berbicara soal “Pencak Silat” sebagai sebuah diplomasi budaya. Bung Karno dulu menggunakan pencak silat sebagai simbol budaya, gerak gerak dalam pencak silat oleh Bung Karno digambarkan sebagai sebuah “Gerak Dinamis Perasaan Orang Nusantara” dalam melihat hubungan manusia dan alam, juga bagaimana manusia menguasai alam.
Pencak Silat adalah seni bela diri asli Nusantara yang memang sempat ditakuti dunia pada abad 14, di masa masa puncak kejayaan Majapahit dan terus menjadi legenda dalam olah raga bela diri, di Eropa dan Amerika Serikat olahraga Pencak Silat berkembang pesat.
Dalam perjalanan ini akan diperlihatkan seni bela diri itu, di Cianjur nanti sesuai yang saya baca di Itenerary perjalanan, sepertinya ini menjadi pengalaman menarik bagaimana melihat akar akar rakyat dalam keterlibatan politik, melihat kebudayaan dan bagaimana rakyat di tingkat daerah memandang pergerakan politik sekarang, sepertinya ini akan jadi sebuah refleksi komunikasi politik yang mendalam tentang politik kebangsaan kita, sebuah cara pandang nasionalisme dari kerumunan kerumunan rakyat...
***
Dicky B. Chandra, Kolomnis di Pepnews, Juga Pengamat Komunikasi Politik
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews