Djoko Santoso dari Badan Pemenangan Nasional kubu Capres 02 mengatakan, Prabowo akan mundur dari kontestasi Pilpres 2019, jika terlihat ada indikasi kecurangan.
Amien Rais dari partai yang juga mendukung kubu Capres 02 bahkan akan menggempur KPU, jika ada indikasi kecurangan. Amien Rais juga mengatakan KPU jangan arogan. KPU hanya penyelenggara pemilu. Rakyat sudah pandai dan kami (Kubu Capres 02) juga punya pakar dalam hal IT.
Apa yang disampaikan Djoko Santoso dan Amien Rais di banyak media, buat saya terdengar sebagai sebuah ancaman. KPU kan lembaga independen yang bertugas menyelenggarakan pemilu. Saya nggak mengerti mengapa Kubu capres 02 merasa bakal ada upaya kecurangan? Apakah mereka tidak yakin dengan kesiapan kubu mereka dalam memenangkan pemilu nanti.
Sama seperti semua suara yang keluar dari Capres-Cawapres 02, selalu bernada pesimis. Saya melihatnya, mereka pun pesimis menghadapi 17 April 2019. Padahal tindakan mereka dengan mendirikan posko di Solo, terlihat optimis atau menantang, lebih tepatnya. Mereka Show of force di kota asal Petahana Jokowi.
Apa yang disampaikan Djoko Santoso dan Amien Rais harus diwaspadai. Saya mencium gelagat nggak enak. Jangan-jangan mereka memang tengah menyiapkan kekacauan. Boleh dong, saya mencemaskan hal ini. Saya masyarakat biasa, yang nggak ingin ada kerusuhan. Dukung mendukung Capres-Cawapres sudah membuat situasi memanas. Dalam pertemanan di alam nyata atau di dunia maya, sudah banyak yang putus dikarenakan beda pilihan.
Bahkan di Gorontalo ada kuburan yang harus dipindahkan karena keluarga beda pilihan. Pemindahan kuran ini terjadi di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Pemiliki lahan kuburan mengharuskan keluarga warga yang di kubur di tanahnya harus memilihnya. Jika tidak maka keluarga harus memindahkan kubur keluarga yang sudah dikubur di kuburan tersebut. Padahal ada yang sudah 26 tahun dikubur di situ.
Lihat betapa egoisnya manusia yang hidup, apa urusannya dengan mereka yang sudah tenang di alam baka. Manusia yang hidup bertengkar hanya karena beda pilihan. Ironis banget.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menanggapi pernyataan Amien Rais dengan tenang. Menurut Cahyo Kumolo, setiap orang berhak mengungkapkan pendapat. Namun lebih baik mempercayai KPU untuk menjalankan tugas dan kewajbannya.
Di tingkat pimpinan, mungkin mudah dikoordinir dan bisa diajak berdiskusi, bagaimana ditingkat akar rumput?
Masyarakat tingkat bawah, tidak paham diskusi atau dialog, mereka lebih paham menang dan tidak menang. Mereka lebih paham kecewa dan tidak kecewa. Iya kalau apapun hasilnya bisa disikapi dengan positif. Bagaimana kalau sebaliknya? Siapa yang akan menenangkan?
Pesimisme Capres 02 Harus Diwaspadai untuk mencegah kerusuhan Pasca Pilpres April 2019. Terlalu mahal jika pilpres dibayar dengan kerusuhan. Yuk tahan diri, sebarkan pesan damai. Masa depan bangsa ini, tanggung jawab kita semua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews