Moderasi Beragama, Sikap Bijak Berbangsa

Selasa, 6 Mei 2025 | 13:21 WIB
0
20
Moderasi Beragama, Sikap Bijak Berbangsa
Moderasi Beragama

Oleh Dr. Abdul Mujib, Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama IAIN Metro

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang plural seperti Indonesia, moderasi beragama merupakan pilihan sikap yang tidak bisa ditawar. Bangsa ini berdiri di atas keberagaman: suku, budaya, bahasa, dan agama. Di tengah perbedaan itu, moderasi beragama menjadi jalan tengah yang adil untuk menjaga keharmonisan, menolak ekstremisme, dan merawat persatuan.

Moderasi beragama bukan berarti mencampuradukkan ajaran agama atau melemahkan keyakinan, melainkan memahami bahwa dalam menjalankan agama, perlu ada kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan secara damai. Sikap moderat menjadikan seseorang bijak dalam menyikapi perbedaan, tidak mudah menyalahkan, apalagi mengkafirkan orang lain yang berbeda pandangan.

Moderasi beragama adalah bentuk konkret dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", yang mengajarkan umat beragama untuk menjalankan keyakinannya dengan tetap menghormati keyakinan orang lain. Ini juga selaras dengan UUD 1945 yang menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh warga negara.

Dalam konteks kehidupan berbangsa, moderasi beragama adalah benteng terhadap berkembangnya paham radikal, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Fakta sejarah menunjukkan bahwa konflik horizontal sering kali dipicu oleh ketidaksiapan masyarakat dalam menerima perbedaan. Di sinilah pentingnya membangun kesadaran kolektif bahwa agama mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan keadilan.

Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menjadikan moderasi beragama sebagai program prioritas nasional. Ini menunjukkan bahwa moderasi bukan hanya isu moral, tetapi juga strategi kebangsaan. Tokoh agama, pendidik, tokoh masyarakat, dan media massa memiliki peran penting dalam menyebarluaskan pesan moderasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

Generasi muda sebagai penerus bangsa harus diperkuat dengan pemahaman agama yang mendalam namun tidak sempit. Pendidikan yang inklusif, kurikulum yang mendukung toleransi, serta keteladanan dari para pemimpin akan membentuk karakter anak bangsa yang beriman, terbuka, dan cinta tanah air.

Moderasi beragama adalah jembatan antara keimanan dan kebangsaan. Dengan menjadikannya sebagai pilihan sikap, kita turut menjaga keutuhan bangsa, menciptakan ruang dialog yang sehat antarumat beragama, dan membangun masa depan Indonesia yang damai dan bermartabat.